1. Mandoding Haleluya No. 141:1
Jesus, Raja ni Kuria, na pansing janah porsaya, pasu-pasu Ham au on.
Sai papuho Ham uhurhu, mangirikkon Ham Rajangku.
Pargogohi Ham au tong, pargogohi Ham au tong.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Lukas 6:21
“Martuah ma hanima na loheian nuan, ai sipabosuron do hanima! Martuah ma hanima na tangis nuan, ai tartawa do hanima use!”

“Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ucapan berbahagia yang disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada para muridNya, yang oleh Matius lebih dikenal sebagai bagian dari khotbah di bukit, merupakan pengajaran Tuhan Yesus yang menekankan bahwa para murid itu tidaklah sama dengan dunia ini. Mereka memiliki nilai yang tidak dimiliki oleh orang lain. Mereka harus mampu menunjukkan perbedaan itu dalam setiap aktivitas mereka, karena Tuhan Yesus sudah mengajarkan nilai-nilai itu kepada mereka.

Cara penyampaian yang dilakukan oleh Lukas sedikit berbeda dari apa yang dituliskan dalam kitab Matius. Tentu penyampaian yang berbeda itu dilakukan agar para pembaca yang menerima tulisan ini pada saat itu dapat memahami dengan tepat apa yang disampaikan kepada mereka. Dalam ayat harian ini kita membaca bahwa Tuhan Yesus secara sistematis mengatakan jika keadaan sekarang seperti ini, maka nanti akan berbeda. Rumusan itu akan mempermudah kita memahami apa yang Tuhan Yesus maksudkan.

Jika saat ini kita lapar, serba kekurangan, ini tidak akan berlangsung lama jika kita hidup bersama Tuhan. Kita akan dipuaskan, kemudian, akan memperoleh apa yang kita butuhkan kelak. Demikian juga ketika kita saat ini menangis maka kita akan tertawa kemudian. Kita akan bersukacita kelak. Inilah yang Tuhan katakan kepada kita, sehingga kita tidak jatuh ke dalam dosa yang menyalahkan keadaan, atau kehilangan pengharapan, atau bahkan menyalahkan Tuhan. Keadaan itulah yang membuat kita disebut berbahagia. Kita tahu Tuhan akan mengubah keadaan kita kepada yang lebih baik, dan itulah alasan utama kita untuk berbahagia.

Kita semua menginginkan kebahagiaan dalam hidup ini. Tuhan sudah membuka jalan bagi kita melalui khotbah di bukit. Karena itu mari kita tetap berpengharapan, sehingga kita disebut sebagai orang berbahagia. Kekhawatiran atau kesedihan bukanlah akhir dari segalanya bagi kita. Tuhan mampu mengubah semua itu, agar kita hidup dalam kebahagiaan yang sesungguhnya dalam Tuhan. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 327:4
O hasoman anggo sihol ho sonang,
ingat ma padan ni Tuhan in tongtong.
Ai ma jolomanmu tenger uhurmin,
das bani parroh ni Tuhan in.
Sai mangarap bani padan ni Tuhanta Jesus Kristus.
Sai mangarap ma hita bai partobusonNi in.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS