1. Mandoding Haleluya No. 337:1+3
Hu sombah Ham Tuhan tangihon au!
Sai uhur-Mu Tuhan pasaud Ham.
Sai lambin tambah ma holongku hu Bamu.
Sai tambah ma holong Bamu.
Sanggah tarsosak au, parngit tumang.
Iapoh Ham do au, sonang tumang.
Haposankin do Ham, Ham Sipagoluh au.
Sai tambah ma holong Bamu.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Psalmen 31:8-9
“Marolob-olob anjaha marmalas ni uhur do ahu bani idop ni uhurMu, ai ikawahkon Ham do hadoyukonku, anjaha ibotoh Ham do hasosakan ni tonduyhu. Seng iondoskon Ham ahu hubagas tangan ni musuh, ipajongjong Ham do nahei hubani na lumbang.”
“Aku akan bersorak-sorak dan bersukacita karena kasih setiaMu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku, telah memperhatikan kesesakan jiwaku, dan tidak menyerahkan aku ke tangan musuh, tetapi menegakkan kakiku di tempat yang lapang.”
4. Renungan
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan kita Yesus Kristus,
sering sekali kita tidak memiliki tempat yang betul-betul mampu mendengar dan merasakan apa yang kita alami. Sewajarnya manusia yang sudah hidup dalam lingkup sosial, maka manusia tersebut tidak ingin berusaha sendiri dalam berbagai hal. Termasuk masalah yang dihadapi, manusia itu tidak ingin menghadapinya sendiri. Kita ini adalah makhluk ciptaan Tuhan yang selalu butuh uluran tangan dan telinga yang mendengar, serta cara berpikir yang dapat membantu kita. Kita merasa bahagia sekali ketika ada yang mampu memberi apa yang kita butuhkan. Kita merasa terberkati juga ketika kita melihat orang tersenyum bahagia karena kemampuan kita dan juga pencapaian kita. Namun, pernahkah kita sadar, jika semuanya itu ternyata tidak bisa didapatkan seutuhnya. Ada hal yang orang lain tidak bisa merasakan apa yang sedang kita alami, yaitu kesedihan dan permasalahan. Bahkan orang dekat sekalipun belum tentu mampu merasakan apa yang “betul-betul” sedang terjadi dalam hidup kita. Tapi lihatlah, berbeda dengan kebahagiaan dan pencapaian, atau hal apapun yang berbau kesenangan, pasti banyak yang ikut bahagia dan ikut berekspresi dengan yang kita rasakan. Lalu, siapa yang sanggup ikut bagian, ikut berekspresi, ikut merasakan ketika kita memiliki masalah? Perlu dipastikan, yang tahu tentang diri kita adalah hanya diri kita sendiri. Itu pun jika ada orang tertentu yang bersungguhsungguh mau membantu, maka mereka ini adalah perpanjangan tangan Tuhan dan representasi kehadiran Allah bagi kita. Di atas semuanya itu, meskipun hanya diri kita sendiri yang merasakannya, ada satu Pribadi yang sangat-sangat memahami, yaitu Tuhan Allah. Bukan karena kebetulan kita adalah Kristen. Bukan juga suatu kebetulan ketika kita menjadi ciptaanNya. Tetapi karena hanya Dia yang mengerti mengapa kita ada dan mengapa kita merasakan suatu hal. Tentunya hanya Dia yang sangat mengetahui setiap alur perjalanan hidup kita.
Melihat bunga mawar yang sudah mekar dan cantik kelopaknya, namun ketika patah oleh terpaan angin, maka manusia yang melihat hanya akan berkata, “Aduh sayang sekali, padahal begitu indah kelopaknya.” Namun siapa yang tahu apa yang dirasakan oleh bunga mawar itu? Adakah di antara kita yang mau ikut menangis bersama mawar karena kelopaknya yang gugur atau mati? Begitulah dunia dengan segala sikapnya yang membentuk kita sehingga terkadang tidak merasakan kehadiran Allah seutuhnya. Hanya Allah yang bisa menghadirkan kasih dan tidak satupun mampu menandingiNya.
Hal yang sama dirasakan oleh Daud, sang raja yang hanya manusia biasa. Dia bersorak-sorak dalam kehinaan dan dosanya. Dia bersorak dalam masalahnya, yang secara fisik hanya dirinya yang paham apa yang ia alami. Siapa orang-orang yang peduli akan masalahnya? Tidak ada. Itulah yang diakuinya. Dia merasa hanya karena kasih setia Allah maka dia bisa menghadapi itu semua. Allah adalah alasannya bersorak-sorai. Kesengsaraannya sekalipun mampu Allah tilik. Lalu apa yang akan tersembunyi di hadapanNya? Tentu satupun tidak ada yang tersembunyi. Bahkan Daud merasakan kasih Allah ketika Allah menjadikan kakinya kuat untuk melangkah. Maka marilah semakin menyadari kehadiran Allah yang utuh dan jangan sia-siakan setiap momen indah bersamaNya. Selamat berproses. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 28:1+4
Naha ma panjalongku, Bamu o Tuhankin?
Naha panjumpahkonku, Bamu o Rajangkin?
Sondangi Ham uhurhu, na golap na bodoh.
Ai sihol bahenonku do hamegahon-Mu.
Ai marhalani aha ‘se porlu uhur-Mu,
roh bani manisia, anggo lang holong-Mu?
Ham parholong ni uhur bai na tarsosak in.
Ase ulang tarambur ganup na magou in.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS