1. Mandoding Haleluya No. 343:1-2
Banggal tumang do holong-Mu, pabayu goluhkon,
nadoyuk kahou magou au, hape maluah do.
Dob hutandai diringkin, megah ma uhurhin,
salosei hape utangkin, ibaen layak-Ni in.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Jeremia 14:21
“Ulang ma buangkon Ham hanami halani goran-Mu! Ulang ma lopas Ham mahiri hotak ni hamuliaon-Mu! Ingat Ham ma, ulang ubah Ham padan-Mu na bennami.”
“Janganlah Engkau menampik kami, oleh karena nama-Mu, dan janganlah Engkau menghinakan takhta kemuliaan-Mu! Ingatlah perjanjian-Mu dengan kami, janganlah membatalkannya!”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
pernahkah ketika kita berbuat salah kepada seseorang, kita menyadari kesalahan kita dan merasakan sesuatu yang berbeda terhadap dia? Sebagai akibatnya, kita juga merasakan bahwa dia semakin jauh dari kita, bukan? Tentu pengalaman dijauhi teman atau sahabat tidaklah menyenangkan. Dalam situasi seperti itu tentu kita sangat merindukan orang lain atau sahabat yang selalu berdiri di pihak kita, merangkul kita dan berkata kepada kita, “Tidak apa-apa. It’s ok. Saya memaafkanmu. Saya selalu ada untukmu,” bukan? Demikianlah juga halnya dalam konteks relasi kita dengan Tuhan. Dapatkah kita bertanya kepada Allah tentang kasih-Nya kepada kita sementara kita berbuat berdosa melawan Dia?
Nabi Yeremia dalam nas hari ini merespons pertanyaan yang dilontarkan bangsa Israel selaku umat Allah, yang menanyakan tentang kehadiran dan kasih Allah kepada mereka. Mereka barangkali berbicara lewat mulut Yeremia dan sangat ingin sekali mengetahui bahwa Allah tidak akan meninggalkan mereka selama-lamanya walaupun mereka telah melakukan kesalahan kepada Allah. Mereka ingin tahu bahwa segala sesuatu berjalan secara normal, bahwa Allah masih tetap di pihak mereka, selalu dan selama-lamanya. Sama seperti seorang anak kecil yang dihukum ibunya karena melawan perintahnya, dia memeluk ibunya dengan menangis dan yakin bahwa ibunya akan memaafkannya. Anak tersebut yakin betul bahwa kemarahan ibunya akan mereda ketika ia meminta ampun dan dalam hati kecilnya ia tahu bahwa ibunya pasti mengasihinya. Demikian halnya dengan umat Allah yang sangat dikasihi-Nya. Status kita selaku anak-anak Allah adalah suatu hal yang sangat istimewa, karena kita dapat mempercayai Allah Bapa kita sama seperti seorang anak kepada orang tuanya. Walaupun dosa kita merah seperti kirmizi, Dia tidak pernah meninggalkan kita. Allah menghapus dosa kita dan tetap memegang janji-Nya kepada kita selama-lamanya.
Oleh karena kasih Allah yang sungguh besar kepada kita, Ia rela melakukan segala sesuatu untuk menegakkan dan menjunjung tinggi kebesaran-Nya agar kita sebagai anak-anak-Nya mengalami sukacita yang berlimpah di dalam Dia, yaitu sukacita karena kemuliaan-Nya. Hal yang paling besar yang dilakukan-Nya untuk menegakkan keadilan dan kasih-Nya adalah dengan mengorbankan diri-Nya sendiri bagi kita, demi keselamatan dan kebahagiaan kita melalui Anak-Nya, Yesus Kristus (Roma 8:32). Inilah yang dimaksudkan-Nya ketika Allah mengatakan bahwa Ia mengasihi kita dan mengampuni kita demi nama-Nya yang kudus dan mulia. Oleh karena itu, kita patut bersyukur atas kasih Allah melalui Yesus Kristus yang telah menyelamatkan kita dari dosa dan kematian. Oleh karena kesetiaan dan kasih Allah yang kekal kepada kita di dalam Kristus, kita selalu diperkenankan datang kepada Allah dalam segala keberadaan kita karena hanya Dialah harapan dan keselamatan kita dari segala keberdosaan kita. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 354:1
Humbai hurungan ni dousangkin,
roh au Bamu, roh au Bamu.
Hu haluahon bai daroh-Mu Jesus, au roh Bamu.
Ganup uhurhu malum hape,
gabe bayak ‘ge ma sombuh pe.
Humbai dousangku, roh au Bamu, Jesus, au roh Bamu.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS