1. Mandoding Haleluya No. 381:2
Ringgas au mangkatahon Hata ni Tuhan in,
buei do halongangan humbani na hinan.
Dihut ma au marulih bai hasonangan in,
janah huhaporluhon mangambilankon in.
Tongtong do marmulia barita ni Tuhanta,
sai lambin tarambilan Goranni Tuhan in.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 1 Musa 12:2
“Hubahen pe ho gabe sada bangsa na banggal; Hupasu-pasu pe ho anjaha Hupabanggal goranmu, ase gabe pasu-pasu ho.”
“Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
kita sering bertanya kepada anak-anak atau remaja dengan pertanyaan ini, “Kalau besar mau menjadi apa?” Banyak jawaban yang akan kita terima. Misalnya, anak-anak atau remaja itu akan menjawab: menjadi dokter, tentara, guru, polisi, presiden, youtuber, pengusaha, pendeta, dan lain-lain. Dari jawaban itu kita dapat memahami bahwa semua orang pada dasarnya memiliki dorongan untuk menjadikan hidupnya bisa berguna bagi orang lain (the drive for contribution). Kita merasa senang atau bahagia ketika kita menyadari apa yang kita katakan atau lakukan berguna bagi orang lain. Tidak peduli berapa usia kita, dari anak-anak hingga lanjut usia. Seperti jawaban seorang anak yang “Mau menjadi dokter,” itu tetap menyiratkan dorongan anak untuk menjadi berguna bagi orang lain. Setidaknya, di benak anak itu tersimpan gambaran dokter yang mengobati orang lain. Jarang kita mendengar jawaban dari anak-anak, “Saya mau menjadi penjahat.”
Pengalaman yang sama juga terjadi pada Abraham. Dalam ayat harian ini disebutkan bahwa Abram berumur 75 tahun (namanya berubah menjadi Abraham saat berumur 99 tahun dalam Kej. 17: 1, 5) ketika Tuhan memberikan perintah dan janji kepadanya. Apa perintah Tuhan kepada Abram? Pergi ke negeri yang akan ditunjukkan Tuhan kepadanya. Kalau kita melihat kondisi hidup Abram pada saat menerima panggilan Tuhan itu, maka persoalan “pergi” ini pasti bukan persoalan yang mudah. Pada saat itu Abram sudah tergolong lanjut usia. Ia sudah menjadi penetap di Haran, tetapi kini akan menjalani pengembaraan. Ia bahkan harus pergi meninggalkan banyak hal, yaitu: negerinya, sanak saudaranya, dan rumah bapanya. Pada dasarnya akan lebih mudah bagi Abram untuk menolak perintah Tuhan daripada menerima perintah itu. Namun demikian, Abram memilih melakukan perintah Tuhan.
Apa janji Tuhan kepada Abram? Tuhan menjanjikan berkat pada Abram. Berkat berlipat ganda. Pertama, Abram sendiri akan diberkati Tuhan, bahkan namanya menjadi masyhur di antara segala bangsa. Kedua, Abram tidak hanya akan menjadi penerima berkat. Ia juga akan menjadi sumber berkat. Bahkan bagi semua orang yang berlaku baik pada Abram, orang-orang itu juga akan menerima berkat dari Tuhan atas kebaikannya kepada Abram. Ketiga, Abram dan keturunannya akan menjadi berkat bagi semua kaum di muka bumi ini. Ketika kita menerima kembali firman ini pada hari ini, mungkin kita jadi berpikir, “Apakah karena janji Tuhan yang begitu banyak ini, Abram mau melakukan perintah-Nya?” Bisa ya, bisa tidak. Kita tidak tahu pasti. Namun, apakah Abram tidak mau menuruti perintah Tuhan jika tidak ada berkat yang dijanjikan? Belum tentu. Bisa saja Abram tetap akan pergi bahkan tanpa janji berkat.
Dorongan dalam diri kita yang membuat kita ingin berguna bagi orang lain, bahkan sering melampaui keinginan untuk mendapatkan penghargaan atas apa yang telah kita lakukan. Untuk itu, melalui firman Tuhan ini kita diminta agar tetap siap menjadikan hidup kita menjadi berkat bagi sesama, karena pada dasarnya hidup kita sendiri sudah merupakan berkat besar dari Tuhan. Panggilan Tuhan sudah nyata bagi kita melalui karunia rohani atau talenta yang ada bagi kita. Panggilan Tuhan itu juga nyata ketika Tuhan menetapkan kita dengan panggilan pelayanan atau profesi yang kita jalani sekarang. Dengan demikian, mari kita dengan tulus melaksanakan panggilan Tuhan bagi kita untuk tetap menjadi berkat bagi sesama. Dunia ini akan semakin indah dan menjadi kesukaan bagi Tuhan ketika kita menjadikan hidup kita menjadi alat berkat Tuhan. Amin.
5. Mandoding “Hidup Ini adalah Kesempatan”
Hidup ini adalah kesempatan. Hidup ini untuk melayani Tuhan.
Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan b’ri. Hidup ini harus jadi berkat.
Oh Tuhan pakailah hidupku selagi aku masih kuat.
Bila saatnya nanti ‘ku tak berdaya lagi,
hidup ini sudah jadi berkat.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS