1. Mandoding Haleluya No. 353:1-2
Marsora do Tonduy ni Tuhanta in. Gati lang itangar, itulak ham in.
Sai tanda dousamu sopotkon homa. Holong do atei-Ni isasap do in.

Marunduk ni uhur sopotkon ma in, pambaen mu na jahat ampa jungkatmin.
Ondoskon bai Jesus bulat dirimin, tongtong ma sai dingat pangkopkop-Ni in.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Jesaya 46:12-13
“Tangihon hanima ma Ahu, ale na hengkeng maruhur; hanima na ganggang humbani hapintoron. Domma Huboan hundohor hapintoron-Ku, seng be daoh, anjaha haluahon na hun Bangku seng dokah be. Bereon-Ku do haluahon bani Sion, ampa hamuliaon-Ku bani Israel.”

“Dengarkanlah Aku hai orang-orang yang congkak, orang-orang yang jauh dari kebenaran: Keselamatan yang dari pada-Ku tidak jauh lagi, sebab Aku telah mendekatkannya dan kelepasan yang Kuberikan tidak bertangguh lagi; Aku akan memberikan kelepasan di Sion dan keagungan-Ku kepada Israel.”

 

4. Renungan
Jemaat Tuhan,
banyak orang yang tidak siap menerima teguran apabila ia melakukan suatu kesalahan, alih-alih bertobat, untuk mengakui kesalahannya pun adalah sesuatu yang berat baginya. Sedikit yang memiliki jiwa legowo atau gentle untuk mengakui apa yang salah yang telah dilakukannya. Maka tidak heran bila seorang Ebiet G. Ade menuturkan dalam syair lagunya, “Mungkin Tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita, yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa,” yang secara sederhana lewat syair itu diungkapkan bahwa sebegitu susahnya kita mengakui kesalahan dan dosa kita, dan sikap ini membawa kita kepada suatu keadaan yang susah, karena ketenangan dan kenyamanan sejatinya hanya kita dapat saat kita berperilaku baik di hadapan Allah dan sesama, mengakui kesalahan dan keberdosaan kita, sehingga kita mendapatkan pengampunan dari pada-Nya.

Jemaat Tuhan,
hal itu juga yang ingin disampaikan dalam nas kita hari ini, bahwa latar belakang nas kita adalah kondisi bangsa Israel yang pada saat itu hidup dalam keberdosaan mereka, menyembah patung berhala, tidak setia kepada Allah, dan mengakibatkan pembuangan yang dialami mereka. Tentu dalam situasi itu, bangsa Israel mencari sosok yang mampu mengeluarkan dan melepaskan mereka dari situasi yang tidak menguntungkan itu. Lalu Allah melalui nabi Yesaya memberikan sebuah penguatan bagi bangsa itu, bangsa yang telah memperlihatkan pengkhianatan iman, bangsa yang telah durhaka dan mencari sosok allah lain bagi mereka. Dengan ketegasan-Nya, Allah memberikan brand kepada bangsa itu sebagai “bangsa yang congkak dan jauh dari kebenaran.” Bukan tanpa alasan Allah menyebut mereka seperti itu, karena sikap dan pembangkangan yang dilakukan oleh bangsa itu, bahkan mereka tetap melakukan dosa walaupun sudah berada dalam pembuangan, berpikir bahwa allah yang mereka sembah mampu melepaskan mereka dari pembuangan, dan melupakan sosok Allah yang sesungguhnya. Tapi melalui pesan yang disampaikan oleh nabi Yesaya, Allah menyatakan janji dan rancangan-Nya kepada bangsa itu. Allah merancangkan pembebasan bagi mereka, dan rancangan itu akan segera diwujudnyatakan. Mereka tidak akan berada dalam pembuangan lagi, karena Allah akan menyatakan kelepasan dan keagungan-Nya kepada bangsa Israel. Suatu janji dan rancangan yang menyadarkan bangsa itu, bahwa hanya Dia yang menjadi Allah bagi setiap orang. Teguran yang diberikan Allah kepada bangsa itu dengan mengirim mereka masuk kepada pembuangan hanyalah sebagian dari proses rancangan Allah, sehingga bangsa itu semakin paham dan menyadari bahwa tanpa Allah maka kehancuran akan menjadi bagian dari hidup mereka. Hanya Allah yang mampu mengeluarkan dan memberi mereka kehidupan yang penuh kelepasan. Di situlah letak kemuliaan dan keagungan Allah, dan tidak ada yang memiliki itu selain Allah itu sendiri.

Jemaat Tuhan,
belajar dari kisah bangsa Israel, kita diajak untuk melihat teguran itu dari perspektif Allah, bahwa ternyata teguran itu adalah merupakan proses dari rancangan karya Allah yang besar bagi umat yang berdosa. Allah juga mengharapkan kita tetap setia kepada-Nya dan memiliki iman yang teguh, sehingga kita tidak dengan mudahnya mencari sosok allah yang justru semakin membuat kita terpuruk dan jauh dari Allah yang sejati. Dan rancangan Tuhan adalah rancangan sukacita yang kelak akan membawa kita kepada kehidupan yang penuh dengan damai sejahtera. Maka, selamat menikmati setiap proses yang dikaryakan Allah dan kehidupan kita, dan tetaplah setia serta beriman dengan teguh kepada-Nya. Amin.

 

5. Mandoding “Bukan dengan Barang Fana”
Bukan dengan barang fana, Kau membayar dosaku.
Dengan darah yang mahal tiada noda dan cela.
Bukan dengan emas, perak, Kau menebus diriku.
Oleh segenap kasih dan pengorbanan-Mu.
‘Ku telah mati dan tinggalkan cara hidupku yang lama.
Semuanya sia-sisa dan tak berarti lagi.
Hidup ini kuletakkan pada mezbah-Mu, ya Tuhan.
Jadilah padaku seperti yang Kau ingini.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS