1. Mandoding Haleluya No. 453:1-2
Pitah Ham Tuhan, hatundalan na toguh.
Humbai ganup paruntolon na i tanoh on.
Bani haganup pardalanan, pitah Ham panjaga na gogoh.
Ondos ma Tuhan, hanai on nuan, ‘se torsa sadokah goluh on.

Tonduy Napansing, bere Ham bannami on.
Sai useihon Ham bai uhur nami ‘se sintong.
Ase dong pargogoh manlawan, kuasa ni dunia na bajan.
Ondos ma Tuhan, hanai on nuan, ‘se torsa sadokah goluh on.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: 1 Korint 15:43
“Tarsabur do ibagas hahirion, tapi ipapuho do ibagas hasangapon. Tarsabur do ibagas hagalekon, tapi ipapuho do ibagas hagogohon.”

“Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
dalam dunia pertanian, peternakan, atau perikanan, sering ditekankan bahwa benih yang unggul akan menghasilkan produksi yang berkualitas, walau terkadang hal itu juga bergantung pada faktor lain, misalnya kondisi cuaca, kesuburan tanah, atau kualitas pupuk dan pakan. Tapi yang pasti, tidak ada produksi dari pertanian, peternakan, atau perikanan yang berkualitas tanpa didahului oleh benih yang unggul. Jika dikaitkan dengan ayat harian hari ini, maka itu berbanding terbalik. Justru bibit yang ditaburkan adalah tidak baik. Namun hasil atau produksinya menjadi baik. Rasul Paulus mengatakan bahwa bibit yang ditaburkan adalah bibit dalam kehinaan dan kelemahan. Tapi hasilnya adalah dalam kemuliaan dan kekuatan.

Rasul Paulus di sini sebenarnya menekankan tentang perlunya memiliki pengharapan akan kebangkitan. Ia juga menekankan bahwa kebangkitan itu akan didapatkan manusia setelah melalui kematian. Lalu muncul pertanyaan di tengah-tengah umat, kebangkitan seperti apa nantinya yang akan terjadi? Atau, bagaimana nantinya orang-orang yang mati itu akan dibangkitkan? Inilah yang dijawab rasul Paulus dalam ayat harian kita hari ini. Bagi rasul Paulus, jenazah dari seseorang yang meninggal dan kemudian dikuburkan adalah jenazah yang dimasukkan ke dalam kehinaan. Disebut dalam kehinaan karena kenyataan bahwa manusia tidak dapat menantang datangnya maut. Tapi dalam kehinaan itu, Tuhan membangkitkannya dalam kemuliaan, yang berarti bahwa kepadanya diberikan kehormatan yang tidak tertandingi dalam dunia ini. Apa sebabnya? Sebabnya adalah karena melalui kebangkitan itu, maka ia akan menjadi bagian dari kemuliaan Kristus. Hal ini dituliskannya kepada jemaat di Filipi demikian, “yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuhNya yang mulia, menurut kuasaNya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diriNya.” Jadi, yang ditaburkan di dalam kuburan itu adalah tubuh jasmani yang dapat binasa. Sedangkan yang dibangkitkan adalah tubuh yang baru, yang tidak dapat binasa dan tidak dapat membusuk, tidak seperti tubuh jasmani lagi keadaannya, karena daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah, seperti yang dituliskannya dalam ayat 50 (pasal 15). Tidak hanya dalam kehinaan, tapi tubuh yang mati itu juga ditaburkan (dikuburkan) dalam kelemahan. Kelemahan adalah ciri dari semua keberadaan manusia. Tetapi kemudian, manusia dibangkitkan dalam kekuatan, yang adalah kekuatan Allah.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
adalah baik dan benar jika hingga saat ini kita tetap berharap dan mempercayai akan kebangkitan yang kita peroleh setelah kematian kita. Kepercayaan akan kebangkitan orang mati adalah kepercayaan yang tumbuh terhadap kebangkitan Tuhan Yesus. Dan setelah 119 tahun Injil di tanah Simalungun, kepercayaan akan kebangkitan Kristus dan orang mati adalah hal yang mutlak. Jika kita masih ragu tentang kebangkitan Kristus dan kebangkitan orang mati, maka pekerjaan pemberitaan Injil di tengah-tengah kita menjadi sia-sia, seperti yang rasul Paulus tuliskan dalam 1 Korintus 15:14, “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.” Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 219:1+3
Marmegah-megah hita on mamuji Naibata.
Ai idopni uhurNi do, na masuk bai uhurta in.
Mambaen nuan mardomu in, ijon sadari on, ijon sadari on.

Sai dingat hita on tongon, mambaen sangap tongtong.
Barita ni Tuhanta in, marhitei parlahounta in.
I lobei ni hasoman in, i atas tanoh on, i atas tanoh on.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS