1. Mandoding Haleluya No. 9:1-2
Tuhan Naibata, sai parorot Ham.
Daging pakon tonduy nami, in ma na pinindonami
sai pajorgit Ham, ganup hanai on.

Jesus Ham botul, Raja na bujur;
Ham paluah tonduynami, humbai pardousaonnami;
Pasu Ham tongtong, ganup hanai on.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Galatia 4:3-5
“Sonai do homa hita: Sadokah danak hita, iparjabolon kuasa ni unsur-unsur ni dunia on do hita. Tapi dob gok panorangni, isuruh Naibata ma Anak-Ni, tubuh humbani naboru, ginomgoman ni titah, ase itobus na ginomgoman ni titah in, ase ijalo hita hak haanakon.”

“Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia. Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita menjadi anak.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Rasul Paulus menjelaskan kepada jemaat Galatia bahwa orang yang percaya kepada Kristus akan menjadi anak-anak Allah karena imannya kepada Kristus dan dibaptis dalam nama Yesus. Kemudian anak-anak Allah juga diminta dan berperilaku dengan mengenakan dan meneladani Yesus. Kehidupan sebagai anak-anak Allah mengalami transformasi hidup dari “hidup lama” ke “hidup baru.” Dan sekarang, anak-anak Allah telah mengalami kesatuan dan kesamaan dalam Kristus. Tidak ada lagi perbedaan, semuanya menjadi satu dalam Kristus.

Sebagai anak, kita adalah ahli waris Kerajaan Allah. Hidup sebagai ahli waris harus melalui proses pendewasaan. Paulus menjelaskan proses itu dengan istilah “akil balig.” Tanpa proses pendewasaan kita masih mudah dikuasai oleh kuasa-kuasa lain dan bahkan mudah ditaklukkan oleh roh-roh dunia. Pendewasaan terjadi dalam Yesus Kristus, bukan dalam hukum Taurat. Taurat tidak menjamin kita menjadi ahli waris yang sesungguhnya, tetapi dalam Yesus kita menerima jaminan itu. Ahli waris Kerajaan Allah tidak lagi percaya kepada roh-roh dunia, dan keinginan-keinginan dunia.

Sebagai anak-anak Allah, maka kita juga ikut mewarisi Kerajaan Allah. Apa yang akan kita warisi dari Kerajaan Allah? Janji keselamatan! Kita terikat pada janji keselamatan itu melalui penebusan Yesus Kristus. Oleh sebab itu, kita tidak perlu lagi takut pada roh-roh dunia dan segala keinginan dunia. Jikalau kita masih takut, berarti kita masih menghambakan diri kepadanya. Kita tidak boleh lagi percaya kepada roh-roh dunia (dalam segala bentuknya) dan takhyul (juga dalam segala bentuknya). Kita tahu bahwa semuanya itu ada, tetapi bukan untuk dipercayai melainkan untuk dilawan dalam kuasa Yesus. Kemampuan melakukan perlawanan akan diberikan Yesus kepada ahli waris-ahli waris Kerajaan Allah.

Selain menerima janji keselamatan, ahli waris juga harus bertindak menurut nilai-nilai Kerajaan Allah. Apakah nilai-nilai Kerajaan Allah itu? Damai sejahtera! Atau kita kenal juga dengan istilah “syalom.” Hidup dalam janji keselamatan Tuhan tapi tanpa mencerminkan dan menjalankan damai sejahtera adalah suatu kebohongan belaka. Mengapa? Karena keselamatan Tuhan selalu berisi damai sejahtera. Dengan kata lain, damai sejahtera adalah implikasi dan sekaligus aplikasi dari keselamatan Tuhan. Pada sisi lain, ahli waris Kerajaan Allah adalah figur-figur yang beribadah. Dengan beribadah mereka menempa dirinya dalam proses pendewasaan yang dimaksudkan di atas. Ibadah adalah bentuk pendekatan diri kepada Allah. Pada saat yang sama Allah mendekatkan diri kepadanya. Dengan demikian ibadah mengintimkan hubungan manusia dengan Allah. Keintiman ini adalah titik tolak manusia untuk bergerak mewujudkan tindakan-tindakan damai sejahtera. Pada akhirnya dapat dikatakan, manusia yang hidup dalam damai sejahtera (yang menyatakannya secara praksis) adalah manusia yang memiliki hubungan intim dengan Tuhan. Sebaliknya, manusia yang tidak hidup dalam damai sejahtera secara praksis, jauh dari hubungan intim tersebut. Yang kedua ini tidak sepantasnya terjadi pada anak dan sekaligus ahli waris Kerajaan Allah. Bukankah sebagai anak dan ahli waris kita harus lebih dekat bahkan semakin dekat kepada Allah? Kiranya sebagai ahli waris Kerajaan Allah, kita semakin memperlihatkan kedewasaan iman yang mendasari hidupnya dari kuat kuasa Firman Tuhan. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 114:1-2
Gopas parugasnima ganupan bala ni
Tuhanta Jesus Kristus hu parmunsuhan in.
Ai seng tarbaen lang monang manlawan malah ho;
Ai munsuh ni Tuhanta maningon talu do.

Tangihon pandilo-Ni hu parmunsuhan in;
Irikkon ma hata-Ni mangimbang dousa in.
Tuhanmu hasomanmu manahan munsuh in.
Tongtong sai hatengerhon Tuhanta Jesus in.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS