1. Mandoding Haleluya No. 338:1-2
Togu Ham ma au o Tuhan bai goluh dunia on.
Na gogoh do Ham parholong, togu au na galek on.
Roti surga, roti surga, in ma sipanganonkin,
in ma hagoluhankin.
Bere Ham bah hagoluhan na pamalum uhurhon.
Ham mardalan i lobeihu rapkon tiang hombun in.
Ham Jesusku, Ham Tuhanku, Ham na gabe gantarhin,
Ham ma haluahonkin.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Rom 14:20
“Ulang ma parseda horja ni Naibata halani sipanganon. Haganup do namin pansing, tapi gabe hasedaon do ai bani sada halak, anggo sangsi ia ibagas na mangankon ai.”
“Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung!”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Dengan ayat harian ini kita diingatkan kembali tentang bagaimana sikap kepada sesama ketika terdapat banyak perbedaan. Dalam Roma 14:13a dituliskan supaya kita jangan saling menghakimi lagi. Kita diingatkan dan dipanggil Tuhan untuk berhati-hati agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang yang nuraninya lemah (Roma 14:13b). Ternyata supaya kita terhindar dari godaan untuk saling menghakimi, kita perlu memahami pentingnya peranan hati nurani. Pengalaman rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma membuktikan bahwa sebagian jemaat di Roma telah melanggar batas hati nurani orang lain. Sebagian orang Kristen yang ada di Roma saat itu mengatakan bahwa mereka bebas untuk makan apa saja dan di mana saja (Roma 14:15a). Padahal apa yang mereka lakukan itu telah menjadi batu sandungan bagi sekelompok jemaat yang tidak melakukan hal yang sama (Roma 14:20b). Dengan situasi yang berbeda dialami oleh jemaat di Roma, rasul Paulus memberi penjelasan. Tidak ada makanan yang haram. Artinya, semua makanan boleh dimakan, kecuali jika hati nuraninya berkeberatan (Roma 14:14). Masalahnya bukan bergantung kepada pertimbangan benar salah saja, melainkan juga pertimbangan sosial (bdk. 1 Kor. 8:1-13; 10:23-33). Pesan yang disampaikan dengan ketegasan Firman Tuhan ini adalah kebenaran Kristen yang tegas tetapi juga bersifat sensitif dan komunikatif, yaitu peduli kepada relasi sosial dan pertimbangan hati nurani orang lain. Kita tidak dipanggil untuk beriman secara semena-mena, tetapi memperhatikan sesama. Landasan perilaku iman Kristen ini adalah kasih (Roma 14:15).
Dengan demikian, sikap hidup yang diingatkan Firman Tuhan bagi kita adalah sikap hidup yang terwujud dalam pelayanan. Kerajaan Surga memang bukan masalah makanan dan minuman. Melayani Tuhan adalah memancarkan nilai-nilai Kerajaan Surga, yaitu memberitakan kebenaran serta membawa damai sejahtera dan sukacita di dalam Roh Kudus bagi sesama (Roma 14:17). Kita tetap berpegang teguh kepada kebenaran Tuhan dan dalam praktik hidup dan komunikasi dengan sesama maka kita akan memancarkan perbuatan kasih bagi sesama. Pelayanan yang seimbang, baik secara vertikal dan horisontal inilah yang berkenan kepada Tuhan dan dihormati oleh semua manusia (Roma 14:18). Makanan dan minuman tidak berarti. Jadi, jangan merusak pekerjaan Tuhan yang demikian penting dengan sesuatu yang tiada artinya (Roma 14:15b, 20b).
Pekerjaan Allah adalah pekerjaan anugerah dan damai sejahtera. Pekerjaan itu dilakukan oleh Dia dan untuk Dia. Itu merupakan pekerjaan baik yang dimulai oleh-Nya (Fil. 1:6). Setiap orang yang percaya kepada Kristus adalah hasil karya dari pekerjaan Allah, ladang Allah, bangunan Allah (Ef. 2:10; 1 Kor. 3:9). Dengan demikian, kita harus sangat berhati-hati supaya tidak melakukan apa yang cenderung akan merusakkan pekerjaan ini, baik di dalam diri kita sendiri maupun orang lain. Kita harus menyangkal diri dalam nafsu dan kecenderungan kita, serta dalam menggunakan kemerdekaan Kristen yang kita miliki, dan bukannya menghalangi serta menghakimi anugerah dan damai sejahtera kita sendiri atau orang lain.
Relasi hidup kekristenan kita saat ini bisa saja terganggu karena persoalan makanan dan minuman. Dampaknya adalah rusaknya pekerjaan Allah di dalam diri mereka. Hal ini tidak saja mendatangkan rusaknya persekutuan dan merusak pekerjaan Allah di dalam diri orang lain. Maka dengan firman Tuhan hari ini kita diingatkan untuk terus menjaga hati nurani kita. Kita harus menyangkal diri di dalam berbagai hal supaya nama baik dan kehormatan kita terjaga. Yang terutama dan yang terpenting kita lakukan adalah ikut berperan dalam pekerjaan Allah, dan dalam pekerjaan Allah itu kita lakukan dengan kasih serta menjadikan semua orang memuji Tuhan dengan perbuatan kasih yang kita lakukan. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 248:1+6
Huhaholongi Ham, Gogohku, huhaholongi Ham tongtong.
In ma marhitei pambaenanku, humbani gok ni uhurhon.
Ai Ham do manondangi au, ronsi na matei au.
Parorot Ham tongtong langkahku bai ganup dalan na botul.
Patoguh Ham tongtong uhurhu, lao mandalankon hata-Mu;
O sondang na hun surga in, sondangi uhurhin.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS