Ibadah Harian Keluarga GKPS
Kamis,18 Agustus 2022
- Mandoding Haleluya No. 327:1
Marpangusandeian bani Tuhan in, puji sai pasangap ma goran-Ni in.
Monang halani hatani Tuhan in, mangarapkon parpadanan in.
Sai mangarap bani padan ni Tuhanta Jesus Kristus.
Sai mangarap ma hita bai partobusan-Ni in.
- Tonggo
- Ayat Harian: Maleaki 3:17
Jadi Ahu ma simada sidea,” nini Jahowa Zebaot, “bani ari na sihol marlulu ai Ahu, anjaha idopan-Ku ma sidea, songon sada halak na mangidopi anakni, na mambalosisi.
Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia
- Renungan
Jemaat Tuhan,
Dalam perjalanan kehidupan ini, tanpa sadar kita sering memperbandingkan diri kita dengan orang lain, bahkan apa yang dimiliki atau dilakukan oleh orang lain, acap kali kita bandingkan dengan apa yang kita miliki dan apa yang kita lakukan. Ada 2 konsekuensi memperbandingkan diri kita dengan orang lain, misalnya saat kita melihat orang lain lebih dari kita, hal itu dapat menjadi motivasi bagi kita untuk berbuat yang lebih baik lagi, tetapi sebaliknya dapat menjadi sesuatu yang membuat kita tidak nyaman, gelisah dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Agaknya kondisi seperti itu pernah juga dialami oleh bangsa Israel yang mengalami kebingungan. Kebingungan ini berawal dari cara mereka memperbandingkan hidup mereka dengan yang lain. Mereka benar-benar taat beribadat kepada Allah, namun mereka tidak melihat perbedaan kehidupan(keadaan) antara mereka dengan orang yang tidak beribadat kepada Allah, hampir sama saja. Sisi lain mereka juga tidak mengalami nilai “plus” sebagai upah dari kesetiaan dan kepatuhan mereka kepada Allah. Akhirnya sikap memperbandingkan itu membawa mereka kepada suatu sikap bahwa tidak ada bedanya orang fasik dengan orang tidak fasik (baik). Lalu dalam situasi kebingungan itulah, Maleaki datang memberi sebuah peneguhan kepada umat Israel, bahwa mereka akan menemukan nilai “plus” seperti yang mereka harapkan, karena mereka hidup dalam takut pada Allah, dan menjaga hubungan dengan-Nya melalui peribadatan mereka. Inilah yang dituliskan dalam nas kita hari ini.
Jemaat Tuhan,
Lalu apa yang dikatakan Maleaki untuk menjawab kebingungan dan kegalauan bangsa itu? Diawali dengan kondisi kepemilikan yang akan dinikmati oleh bangsa-Nya. Bahwa ketika mereka tetap setia memperlihatkan dan menghidupi iman dalam peribadatan, dan menjaga juga hormat pada-Nya, maka yang menjadi janji dan jaminan Allah kepada mereka adalah bahwa mereka akan menjadi milik kesayangan Allah. Ternyata kalimat ini menjawab kebingungan bangsa itu, dengan menegaskan bahwa mereka akan menjadi milik-Nya. Tentu milik disini tidak hanya sekadar memiliki, tetapi lebih dari itu, siapapun yang tetap hidup dalam takut pada Allah akan membawa mereka kepada kondisi kedamaian dan kenyamanan. Allah semesta alam menjamin bahwa hidup mereka jauh lebih baik dari hidup orang fasik seperti yang mereka saksikan, dan bahwa Allah juga yang akan memberikan keselamatan bagi bangsa-Nya. Lalu kalimat itu semakin disempurnakan dengan mengatakan bahwa Allah akan mengasihi mereka, seperti seseorang yang melngasihi anaknya yang melayani dia. Kepemilikan itu juga menghasilkan hubungan antara bapa dengan anak. Tentu seorang bapa akan memberikan kasihnya kepada anak secara total, karena sejatinya tidak ada seorang bapa yang tidak menyatakan totalitas kasih kepada anaknya, dan gambaran seperti itu yang dinyatakan Allah kepada bangsa-Nya melalui Maleaki, bahwa Ia mengasihi orang-orang yang takut pada Dia.
Jemaat Tuhan,
Secara sederhana nas ini mengajarkan kita bahwa: Allah senantiasa memperhatikan orang yang takut pada-Nya, yang dikasihi-Nya, dan mereka akan menerima bukti kasih Allah dalam hidupnya, inilah poin yang membedakan orang yang beridabah pada-Nya dengan orang-orang fasik. Benar bahwa janji Allah mungkin tidak sesegera seperti yang kita harapkan dapat terwujud. Tetapi hal itu justru menguji kesabaran dan ketekunan kita di dalam Allah, dan ini juga merupakan proses yang harus kita jalani dan lewati. Sepanjang kita tahan uji dan tahan menjalani proses dengan tetap setia kepada-Nya, maka kita akan menerima janji Allah yang mengasihi kita. Maka marilah kita tetap sabar dan tahanlah sebab semuanya itu merupakan proses pematangan iman kepada-Nya, dan kelak, kita akan pasti menikmatinya. Amin.
- Bernyanyi Kidung Pujian “ ’Ku mau cinta Yesus selamanya”
‘Ku mau cinta Yesus selamanya, ‘ku mau cinta Yesus selamanya.
Meskipun badai silih berganti dalam hidupku, ‘ku tetap cinta Yesus selamanya.
Ya Abba Bapa ini aku anak-Mu layakkanlah seluruh hidupku
Ya Abba Bapa ini aku anak-Mu, pakailah sesuai dengan rencana-Mu
- Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa kami
Departemen Persekutuan GKPS