
1. Mandoding Haleluya No. 248:1-2
Huhaholongi Ham gogohku, huhaholongi Ham tongtong.
In ma marhitei pambaenanku, humbani gok ni uhurhon.
Ai Ham do manondangi au, ronsi na matei au.
Huhaholongi Ham, Goluhku, ai ham do hagoluhankin.
Ningon tongtong Ham pujionku, au na sinondangan-Mu in.
Holong mamitah uhurhin Bamu o Jesuskin.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 1 Johannes 3:18
“Nasiam dakdanakku, ulang ma hatanta pakon dilahta mangkaholongi, tapi marhitei pambahenan ma ampa hasintongan.”
“Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
kita sudah terbiasa dengan ungkapan, “pohon dikenal dari buahnya.” Memang, sebagian besar pohon dapat kita kenal walaupun belum berbuah. Namun apakah pohon itu baik atau buruk, sehat atau berpenyakit, manis atau pahit/asam, akan semakin terlihat dari buahnya. Misalnya, dari mana kita tahu jenis dan kualitas suatu durian? Dari buahnya semua akan terlihat dengan jelas, sebab buahnya itulah yang dapat kita rasakan/nikmati. Demikian juga dengan kita, akan terlihat dari buah kehidupannya, yaitu tingkah laku. Seseorang boleh saja mengaku sebagai orang baik-baik, namun pengakuannya itu tidak ada artinya apabila tidak ditunjukkan dengan tingkah laku yang baik-baik pula. Atau, seseorang boleh saja mengaku sebagai anak-anak Tuhan atau hamba Tuhan, namun tingkah lakunyalah yang akan menunjukkan dirinya yang sebenarnya. Pengakuan tentang siapa kita adalah sesuatu yang penting, namun pengakuan itu akan semakin bernilai apabila diiringi dengan perbuatan yang baik.
Perpaduan antara pengakuan dan perbuatan seperti ini mendapat penekanan dari surat 1 Yohanes ini. Menurut Yohanes, anak-anak Allah akan selalu memperlihatkan kebenaran dalam tingkah lakunya. Lalu, apakah kebenaran yang dimaksud? Menurutnya, menjadi benar berarti mengasihi sesama. Mengasihi sesama tidak sekedar mengatakan secara verbal bahwa kita mengasihi sesama kita, atau kita mengasihi orang-orang di sekitar kita. Pertanyaannya ialah bagaimana caranya mengasihi dengan perbuatan dan dalam kebenaran dimaksud? Menurut ayat harian ini, mengasihi sesama dengan perbuatan dan dalam kebenaran berarti rela berkorban bagi sesama, sama seperti Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya untuk manusia (bdk. 1 Yoh. 3:16). Dalam kaitan dengan “pengorbanan” ini Yohanes tidak meminta kita untuk harus selalu menyerahkan nyawa bagi sesama seperti yang dilakukan oleh Yesus. Pengorbanan seperti itu memang kadang-kadang terjadi, namun inti dari pesan Yohanes tentang mengasihi/pengorbanan ini adalah “kesediaan untuk menyerahkan apa yang mempunyai nilai bagi kehidupan kita sendiri, untuk memperkaya (menolong) orang lain” (bdk. 1 Yoh. 3:17). Pengorbanan seperti ini sangat penting, sebab di sekitar kita masih banyak orang yang hidup dalam kekurangan atau kemiskinan, hidup dalam berbagai keterbatasan, hidup dalam penderitaan.
Mengasihi sesama dengan menolong orang-orang yang memang membutuhkan uluran tangan kita, tentu membutuhkan kerelaan untuk berkorban, yaitu kesediaan untuk menyerahkan apa yang mempunyai nilai bagi kehidupan kita sendiri, untuk memperkaya (menolong) orang lain. Tentu ini cukup berat/sulit! Menolong orang lain sebagai wujud kepekaan dan kepedulian kita kepada mereka mungkin sudah biasa kita lakukan, apalagi dalam tradisi atau budaya kekeluargaan kita. Setiap saat pun kita menolong sesama, terutama bantuan sosial kalau ada peristiwa dukacita misalnya. Pertolongan yang biasa kita lakukan ini patut dihargai, namun menurut surat 1 Yohanes ini pertolongan atau kepedulian kita seharusnya jauh melebihi kebiasaan kita selama ini. Teks ini menuntut kita untuk melakukan hal yang lebih hebat lagi, yaitu memberikan yang terbaik yang kita miliki atau yang selama ini berharga bagi kita demi menolong orang lain. Ini bukan masalah “besar – kecil,” atau “mahal – murah,” atau “mewah – sederhana,” tetapi perihal “yang terbaik atau yang berharga” yang kita miliki selama ini, bentuknya bisa barang, jasa, atau apa pun yang “berharga” yang kita miliki, dan sekarang kita memberikan itu untuk menolong sesama kita. Kasih seperti inilah yang dimaksud oleh Yohanes, kasih yang terungkap lewat perkataan/lidah dan terwujud dalam bentuk kepedulian/pertolongan kepada sesama yang membutuhkan. Dengan perbuatan kasih itu, menurut Yohanes, maka kita dapat memastikan bahwa kita adalah pengikut Kristus yang hidup dalam kebenaran Allah, dan kebenaran itulah yang memberi harapan bagi kita bahwa Allah sendiri sangat ingin supaya kita mengedepankan hidup yang penuh dalam kasih. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 350:1
Holong na humbani Tuhan, na roh humbai Jesus in.
Sai totap do marsinondang holongni Tuhanta in.
Sai sondangkon ma holong-Ni das bai hagolapan in.
Ase haganup pardousa ipaluah Naibata.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS