1. Mandoding Haleluya No. 1:1
Jahowa sihol pujionku, ai Ham do Naibata sitompa au.
Sai suruh Tonduy-Mu hubangku, mangajar au mamuji Goran-Mu.
Marhitei-hitei Jesus Anak-Mu, ase dear dodingku hu Bamu.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat harian: Podah 15:25
“Rumah ni sigijang uhur iparseda Jahowa do, tapi ipatotap do parbalogan ni naboru na mabalu.”

“Rumah orang congkak dirombak TUHAN, tetapi batas tanah seorang janda dijadikanNya tetap.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
jika ada orang lain bertanya kepada kita, “Apakah saudara suka kepada orang congkak?” maka pasti kita akan memberikan jawaban, “Tidak suka.” Mengapa? Karena setiap orang yang congkak pada umumnya menganggap orang lain rendah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti congkak (kata sifat) adalah merasa dan bertindak dengan memperlihatkan diri sangat mulia (pandai, kaya, dan sebagainya); sombong; pongah; angkuh.

Penulis Amsal menuliskan dalam kitab Amsal ini bahwa orang congkak yang membesarkan diri menentang Tuhan yang di atas mereka dan menginjak-injak semua yang ada di sekitar mereka. Tuhan akan menolak orang-orang congkak seperti itu dan akan dirombak oleh Tuhan. Rumah yang mereka bangga-banggakan dan yakini kelanggengannya juga akan dirombak oleh-Nya. Kecongkakan adalah kehancuran orang banyak. Akan tetapi Tuhan melalui penulis Amsal menyatakan sebagai yang suka mendukung orang yang patah hati dan senang melakukannya dengan ajaib. “Tetapi batas tanah seorang janda dijadikannya tetap,” yaitu batas tanah yang dirusak orang congkak yang berbahaya. Umumnya, seorang janda adalah orang yang lemah. Untuk mempertahankan batas tanahnya pun ia tidak mampu, sehingga batas tanahnya pun berhasil dirusak. Namun bagi Tuhan adalah suatu kehormatan melindungi yang lemah dan tampil membela yang tertindas.

Kepada setiap orang Kristen diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan atau membuat keputusan. Pilihan itu akan membuat manusia terikat pada pilihannya. Akan ada konsekuensi yang akan mengikatnya. Konsekuensi ini, baik positif maupun negatif, akan memberikan pengaruh yang bersifat multi arah dan menentukan kondisi dan situasi selanjutnya. Kita semua diingatkan untuk tidak hidup congkak, karena kecongkakan mendahului kehancuran. Tapi marilah kita tetap hidup rendah hati serta peduli kepada orang lemah dan tertindas, sehingga hidup kita menjadi kesukaan bagi Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 207:1
Bere Ham ma hatorangan, hapentaran mangarusi hata-Mu,
ampa mata na mangidah pakon uhur na mambotoh dalan-Mu.
Ase tongtong mandompakkon bohi-Mu hanai mardalan,
ase igomgomi Tonduy-Mu hanami.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS