1. Mandoding Haleluya No. 205:1+6
Hata ni Jahowa Sipadamei jolma hagoluhan in.
In malas ni uhur, na mangapoh uhur na marhoru in.
Gogoh ni Naibatangkin, paluahkon na porsaya humbai ganup dousa.
In nuan onjolan na totap manahan sadokahni in.
In hajongjonganku, in pangajamanku hagoluhankin.
Sai totap ma gogohkin mangirikkon bai hata-Ni lao pasaud rosuh-Ni.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Parambilan 12:13
“Pangibulan ni haganup na dob binogei ai, “Habiari ma Naibata, anjaha dalankon ma titah-Ni, ai do hawajiban ni ganup jolma.”
“Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.”
4. Renungan
Jemaat Tuhan,
kitab Pengkhotbah adalah salah satu kitab yang membicarakan hal yang berkaitan dengan hikmat. Ada 3 (tiga) kitab dalam Perjanjian Lama yang memiliki fokus tentang hikmat, yaitu: Amsal, Ayub, dan Pengkotbah. Salah satu yang menjadi ciri khas dari kitab Pengkhotbah adalah ungkapan Pengkhotbah yang menekankan bahwa, “Segala sesuatu adalah sia-sia” (Pengkhotbah 1:2). Lalu dalam mengakhiri kitabnya, Pengkhobah menekankan cara atau pola hidup umat manusia yang seharusnya dilakoni atau dihidupi. Pola hidup yang bagaimana yang seharusnya dilakukan?
Jemaat Tuhan,
penulis Pengkhotbah menekankan bahwa, “takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.” Takut akan Allah adalah sebuah sikap yang memperlihatkan ketaatan, rasa hormat, dan ketundukan manusia kepada Allah. Agaknya penulis Pengkhotbah menekankan bahwa hal yang terutama, yang menjadi prioritas sikap dari manusia adalah takut akan Allah. Mengapa harus takut akan Allah? Karena Allah adalah sumber segalanya, sumber kehidupan, dan sumber berkat bagi setiap manusia. Sebagai wujud penghormatan manusia kepada Allah, maka hal yang terpenting yang seharusnya dilakukan adalah takut akan Dia. Ini bukan menunjukkan sikap takut dari segi negatif, seperti kita menghadapi seorang yang jahat, yang seharusnya dihindari. Tetapi kata takut di sini justru membawa kita kepada sebuah sikap yang tetap memperlihatkan kedekatan dan rasa hormat serta kagum kita kepada-Nya. Hal ini justru mendorong setiap umat percaya rindu dan tetap menjalin kedekatan kepada Allah.
Lalu hal yang berikutnya yang dituliskan oleh Pengkhotbah adalah bahwa rasa takut pada Allah direalisasikan dengan hidup berpegang pada perintah-perintah-Nya. Kehidupan orang yang takut pada Tuhan tidak akan pernah terlepas dari sikap yang taat dan berpegang pada perintah-Nya. Bahwa umat yang memperlihatkan rasa hormat kepada-Nya sejatinya adalah umat yang selalu melakukan perintah-Nya. Artinya, mau mengambil sebuah langkah iman untuk melakukan apa yang Tuhan katakan dan kehendaki dalam hidup umat-Nya. Umat yang takut akan Tuhan pasti rindu melakukan kehendak Tuhan. Apapun yang Allah katakan, bagi umat manusia itu adalah sesuatu yang paling bernilai dan sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar oleh karena perkataan itu berasal dari mulut Allah sendiri. Jadi, takut akan Tuhan berarti hormat yang mendalam kepada Tuhan serta kehendak-Nya, dan ketaatan kepada Tuhan serta kehendak-Nya berjalan beriringan satu dengan yang lain.
Jemaat Tuhan,
untuk kedua hal tersebut di atas, takut akan Allah dan berpegang pada perintah-Nya, lalu oleh penulis Pengkhotbah dikatakan bahwa itu adalah kewajiban setiap orang. Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus kita lakukan dengan penuh tanggung jawab. Sedangkan tanggung jawab adalah keadaan untuk wajib menanggung segala sesuatunya (KBBI). Lalu, siapa yang menjadi subjeknya? Firman Tuhan menuliskan bahwa setiap orang yang menjadi subjeknya. Itu artinya bahwa takut akan Allah dan berpegang pada perintah-Nya adalah kewajiban kita semua, kewajiban ibu, bapak, anak, dan setiap umat yang ada di dunia ini. Dan ini adalah bentuk atau respons bahwa kita telah menerima karya keselamatan yang diberikan Tuhan kepada kita. Maka marilah kita bersama-sama melakukan kewajiban kita kepada Allah. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 145:3-4
Horjahon bujur hata-Ni ganup,
sai monang jojor baenon-Ni ganup.
Ai Ia do Raja na monang tongtong,
patitir pe bala manginsurut tong.
Holong atei-Mu Tuhan Naibata,
pasaud hata-Mu tumpaki homa,
haganupan horja ni jabolon-Mu;
Martuah homa ma baen Ham jolma on!
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS