1. Mandoding Haleluya No. 497:1-2
Holong ni Jesus manggomgom ganup kuria na patotapkon hasadaonta in.
Damei ni in ma manrahut paruhuranta, idop ni uhur batar-batarta in.
Damei ni in ma manrahut paruhuranta, idop ni uhur batar-batarta in.
Riap ma hita sauhur martangkap tangan, ibagas damei na humbai Tuhan in.
Marpangarapan tongtong bai horja ni Tuhan, hataridahan ni hasintongan in.
Marpangarapan tongtong bai horja ni Tuhan, hataridahan ni hasintongan in.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Galatia 6:7
“Ulang ma kahou nasiam, seng ra Naibata apasan! Ai ia in itidahkon halak, ai do sabionni.”
“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
salah satu kondisi dan semangat yang harus kita pertahankan sebagai bukti pengikut Kristus adalah tetap semangat (antusias) dalam mengasihi. Mengasihi itu tentu kita laksanakan tidak saja dalam perasaan tetapi dalam tindakan nyata dan sikap. Mengasihi adalah tindakan yang terus menerus melekat dalam diri kita dan menjadi ciri khas dan jati diri kita. Dalam perjalanan kehidupan umat percaya di Galatia, semangat untuk mengasihi pernah mengalami kemunduran. Jemaat Galatia, seperti yang dilihat oleh rasul Paulus, mengalami apa yang kita sebut, “mereka menjadi jemu dalam melakukan kebaikan.” Tidak terlihat dengan nyata kebaikan dan tindakan kasih yang mereka lakukan. Adapun yang menjadi penyebab dari keadaan ini adalah adanya perselisihan internal yang ada pada mereka, mereka saling mencari hormat dan saling menjatuhkan orang lain (Galatia 5:26). Ada juga di antara mereka yang menghakimi orang lain (Galatia 6:3-4). Dari semua keadaan ini, rasul Paulus dengan tegas memperingati jemaat Galatia supaya mereka tidak jemu-jemu berbuat baik (Galatia 6:9a) dan supaya mereka tidak menjadi lemah (Galatia 6:9b).
Untuk menjaga diri supaya tidak menjadi lemah dan jemu berbuat baik, maka melalui ayat harian ini rasul Paulus memberi nasehat kepada jemaat Galatia. Yang pertama yang dapat kita lakukan adalah menjaga pikiran dari kesesatan (Galatia 6:7). Hal ini merupakan pesan yang mendalam dari rasul Paulus tentang keadaan hati dan pikiran yang dapat dibawa dan dikelabui oleh “arus zaman.” Rasul Paulus melihat bahwa ada kesalahan berpikir secara konseptual dalam pemahaman jemaat Galatia. Dalam Galatia 6:6 disebutkan, “Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.” Dengan ayat ini, rasul Paulus melihat bahwa di jemaat Galatia ada yang tidak melibatkan diri dalam pelayanan melalui memberikan materi dalam pelayanan. Pemahaman mereka dalam memberikan persembahan dan bantuan materi dalam pelayanan menjadi tidak konsisten. Bahkan mereka menganggap mereka adalah orang yang mempunyai arti dalam jemaat (Galatia 6:3) padahal sebenarnya ia adalah orang yang meniupu dirinya sendiri. Untuk itu rasul Paulus mengatakan bahwa mereka harus menguji pekerjaannya sendiri. Untuk itu dengan tegas ia mengatakan, “Jangan sesat.” Sesat yang dimaksudkan adalah pemikiran dan sikap hidup yang mendustakan kebenaran Firman Allah. Apapun dalih dan pemahaman dari jemaat Galatia, dengan tegas disebut bahwa Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Kata “dipermainkan” (bahasa Simalungun: apasan) secara hurufiah berarti “diolok-olok” (bahasa asli: mykterizo, bdk. 1 Raja-raja 18:27; 2 Raja-raja 19:21, 2 Tawarikh 36:16).
Dalam praktik hidup jemaat Galatia, rasul Paulus dengan tegas mengatakan bahwa “keengganan mendukung pemberitaan firman secara finansial dan material merupakan penghinaan (olok-olok) terhadap Allah.” Dengan demikian rasul Paulus secara tegas mengatakan bahwa kebenaran Firman Allah adalah yang terutama dan tidak dapat digagalkan oleh pemahaman apapun. Perbuatan mengasihi harus menjadi yang utama dan terpenting dan jangan mengolok-olok atau mempermainkan Allah.
Yang kedua, yang diingatkan rasul Paulus, adalah mengingat konsekuensi yang serius dari sikap “mempermainkan” (mengolok-olok) Allah. Dalam ayat harian ini disebut, “Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” Merujuk dari Galatia 6:8, pernyataan ini dipertegas bahwa yang menuai dalam daging akan menuai kebinasaan. Karena dengan tegas dijelaskan Paulus bahwa ketidakbersediaan mereka dalam mendukung pelayanan secara finansial dan materi adalah buah dari keadaan rohani mereka. Sebenarnya menurut rasul Paulus, keengganan mereka itu adalah karena mereka belum menerima Kristus sepenuhnya (Gal. 5:24) dan mereka belum memberi diri dipimpin oleh Roh (Gal. 5:25). Karena bagi yang menerima Kristus dan yang dipimpin oleh Roh pasti akan menghasilkan buah Roh (Gal. 5:22). Oleh karena itu, yang menabur dalam roh maka mereka akan menuai dalam roh, yaitu kehidupan kekal bersama Tuhan. Dengan demikian, melalui ayat harian ini diberikan bagi kita bahwa di dalam Kristus dan di bawah tuntunan Roh Kudus kita akan semakin suka melakukan perbuatan kasih dan menuai segala berkat Tuhan dari tindakan dan sikap iman yang baik. Mari terus mengasihi dan jangan jemu-jemu untuk berbuat baik. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 248:1-2
Huhaholongi Ham gogohku, huhaholongi Ham tongtong.
In ma marhitei pambaenanku, humbani gok ni uhurhon.
Ai Ham do manondangi au, ronsi na matei au.
Huhaholongi Ham goluhku, ai Ham do hagoluhankin.
Ningon tongtong Ham pujionku, au na sinondangan-Mu in.
Holong mamitah uhurhin, Bamu o Jesuskin.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS