1. Mandoding Haleluya No. 5:1
Hupuji holong ni atei-Mu, o Tuhan Jesus Rajangkin.
Bamu huondoskon tonduyhu, ai do napinindo-Mu in.
Huhalupahon ma diringku mamingkir holong ni atei-Mu.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 1 Timoteus 1:17
“Hamuliaon ampa hasangapon sisadokah ni dokahni ma bani Raja na marmulia in, Naibata na manongtong, na so boi idahon, na Sasada in! Amen.”
“Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ketika kisah hidup kita tidak menceritakan kebesaran Tuhan, di sanalah kita hanya mempromosikan diri kita sendiri. Kesombongan akan membuka jalan untuk menjadikan kita menjadi pusat dan tokoh sentral dalam kisah kita menggantikan Yesus Kristus. Misalnya, dalam menceritakan kisah perjumpaan kita dengan Kristus, apakah kita memuliakan Tuhan atau justru kita terlalu banyak memusatkan perhatian kepada diri kita sendiri, tentang kehebatan, kebaikan dan kelebihan kita? Satu-satunya jalan untuk menghindarkan kita dari sikap mempromosikan diri sendiri dan memuji-muji diri sendiri adalah dengan memuliakan Tuhan yang Mahakuasa dengan penuh rasa syukur dalam pujian dan penyembahan. Mensyukuri anugerah Allah dalam segala sesuatu akan menempatkan rasa bangga pada posisi yang seharusnya dan bukannya menghasilkan kesombongan dan keangkuhan. Kita harus mengakui bahwa tanpa kasih Allah yang tidak berkesudahan, kita tidak akan memperoleh keselamatan dan kehidupan yang kekal. Dengan senantiasa bersyukur dan memuliakan Tuhan maka kita akan tetap menjadikan Yesus menempati peranan utama dalam kisah kehidupan kita.
Rasul Paulus yang memiliki kisah hidup yang luar biasa, tetap menempatkan dan mengutamakan Yesus Kristus dalam kehidupannya. Dalam ungkapan pujian yang sungguh dahsyat ia menyatakan dengan luar biasa kemuliaan Allah yang Maha Kekal, menghormati dan memuliakan Allah satu-satunya yang hidup sampai selama-lamanya, yang tidak nampak, Allah yang baik, Pemilik semesta alam. Kita manusia tidak lain dan bukan hanyalah sebutir pasir di tepi pantai ciptaan Allah. Namun sejak dalam kandungan ibu, kita telah dipelihara dan dibesarkan oleh Allah Sang Pencipta. Tersesat dalam dosa-dosa, kita dijadikan menjadi biji mata dan sasaran dari kasih dan anugerah Kristus yang kekal, sehingga Ia rela mati dan disalibkan untuk kita. Untuk memelihara dan menguatkan kita, kita dituntun dan dikasihi oleh Roh Kudus. Maka sudah selayaknyalah kita berlutut dalam kerendahan untuk bersyukur dan memuji Tuhan atas segala berkat dan anugerah-Nya dan kita bermegah hanya di dalam Dia semata (1 Kor. 1:30-31).
Bagaimanakah kita memuji dan memuliakan Tuhan? Tentu dalam doa kita dapat memuji Dia atau melalui nyanyian pujian dan penyembahan atau melalui firman-Nya. Memuji Tuhan secara bersama-sama dengan bernyanyi, membaca Alkitab, dan merayakan secara bersama-sama tentang pengurbanan Kristus untuk menebus kita dari segala dosa. Memuji Tuhan berarti bersyukur dan memberikan kepada-Nya kemuliaan dan hormat karena nama-Nya. Dialah yang layak dipuji karena kebesaran, kebaikan, dan kemuliaan-Nya. Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya hanyalah bagi Dia, Allah kita yang kekal. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 7:1
Porini dong maribu hali, paraloling ni sorangkin.
Boisni gogoh inggananni, mamuji Naibatanta in.
Ibaen malasni uhurhin, hinorhon ni pambaen-Ni in.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS