1. Mandoding Haleluya No. 138:1+4
Jahowa Naibatanta do, tarbaen batar-batarta.
Munsuhta ningon talu do, ibaen parlingodanta.
Ai anggo munsuh in, sibolis gorannin,
bajan do akalnin parseda jolma in, seng dong na pag mangkubu.
Ai Hata ni Jahowa in na dong tarkahuasi;
Tuhanta do sijaga in, ambah ni jabolon-Ni.
Hosahta, arta pe, na dong in banta pe,
iayob munsuh in, uhumi ma hujin,
Tuhanta hasomanta!
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 2 Timoteus 2:9-10
“Marhalanihon-Si do ase marsitaronon ahu, pala hona garihon songon parjahat, tapi hata ni Naibata, seng targarihon. Tapi hutaron do haganupan in halani na tarpilih in, ase dihut sidea marulih bani haluahon na ibagas Kristus Jesus ampa bani hasangapon sisadokah ni dokahni.”
“Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu. Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.”
4. Renungan
Salam Minggu Advent bagi kita semua yang dikasihi Tuhan.
Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan. Penderitaan adalah bagian yang tidak terhindarkan dari kemanusiaan. Dalam memaknai penderitaan, setiap bidang ataupun pengetahuan memiliki pengertian masing-masing. Contohnya dalam
bidang kesehatan berpandangan bahwa seseorang menderita karena mengalami penyakit. Bidang perekonomian berpandangan bahwa orang yang menderita disebabkan karena kemiskinan. Namun secara umum, menderita dimaknai sebagai sebuah keadaan yang tidak menyenangkan yang harus ditanggung. Kita yang percaya kepada Kristus bukanlah menjadi sebuah jaminan untuk tidak lagi mengalami penderitaan. Paulus dalam 2 Timotius 3:12 mengingatkan orang percaya bahwa setiap yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya. Apa yang dialami oleh para rasul yang telah tertulis dalam Alkitab adalah bagian dari bukti bahwa dalam Kristus juga akan mengalami penderitaan bahkan sampai teraniaya. Namun, yang menjadi pembeda penderitaan yang dialami oleh orang percaya adalah orang itu akan berbahagia (1 Pet. 3:14.).
Dalam ayat harian ini, Paulus memberi kesaksian hidup tentang keadaan penderitaan yang dialaminya karena pemberitaan Injil. Paulus meminta Timotius untuk ikut mengalami penderitaan yang sama dengan para pekabar Injil lain yang juga telah bertahan dalam penderitaan demi Injil. Yang Paulus maksudkan adalah bukan berarti dia harus dipenjara, bukan juga berarti seperti ajaran gnostik dimana mereka dengan melukai diri. Namun yang dimaksud ialah bagaimana ia harus bertahan untuk mempertahankan dan memberitakan kebenaran Injil sekalipun ia menderita, sebagaiamana mereka yang dipenjara mempertahankan iman mereka terhadap Kristus. Melalui ayat ini Paulus meminta kita untuk berlaku seperti seorang prajurit yang setia termasuk juga siap menderita dan berkonsentrasi pada pekerjaan yang dipercayakan oleh Tuhan kepadanya tanpa memusingkan dirinya sendiri. Kekuatan yang dipegang oleh Paulus sehingga dia dengan bersemangat terus memberitakan Injil walaupun mengalami penderitaan adalah keyakinannya bahwa Firman Allah tidak akan terbelenggu oleh apapun. Paulus memberi kesaksian bahwa ada kuasa dari Tuhan yang senantiasa bekerja bagi orang yang memberitakan Firman. Tuhan Yesus juga telah memberi jaminan yang sama bahwa akan ada penyertaan kekal dari Tuhan ketika kita berada dalam barisan pengikut Kristus yang setia bersaksi (bdk. Mat. 28:19-20). Semangat dari Paulus ini sudah terbukti nyata dikerjakan oleh Timotius. Tentu hal ini juga akan menjadi kekuatan dan pegangan bagi kita untuk terus mengobarkan semangat memberitakan Injil dan menjadi Saksi Kristus yang setia.
Kebahagiaan yang juga diberitakan Paulus sebagai akibat dari mengabarkan dan memberitakan Injil adalah supaya orang lain juga mendapat keselamatan dan kemuliaan. Kemuliaan itu sudah dialami oleh Paulus dan Timotius. Paulus memberi kesaksian tentang bagaimana indahnya kemuliaan itu dengan mengatakan bahwa bagi Paulus hidup adalah Kristus dan kematian adalah keuntungan. Maka dalam masa Advent ini kiranya kita juga semakin membekali diri dengan mengibarkan semangat mengabarkan Injil. Semangat supaya semakin banyak pribadi dan sesama yang mengalami keselamatan dan kemuliaan bersama Kristus. Selamat menghayati masa Advent dalam semangat pekabaran Injil dan menjadi saksi Kristus yang setia. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 28:7
Seng be habiaranmu, pangagou in ganup.
Ai domma roh Rajamu, manlawan in ganup.
Maporus do ganupan, ibaen Rajanta in.
Rendep ma haganupan, i lobei-lobei-Nin.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS