Ibadah Harian Keluarga GKPS
Rabu, 17 Agustus 2022
- Mandoding Haleluya No. 376:1-2
Tarbogei sorani Tuhanta, bai haganupan bangsa in.
Ise na manggalangkon diri, laho mangkopkop ganup in.
Hita ale, sai sirsir bei, iparburu pe, pos uhurmu, bai Naibata.
Sai ra ma hita manaksihon, holong ni Jesus Tuhan in.
Sai saud maluah do ibahen ganupan na porsaya in.
Hita ale, sai sirsir bei, iparburu pe, pos uhurmu, bai Naibata.
- Tonggo
- Ayat Harian: 1 Petrus 1:3-4
“Pinuji ma Naibata, Bapa ni Tuhanta Jesus Kristus, na dob manubuhkon hita paduahalihon, domu hubani banggal ni idop ni uhur-Ni, marhitei parpuhoon ni Jesus Kristus humbani na matei, ase marpangarapan na manggoluh hita, ase banta siteanon na so ra seda, na so martikas, na so ra melus, na sinimpan banta i nagori atas.”
“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.”
- Renungan
Horas! Merdeka! Jemaat Tuhan,
hari ini kita merayakan hari ulang tahun ke-77 kemerdekaan Republik Indonesia. Kemerdekaan yang kita raih itu adalah sebuah anugerah, yang diberikan Tuhan kepada kita melalui perjuangan para pejuang bangsa melawan penjajah. Kemerdekaan itu adalah berkat dan rahmat dari Tuhan. Ada rahmat yang mendahului kemerdekaan. Hal itu sangat jelas dituliskan di dalam alinea ketiga Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.” Kemerdekaan itu menandakan bahwa bangsa Indonesia telah bebas dari penjajahan dan menjadi pemilik atas dirinya sendiri.
Demikianlah halnya dengan kekristenan. Jauh sebelum peristiwa bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya dari penjajah pada tanggal 17 Agustus 1945, umat manusia di bumi ini telah lebih dahulu dimerdekakan oleh Allah melalui kebangkitan Yesus Kristus. Melalui peristiwa itu, umat manusia bebas dari dosa dan maut dan Tuhan menjadi pemilik atas kehidupan manusia. Di samping itu, kemerdekaan dalam kekristenan adalah juga pemberian kehidupan yang penuh pengharapan, yaitu menerima hidup yang kekal di sorga. Hal ini seharusnya tidak lagi membuat manusia hidup dalam penjajahan atas dosa dan kuasa Iblis.
Maka melalui ayat harian hari ini, kita diajak untuk memuji Tuhan yang telah memberikan kemerdekaan itu kepada kita. Saat kita memuji dan mengingat Tuhan dengan semua itu, maka pandangan serta tujuan kita adalah kepada hidup yang kekal, yaitu sorga, yang disediakan-Nya bagi kita. Inilah yang menjadi pemberian-Nya kepada kita, sehingga karena mengingat inilah maka kita tidak lagi membiarkan hidup kita untuk dikuasai oleh Iblis. Demikian jugalah kita seharusnya memahami bahwa kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diberikan Tuhan kepada kita 77 tahun yang lalu, membuat kita menjadi warga negara Indonesia yang bertanggung jawab untuk berbuat sesuatu hal yang positif bagi negara ini, seperti misalnya: memberantas radikalisme, ikut menjaga lingkungan tempat tinggal atas perubahan iklim, serta tidak membiasakan dan membenarkan membuang sampah tidak pada tempatnya. Amin.
- Mandoding Haleluya No. 400:1-2
Tuhanku Jesus Kristus, parmahan na hun surga.
Simada harajaon i surga pakon dunia.
Simada harajaon i surga pakon dunia.
Holong ni Jesus Kristus, usih songon bah tubuh.
Lamlam torsuk inumon, bai uhur na horahan.
Lamlam torsuk inumon, bai uhur na horahan.
- Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS