1. Mandoding Haleluya No.308:1
Jesus na manobus ahu, sai tangihon au.
Ulang lupa Ham hubangku, tatap Ham ma au.
Jesus, Jesus sai tangihon au,
ulang lupa Ham hubangku, pasu-pasu au.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat harian: Daniel 4:37
“Halani ai, ahu Nebukadnesar, mamuji anjaha pasangapkon anjaha patimbulhon Raja na i nagori atas ai; ai sintong do sagala pambahenan-Ni anjaha pintor sagala dalan-Ni, anjaha margogoh do Ia patoruhkon sigijang maruhur.”

“Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
sejak dari zaman dahulu ternyata Tuhan tidak menghendaki orang-orang yang tinggi hati, congkak atau sombong. Bagaimana terjadinya hingga seseorang itu menjadi sombong. Itu bisa terjadi karena seseorang itu mengandalkan pikiran serta kekuatannya sendiri tanpa memandang kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Oleh sebab itu, orang-orang yang sombong adalah hal yang tidak berkenan di hadapan TUHAN. Tuhan akan merendahkan yang tinggi hati atau sombong, tetapi Tuhan meninggikan orang yang rendah hati.

Demikian jugalah dengan Raja Nebukadnezar. Ia sombong karena kekuasaan dan kehebatannya. Ia tidak menyadari bahwa semua manusia di hadapan Allah adalah sederajat. Namun rupanya raja Nebukadnezar tidak menyadari prinsip kesetaraan itu. Sewaktu ia berjalan-jalan di atas istana, ia mendeklarasikan bahwa hanya oleh kuat kuasanya ia dapat membangun kota kerajaan yang besar itu. Raja itu bukan hanya bermegah di hadapan manusia, tetapi ia juga tidak mengindahkan kekuasaan Allah. Oleh kesombongannya, raja menerima hukuman Tuhan, yakni dihalau dari manusia dan tempat tinggalnya ada di antara binatang-binatang di padang, sampai ia mengakui bahwa kekuasaan ada di tangan Tuhan.

Ia secara total memuji dan meninggikan Tuhan dan memuliakan Tuhan. Karena Nebukadnezar melihat dan menyaksikan bahwa segala perbuatan Tuhan adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil. Tuhan juga sanggup merendahkan orang-orang yang congkak. Renungan ini mengingatkan kita agar tidak menyombongkan diri dan melupakan pemeliharaan Tuhan. Di saat kita mengesampingkan Tuhan dalam kesuksesan kita, dosa kesombongan akan meruntuhkan keberhasilan kita. Oleh sebab itu, di saat kita dalam keberhasilan dan menerima berkat-Nya, maka janganlah lupakan Tuhan dan membanggakan diri sendiri. Tetapi biarlah kita tetap rendah hati di hadapan Tuhan. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 384:2
Gijang uhur ampa latei, seng maronti in.
Uhur domdom ganup ari, sai na roh do in
Holong-Mu Tuhan, pangajamkin.
Sai marpangulaki Ham mangidah in.
Holong-Mu Tuhan pangarapankin, seng dong parsuhutan, pitah Ham do in.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS