1. Mandoding Haleluya No. 338:1
Togu Ham ma au o Tuhan bai goluh dunia on.
Na gogoh do Ham parholong, togu au na galek on.
Roti surga, roti surga, in ma sipanganonkin, in ma hagoluhankin.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: 2 Korint 5:18
“Haganupan ai humbani Naibata do; ai Ia do padearhon hita Bani marhitei Kristus, anjaha ibere do bannami jabatan pardearan in.”

 

“Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
suatu ketika ada pasangan suami dan istri yang memiliki seorang anak. Seiring berjalannya waktu, anak tersebut tumbuh dan berkembang menjadi seorang anak yang cerdas, pemberani, dan mandiri. Hingga suatu ketika, anak itu melakukan kesalahan fatal, yaitu memperoleh barang/benda dengan cara tidak wajar yaitu membohongi orang lain serta mencuri mengatasnamakan orang tuanya. Sepandai-pandainya menutupi segala kebohongannya, akhirnya semuanya terungkap. Bukannya malu dan meminta maaf, ia malah memaki dan membentak orang tuanya yang telah mempermalukan dan tidak membelanya. Akhirnya, ayahnya mengambil sebuah keputusan, bahwa anak tersebut tidak lagi dianggap sebagai anggota keluarga mereka. Ia diusir dan tidak diizinkan lagi bertemu dengan orang tuanya. Bertahun-tahun kedua orang tua ini tidak menjalin komunikasi dan hubungan sama sekali dengan anaknya. Hingga pada akhirnya, ibu tersebut jatuh sakit. Sangat parah sakitnya, hingga ia berada pada kondisi yang kritis. Di tengah kondisinya itu, ia menyampaikan permintaan terakhirnya kepada suaminya, sebelum ia meninggal, yaitu dengan mendatangkan anaknya yang telah bertahun-tahun tidak ia jumpai. Suaminya pada awalnya tidak menerima permintaan ibu tersebut. Tetapi karena ia juga sudah tidak tahan melihat kondisi istrinya yang sangat memprihatinkan, akhirnya ia mengiyakan permintaan istrinya tersebut. Setelah berhasil mencari anak mereka, mereka bertiga berkumpul di ruangan tempat ibu tersebut dirawat. Dengan nafas tersengal-sengal, ibu itu menangis dan memohon agar suami dan anaknya bisa kembali hidup bersama, serta melupakan semua kejadian yang lalu. Mereka bertiga menangis sambil berpelukan, serta mengiyakan permintaan ibu tersebut. Tidak lama setelah itu, ibu tersebut meninggalkan mereka berdua. Akhirnya, bapak dan anaknya tersebut bisa hidup berdampingan dan damai kembali.

 

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
apa yang telah Tuhan Yesus lakukan bagi kita memang tidak bisa disejajarkan dengan apa yang telah dilakukan ibu tersebut di atas terhadap suami dan anaknya. Tetapi, seperti itulah gambaran tentang misi Tuhan Yesus datang ke dunia ini. Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat di Korintus bahwa bukan kita yang mendamaikan Allah yang sedang marah itu dengan diri kita sendiri. Melainkan, Ia yang telah mendamaikan kita dengan diriNya, dan melakukannya dengan perantaraan Kristus. Pekerjaan pendamaian itu diwariskan Tuhan kepada rasul Paulus dan kita semua warga GKPS, sehingga kita pun saat ini harus hidup sebagai pembawa dan pengusaha perdamaian.

 

Sedikit meluas dari situ, pada akhir bulan Juni yang lalu, Presiden Joko Widodo mengadakan kunjungan resmi ke Ukraina dan Rusia. Keduanya dilakukan untuk bertemu dan berbicara langsung dengan Presiden Zelenskyy dan Presiden Putin. Selain mengundang kedua kepala negara dalam KTT G20 bulan November 2022 di Bali, Presiden Joko Widodo juga menyerukan kepada kedua kepala negara tentang pentingnya penyelesaian damai dan spirit perdamaian tidak boleh pernah luntur. Ia juga menawarkan diri untuk membawa pesan dari Presiden Zelenskyy kepada Presiden Putin di Rusia, dan sebaliknya. Dari sini kita bisa belajar bahwa perdamaian itu harus diusahakan, karena ia tidak bisa datang dengan sendirinya.

 

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ada berbagai bentuk pelayanan di tengah-tengah Gereja. Salah satunya adalah mengusahakan perdamaian. Hal ini kita lakukan karena meniru karakter Kristus, yang telah mendamaikan umat manusia dengan Allah, dengan cara menyerahkan nyawaNya menjadi tebusan bagi dosa seluruh umat manusia. Kolose 1:20 mengatakan, “dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.” Mengusahakan perdamaian adalah pertanda bahwa kita ini anak-anak Allah, seperti yang tertulis dalam Matius 5:9, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 19:1
Damei do niMu bereon, Jesus bani bangsaMu.
TonduyMu do pasaudkon, hata bai jabolonMu.
Na doyuk janah masombuh, au seng patut rongkon Ham,
Tonduy Na Pansing ma suruh ‘se gogoh manombah Ham.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS