1. Mandoding Haleluya No. 1:1+3
Jahowa sihol pujionku, ai Ham do Naibata Sitompa au.
Sai suruh Tonduy-Mu hu bangku, mangajar au mamuji goran-Mu.
Marhitei-hitei Jesus Anak-Mu, ase dear dodingku hu Bamu.
Sai holong atei-Mu, Jahowa! Papandei au mamuji goran-Mu.
Sai ulang asal puas hata, ningon botul mamuji hu Bamu.
Ham Bapa, Anak pakon Tonduy-Mu, doskon na jongjong au i lobei-Mu.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Jeremia 1:7
“Tapi nini Jahowa ma dompak ahu, “Ulang ihatahon ho, ‘Poso ope ahu.’ Atap huja pe ho Husuruh, maningon laho ho, anjaha atap aha na Hutonahkon bam, ai do hatahononmu.”
“Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: “Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.”
4. Renungan
Jemaat Tuhan,
pemanggilan Yeremia yang dilakukan oleh Allah mempunyai keistimewaan bila dibandingkan dengan pemanggilan kepada yang lain. Dimana letak keistimewaanya? Karena pada saat pemanggilan, usia Yeremia masih dalam kategori muda, karena Yeremia dipilih saat berusia tidak lebih dari 20 tahun. Kondisi usia yang masih muda dan tidak pandai bicara menjadi alasan bagi Yeremia untuk bereaksi dan menolak panggilan yang diberikan kepadanya (ay. 6). Mengapa Yeremia menolak panggilan itu? Apakah alasan usia muda dan tidak pandai bicara menjadi alasan yang dapat dipertanggungjawabkan?
Jemaat Tuhan,
menurut Azri Agustin, M.Psi. (Psikolog Klinis Fakultas Psikologi Universita Gajah Mada), usia 20 tahun masuk dalam tahap Ouarter Life, yang mencirikan seseorang yang mengalami keraguan dengan kemampuan diri sendiri, tidak termotivasi dan mulai ada kekhawatiran atau cemas terhadap masa depan, mulai kecewa dengan pencapaian yang sudah didapat, mulai mempertanyakan tujuan hidup. Bila disandingkan dengan keberadaan bangsa Israel saat Yeremia dipanggil Tuhan, mereka adalah bangsa yang besar yang menyembah berhala, melupakan Allah, dan banyaknya nabi palsu yang mengajarkan bangsa itu akan hal yang tidak benar. Kondisi itu menjadi sebuah kondisi yang kompleks bagi Yeremia, dan ini yang menjadi alasan baginya untuk menolak panggilan Allah kepadanya. Tapi apa yang menjadi respons Allah? Nas kita menuliskan bahwa Tuhan berfirman kepadanya, “Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kau sampaikan.” Allah yang mempunyai kuasa atas segalanya, ternyata tidak memperlihatkan keotoriteran-Nya kepada Yeremia, Dia juga tidak langsung menghukum Yeremia atas reaksi Yeremia terhadap pemanggilannya, tapi justru Allah “menantang” kemilitanan Yeremia dalam hal pemanggilan ini. Artinya, Allah mencoba membawa pola pikir dan pola pandang Yeremia atas panggilan itu. Bahwa ini bukan berhubungan dengan usia dan kepandaian bicara saja, tetapi ini persoalan tentang Allah yang menyerahkan tanggung jawab kepadanya, dan Yeremia seharusnya memperlihatkan ketaatan dan kepatuhan atas panggilan itu sebagai wujud nyata militansi Yeremia kepada Allah.
Jemaat Tuhan,
panggilan yang dilakukan oleh Allah terhadap Yeremia juga kita terima pada hari ini, ada tanggung jawab yang diberikan Allah kepada kita, untuk menyatakan kebenaran akan firman-Nya di tengah-tengah kehidupan orang percaya pada saat ini. Ada saatnya kita mengalami rasa tidak percaya diri, menganggap diri tidak mampu, tetapi justru tanggung jawab yang diberikan Allah kepada kita untuk mengukur kesetiaan dan kepatuhan kita sebagai wujud militansi kepada-Nya. Maka jangan ragu, jangan takut, nyatakanlah kebenaran, walaupun banyak tantangan, sehingga semakin banyak jiwa yang merasakan Injil yang kita beritakan. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 299:2
Domma ipilih Tuhanta ge hita, lao manaksihon holong-Ni tongtong.
Domma isuruh Tuhanta ge hita, lao mangkatahon hata-Ni tongtong.
Laho ma hita misir ma hita, mangambilankon Tuhan parholong in.
Ase maluah homa hasomanta, gabe manggoluh bai Tuhanta in.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS