1. Mandoding Haleluya No. 281:1-2
Dob roh Jesus in, talar ma use kuasa-Ni in, ge holong-Ni pe
Ai Ia haposan, haporusan in ‘tor matei pe ahu, sonang uhurhin.

Dob roh Jesus in, martuah ganup na porsaya in, sonang do ganup;
Na so ra be magou na mangarap in, ganupan manggoluh itogu hujin.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Epesus 2:12-13
“Ijia sirang do nasiam humbani Kristus; i darat ni warga Israel do nasiam, seng marulih bani padan bagah-bagah, seng marpangarapan, anjaha seng adong Naibata bani nasiam i tanoh on. Tapi anggo sonari, ibagas Kristus Jesus do nasiam; anjaha daoh pe nasiam ijia, gabe ipadohor daroh ni Kristus do nasiam sonari.”

“bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
pada tanggal 13 Januari 1990, Tembok Berlin (Berliner Mauer) secara resmi dibongkar. Pembongkaran tembok tersebut sekaligus menjadi simbol penyatuan kembali kedua negara, yaitu Jerman Timur dan Jerman Barat. Negara Jerman terpisah karena perbedaan ideologi dan politik sejak tahun 1961. Namun demikian, ketika hari pembongkaran itu tiba, kedua masyarakat Jerman menunggu berseberangan di sisi tembok. Lalu pada saat tembok itu benar-benar runtuh, maka terjadilah peristiwa reuni yang mengharukan dari masyarakat kedua negara saudara tersebut.

Kondisi di atas mirip dengan pernyataan rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus yang kita baca hari ini. Rasul Paulus menjelaskan bahwa Tuhan Yesus Kristus telah meruntuhkan tembok penghalang yang besar, yaitu dosa dan kematian. Dengan sangat terperinci rasul Paulus menjelaskan bagaimana keadaan jemaat di Efesus sebelum menerima Kristus. Dalam Efesus 2:11-12 dijelaskan bahwa bentuk kehidupan jemaat Efesus dahulu yang tanpa Kristus menjadikan mereka tidak dapat menerima dan mengalami semua berkat-berkat dan pekerjaan Allah melalui Kristus. Karena mereka belum mengenal Kristus, maka mereka tidak termasuk ke dalam Kerajaan Allah dan mengalami suasana hidup yang penuh kasih dalam pemerintahan Allah, karena di dalam pemerintahan Allah telah disediakan hukum-hukum kasih dan hidup dalam keselamatan. Sebelum mengenal Kristus itu juga berarti bahwa mereka belum termasuk kepada perjanjian yang telah diikatkan Allah kepada umatNya, yaitu perjanjian kehidupan kekal seperti yang telah diikatkan Allah kepada umat Israel yang digenapi dalam Kristus Yesus. Bahkan disebutkan dengan jelas bahwa sebelum mereka hidup di dalam Kristus maka mereka tidak memiliki pengharapan bahwa suatu hari Allah akan menjadikan mereka umat-Nya dan akan tinggal bersama-sama dengan umatNya dalam kehidupan kekal.

Rasul Paulus menjelaskan ada tiga hal yang dilakukan Kristus di kayu salib, antara lain: pertama, membatalkan Hukum Taurat (Efesus 2:15); kedua, menciptakan satu umat yang baru (Efesus 2:15); dan ketiga, mendamaikan orang Yahudi dan non Yahudi, sehingga mereka menjadi umat kepunyaan Allah. Umat yang telah didamaikan Kristus adalah anggota Kerajaan Allah dan kawan sekerja Allah (Efesus 2:19). Oleh karena itu, dengan telah runtuhnya tembok pemisah dan kita menjadi kawan sekerja Allah, maka rasul Paulus menekankan pentingnya kesatuan tubuh Kristus. Meskipun ada perbedaan, namun tetap ada kerendahan hati untuk menjaga kesatuan tubuh Kristus agar tidak terpecah belah. Di dalam Kristus kita telah dilahir-barukan sebagai anak-anak Allah yang terikat dalam ikatan keluarga yang baru, yakni keluarga Allah. Di dalam satu Roh, kita semua baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum (susu) dari satu Roh (1 Kor. 12:13).

Oleh karena itu, dengan memahami makna ayat harian ini kita dapat mengaminkan perkataan Tuhan Yesus, “Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.” (Mat. 2:50). Dengan ini menjadi jelas bahwa sesuatu yang sudah didekatkan Kristus bagi kita telah menjadikan kita sebagai saudara laki-laki dan saudara perempuan Tuhan Yesus. Oleh karena itu, sebagai pembawa damai, kita harus bersedia meninggalkan pola kedaerahan dan kesukuan karena hal-hal itu akan menjadi sekat yang bisa memisahkan kita. Yang terbaik yang kita lakukan adalah menikmati kedekatan kita dengan Kristus dan sesama dengan merayakannya dengan sukacita setiap hari. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 394:1-2
Sai pasada Ham ma Tuhan, haganupan Kuria-Mu.
Ase tong irahut bani holong-Mu.
Janah sipangihut bai aturan-Mu.

Seng dong gogoh nami Tuhan, na galek do haganupan.
Togu Ham hanami, bani goluh on.
Ase ulang kahou, langkah nami on.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS