1. Mandoding Haleluya No. 102:1+3
Ham tongtong ihutkononku Jesus Sipagoluh au.
Seng anjai tadingkononku Ham na paluahkon au.
Humbai haganup dousangku pakon humbai uhum in.
Na tongtong habiaranku ibaen pardousaonkin.
Atap aha pe na masa, malas uhur, pusok pe.
Jolomanku na mangharga na marholong atei pe;
Ai sadokah au manggoluh, ‘ge dob bois bohalhon.
Ningon Ham, o Sipagoluh, pujionku sai tongtong.
2. Tonggo
3. Ayat harian: Markus 1:41
“Jadi maidop ma uhurNi, isurdukkon ma tanganNi, ijamah ma ia lanjar nini ma hu bani, “Ra do Ahu, susi ma ham!”
“Maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tanganNya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
hari ini kita mendengarkan firman Tuhan tentang seseorang yang bersukacita karena penyakitnya telah disembuhkan oleh Tuhan Yesus. Penyakit apa yang diderita orang tersebut? Kusta. Kusta dikenal sebagai sebuah jenis penyakit kulit. Penyakit ini bermula dari bintil-bintil kecil, kemudian menggerogoti kaki dan tangan penderitanya. Kalau kita membaca Imamat 13:1-3, penyakit kusta ini bisa didahului oleh bengkak, kemudian bintil-bintil atau panau. Lalu, apa yang boleh dilakukan oleh seorang penderita kusta kala itu? Imamat 13:45-46 mengatakan, “Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya.” Jadi, seorang yang berpenyakit kusta menderita dalam 3 hal, yaitu: 1) penderitaan fisik karena tubuhnya gatal-gatal; 2) penderitaan sosial karena dijauhkan dari masyarakat; 3) penderitaan spiritual karena tidak diizinkan masuk ke Bait Allah.
Lalu, apa yang harus dilakukan oleh seorang berpenyakit kusta? Ia harus dibawa kepada imam (Imamat 13:9). Tetapi orang yang sakit kusta dalam ayat harian kita ini justru datang kepada Yesus. Siapa Yesus? Markus 1:28 mengatakan bahwa Yesus sebagai seorang seorang pengajar yang berkuasa. Saat orang yang sakit kusta ini datang kepada Yesus, maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan. Dalam bahasa Ibrani, frasa kata “belas kasihan” ini dipadankan sebagai “rahim” atau “rahimi,” yang dapat didefinisikan sebagai organ dalam tubuh yang merupakan tempat perasaan, hati, dan cinta kasih. Jadi, Tuhan Yesus merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang sakit kusta tersebut.
Tapi, apakah Tuhan Yesus hanya berbelas kasihan saja? Tidak. Ia melakukan tindak lanjut dari belas kasihanNya itu, yaitu menyembuhkan. Orang yang sakit kusta yang datang kepada Yesus mendapatkan perhatian dan perlakuan yang menyenangkan dari Tuhan Yesus. Hal ini sangat sulit didapatkannya dari orang lain yang hidup di sekitarnya. Apa hasilnya? Orang ini sembuh. Ia menjadi tahir. Ia kembali bisa diterima oleh semua orang. Tuhan Yesus membuatnya menjadi manusia yang diterima dan berkualitas lagi. Inilah dampak dari datang kepada Tuhan Yesus. Ia melakukan lebih daripada apa yang kita pikirkan. Di awal tahun ini, maka kita tidak boleh lupa dan menunda-nunda untuk datang kepada Yesus, memohon anugerah dan kasih karuniaNya. Kiranya kita selalu siap untuk memberikan diri kita mendatangi Tuhan Yesus di sepanjang tahun ini. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 201:1-2
Puji tongtong Jahowa tongon
pardear gabei parholong atei sadokah ni in,
pardear gabei in parholong atei in.
Ingat tongtong, ale tonduyhon,
Ganup na jenges, ibahen Tuhan Naibata hubam;
Dear layakNi do na pagoluhkon ho.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS