1. Mandoding Haleluya No. 227:1-2
Jesus Parmahan in isuruh Naibatanta.
Manogu jolma in marhitei humbai hata.
Na sintong na bujur bai hagoluhan in.
Tapuji Goran-Mu ibaen Kuria-Mu.
Ondos do hata-Mu bai ganup susian-Mu,
ase sidea rup gabe parhiteian-Mu.
Lao pararatkon in hu sab dunia on;
Harajaon-Mu in, lambin bolag tongtong.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Johannes 10:10
“Roh pe panangko, pitah na laho manangko, na manayati ampa mangagou do hansa. Roh do Ahu ase dong hagoluhan bani sidea, anjaha marlobih-lobih.”
“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
konsep hidup dalam segala kelimpahan biasanya dihubungkan dengan berkat. Berkat merupakan prioritas utama sebagian orang percaya. Berkat diartikan secara sempit merujuk pada hal-hal materialistis, karena pemahaman tentang hidup dalam kelimpahan itu begitu minim, sehingga tidak dipahami dengan baik. Ada sebagian orang percaya karena dipengaruhi oleh ajaran teologi kemakmuran yang mengatakan mengikut Tuhan akan diberkati dengan kekayaan materi, sehingga orang datang ke gereja tidak lagi fokus pada ajaran Kristus, tetapi fokus pada berkat secara jasmani. Memang betul bahwa kita harus memahami dengan baik apa yang disebut Tuhan Yesus sebagai hidup dalam kelimpahan, seperti yang disebut dalam ayat harian ini.
Dalam Injil Yohanes 10:10 ada dua kata penting yang harus dipahami, yakni kata “ζωὴν” (Zoen= hidup) dan kata “περισσὸν” (Perison= berkelimpahan). Ketika Yesus mengatakan, “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup,” di sini sebenarnya yang dimaksud adalah hidup yang bukan ditawarkan oleh dunia, tetapi kehidupan ilahi yang diberikan Bapa kepada-Nya. Kehidupan yang ditawarkan oleh Allah Bapa adalah kehidupan kekal. Tuhan Yesus sendiri menyatakan bahwa Ia sendiri yang berasal dari kekekalan. Kita dapat bertanya dari pernyataan Yesus ini, “Mengapa Yesus menawarkan hidup?” Ternyata secara jasmani manusia itu hidup, tetapi secara rohani manusia itu mati. Oleh karena itu, alasan Yesus menawarkan “hidup” adalah supaya manusia yang mati “rohnya” dihidupkan kembali untuk bersekutu dengan Allah. Ketika manusia mau memiliki “hidup,” maka ia harus datang kepada Yesus (Yohanes 5:40). Kalau kita telah menerima Kristus, itu berarti kita sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup (Yohanes 5:24).
Sedangkan kata “περισσὸν” (Perison= berkelimpahan), di sini bukan merujuk pada kekayaan namun melimpah dengan “ajaran, kasih, dan kebenaran.” Kelimpahan bukan diartikan sebagai sebuah kesenangan, kenikmatan dunia, atau hal yang sifatnya sementara. Tetapi melimpah yang dimaksud adalah ketika orang tersebut melimpah dengan ajaran, kasih, dan kebenaran. Hidup berkelimpahan adalah hidup yang saling mengenal antara orang percaya dengan Kristus seperti seorang gembala dan domba. Ada suatu ikatan kepercayaan ketika gembala berjalan di depan mereka, mereka tidak takut dan tidak tersesat. Karena Kristus tahu membawa orang percaya ke tempat yang benar. Hidup berlimpah artinya hidup harus dituntun oleh Kristus. Kita juga dapat menerjemahkan hidup berkelimpahan yaitu dengan mengerti siapa yang memimpin kita.
Jika pencuri yang menuntun kita, maka pasti orang percaya itu akan binasa. Tetapi ketika Yesus yang memimpin, pasti kita memiliki hidup yang berkelimpahan. Pencuri yang dimaksud dalam ayat harian ini adalah sebuah kiasan yang merujuk kepada Iblis. Ketika Iblis mencuri dengan satu motivasi yang negatif agar orang percaya tidak lagi mendengar suara sang gembalaNya (Kristus) yang menuntun mereka untuk kembali pada citra aslinya, yaitu melakukan kebenaran. Ternyata Iblis dalam hal ini berkompetisi untuk mengambil orang percaya dan memisahkan mereka dari Kristus. Kita juga dapat menerjemahkan bahwa pencuri sebenarnya adalah orang yang melanggar perintah Allah (Markus 10:19). Mereka juga suka mengajar tetapi mereka tidak memperhatikan diri mereka dan tidak melakukan apa yang mereka ajarkan (Roma 2:21). Karena fokus pencuri hanyalah mencuri dan membinasakan.
Hidup dalam segala kelimpahan adalah perjalanan iman orang percaya mengenal Kritus. Karena Kristuslah yang mempunyai kehidupan yang berlimpah. Memiliki hidup dalam segala kelimpahan harus memiliki Kristus dalam hidup kita. Kehidupan yang penuh kelimpahan bukan hanya berbicara masalah materi, namun kelimpahan yang sesungguhnya adalah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, tinggal dalam Firman-Nya, dan mematikan keinginan daging, itulah kehidupan yang penuh kelimpahan yang sesungguhnya. Meninggalkan Kristus sama artinya dengan meninggalkan sang sumber segala kehidupan yang penuh kelimpahan. Tidak taat kepada-Nya berarti sama halnya dengan tidak percaya kepada-Nya. Jadi, jika ingin hidup dalam segala kelimpahan maka harus taat dan percaya kepada Kristus Sang pemberi kehidupan, sehingga Ia akan mengerjakan itu di dalam batin (hati) kita. Amin.
5. Mandoding “Tuhan Adalah Gembalaku”
Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau.
Ia membimbingku ke air yang tenang, Ia menyegarkan jiwaku.
Ia menuntunku ke jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman.
Aku tidak takut bahaya sebab Engkau besertaku.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS