
1. Mandoding Haleluya No. 348:1
Sauhur sapanriah ma, ganup kuria in.
Marhasadaon nadear, ibagas Tuhan in.
Riap ma hita haganup, mamuji Tuhan rup.
Mardamei marsiurupan, marsihaholongan.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 3 Musa 19:17
“Seng bulih ho mardomdom bani hasomanmu ibagas uhurmu; maningon pasingatonmu do hasomanmu, ase ulang mardousa ho halani ia.”
“Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
pada suatu kebaktian Minggu di gereja, seorang Pendeta mengkhotbahkan tentang karunia-karunia rohani yang dianugerahkan Tuhan kepada setiap orang percaya. Seusai ibadah, seorang anggota jemaat perempuan datang menghampiri Pendeta tersebut di depan pintu gereja dan berkata, “Pendeta, saya yakin saya memiliki karunia dan telenta “mengkritik” seseorang.” Pendeta kemudian menjawab, “Apakah ibu masih ingat seorang tokoh yang memiliki satu talenta yang disebutkan Yesus dalam perumpamaan-Nya tentang talenta dalam Alkitab?” “Oh, ingat sekali, pak Pendeta,” jawab ibu tersebut. “Ya, dia pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menguburkan uang tuannya, bukan?” Lalu dengan tersenyum sinis, Pendeta tersebut berkata, “Pergilah dan perbuatlah demikian!”
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
apabila kritik tidak disampaikan kepada seseorang dengan berlandaskan kasih dan didasari keinginan yang tulus untuk menolong, maka kritik semacam itu dapat menjadi sesuatu yang bukannya membangun tetapi justru menghakimi dan bersifat merusak. Dalam nas hari ini kita diingatkan Tuhan, ”Engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia.” Firman ini didahului dengan peringatan tentang dosa penyebaran fitnah dan kebencian kepada sesama. Oleh karena itu, selaku umat Allah kita harus berhati-hati dan bersikap bijaksana dalam melancarkan kritik ataupun menegor seseorang, karena bisa saja motivasi kita justru bukan untuk membangun, tetapi sebaliknya merusak dan menjatuhkan. Ada banyak orang dengan bangganya mengkritik seseorang, baik secara langsung maupun lewat media sosial, tetapi bukan dengan keinginan yang tulus untuk menolong melainkan menjadi kesempatan untuk menyalurkan kebenciannya terhadap orang tersebut. Bukan untuk mengangkat seseorang dari lumpur dosa tetapi justru menjadi seorang yang turut mendatangkan dosa bagi dirinya sendiri.
Menegur dan mengingatkan sesama atas kesalahannya adalah tugas seorang Kristen. Namun hal itu harus dilakukan dengan benar agar tidak jatuh ke dalam dosa. Kita harus benar-benar dipimpin oleh Roh Kudus agar kita dapat dengan bijaksana memutuskan apakah kita perlu mengkritik dan menegur seseorang atau kritik dan teguran kita tidak diperlukan baginya. Untuk itu dalam menegur atau mengkritik seseorang kita harus terlebih dahulu menanyakan kepada diri kita tiga pertanyaan penting, yaitu: Apakah saya digerakkan oleh keinginan untuk menolong orang lain? Apakah saya punya keinginan untuk menegurnya dengan tulus dan penuh dengan kasih? Apakah saya melakukannya demi kebaikan dan sesuai perintah Tuhan, atau meluapkan kegemaran dan hobi saya untuk mengkritik? Jika tujuan kita untuk menolong, mengasihi, dan melakukan kehendak Tuhan, maka tegurlah dan kritiklah. Namun, jika tidak lolos dari tes ini, maka lebih baik diam saja daripada mendatangkan dosa bagimu. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 220:1
Nasiam ganup hasoman, ringgas bei martangkap tangan,
lao mardingat Tuhan in.
Nini Jesus do ijia: on do titah ibannima:
Marsihaholongan in.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS