1. Mandoding Haleluya No. 339:1+4
Jesus haposanku, Ham ma hasomanku.
Ulang au tarpunjung, seng dong hasomanku.
Jesus haposanku, hasomani ahu.
Ham ma hasomanku, bai pardalananku.

Ham paridop uhur bai ganup pardousa,
darohMu madurus, baen tobus ni dousa.
In do na margogoh mamintori jolma,
Ham paridop uhur bai ganup pardousa.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Galatia 1:4-5
“na dob mamberehkon diriNi halani dousanta, laho paluahkon hita humbani dunia sisonari, na jahat on, mangihutkon uhur ni Naibata Bapanta. Bani ma hasangapon ronsi sadokah ni dokahni. Amen.”

“yang telah menyerahkan diriNya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita. BagiNyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
di negara Indonesia, ada batasan umur apakah seseorang yang melanggar hukum harus ditahan atau tidak. Seseorang yang berumur di bawah 14 tahun bisa lolos dari jeratan hukum atas pelanggaran yang dilakukannya, dikarenakan usianya masih tergolong kepada anak-anak. Walaupun bersalah, anak di bawah usia 14 tahun akan divonis untuk diserahkan kepada orang tua, wali, atau pihak yang berwenang untuk itu. Artinya, orang tua atau walinya akan menjadi penjamin dari anak tersebut, serta memastikan bahwa anak tersebut tidak melakukan kesalahan yang serupa di kemudian hari. Beberapa kali dalam berita juga bisa kita lihat, bahwa jika ada tawuran antar siswa SMP, SMA, atau STM, kemudian mereka ditangkap dan ditahan di kantor polisi, lalu polisi memanggil orang tua mereka dan membebaskan serta memulangkan mereka bersama dengan orang tuanya.

Inilah yang bisa menjadi gambaran tentang bagaimana Tuhan Yesus menjadi “penjamin” dan sekaligus “penebus” atas segala dosa-dosa kita, sehingga kita lepas dan bebas dari hukuman. Ini semua bukan karena keinginan kita atau kehebatan kita, melainkan karena kehendak Allah. Maksudnya, Allahlah yang berinisiatif dan berpartisipasi dalam melepaskan kita dari dosa-dosa. Apa sebabnya? Sebabnya adalah keterbatasan kita sebagai manusia, yang menunjukkan ketidaktahuan dan ketidakmengertian kita atas segala perbuatan jahat yang kita lakukan. Itulah mengapa Tuhan Yesus, pada saat Ia disalib, mengatakan, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Matius 23:34).

Maka sekarang, kita adalah orang-orang yang telah ditebus, dijamin, dilepaskan, dan dipulangkan oleh penyerahan diri Yesus Kristus, menurut kehendak Allah Bapa. Lalu, ada tindak lanjut untuk itu. Sebagai balasan atas penebusan dan penjaminan yang dilakukan Tuhan Yesus kepada kita, kita disuruh untuk menyerahkan tubuh kita, sebagai persembahan kita kepada Allah. Rasul Paulus menuliskan itu dalam surat Roma 12:1, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Ini pun adalah kehendak Allah dan Bapa kita. Oleh karena itu, saat kita menyerahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup kepadaNya, tetap kemuliaan itu hanya bagiNya, bukan bagi kita. Dengan kata lain, hidup kita ini adalah untuk memuliakan Bapa kita. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 251:1
Sonang do uhurhu ibaen Jesuskin, borit pe hutaron ijon;
Tenger do uhurhu bai Tuhanta in, ipasonang tongtong uhurhon.
Sonang do, sonang do ipasonang tongtong uhurhon.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS