1. Mandoding Haleluya No. 121:1-2
Jesus goluh ni tonduyhu, Ham do haporusankin.
Anggo tumpu bai tonduyhu bolis pakon setan in.

Jolom au Jesus Tuhanku, jolom au sai tongtong.
Ulang sirpang bei naheihu humbani dalan na sintong.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Podah 17:4
“Halak parjahat patangi-tangi sahap na masambor, halak siparladung manareihon pinggolni bani hata na parsedahon.”

“Orang yang berbuat jahat memperhatikan bibir jahat, seorang pendusta memberi telinga kepada lidah yang mencelakakan.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
orang seperti apakah kita, jikalau dalam kehidupan ini kita selalu ingin memperhatikan atau mendengarkan hal-hal yang jahat dan perkataan yang mencelakakan? Pelajaran apakah yang dapat kita petik dari hal yang memalukan, yakni mendengarkan seseorang yang mengatakan perkataan yang mencelakakan orang lain dan memiliki motif yang sangat jauh dari ketulusan dalam mengatakannya?

Seseorang yang hidup dalam dunia ini pastilah mengetahui bahwa ada banyak orang yang berbicara dengan bibirnya yang jahat. Memang demikianlah kecenderungan manusia yang hidup dalam dunia yang telah jatuh dan telah dirusak oleh dosa. Jadi pada kenyataannya dalam hidup ini kita akan selalu mendengar banyak hal-hal yang jahat yang dikatakan setiap waktu dalam keseharian dimana kita hidup. Namun demikian, nas hari ini tidaklah berbicara tentang terlalu banyak mendengar hal-hal yang jahat yang dikatakan orang-orang, melainkan tentang orang yang mau memperhatikan dan menyimak hal-hal tersebut dengan hati dan pikirannya. Memperhatikan dalam kata aslinya adalah “qasab,” dan artinya adalah mendengarkan dan memperhatikan secara saksama tentang sesuatu; mencurahkan perhatian penuh terhadap sesuatu dan mengindahkannya. Dan tujuan atau motif dari cara mendengar seperti ini sesungguhnya adalah ingin melakukan dan menaati apa yang didengar tersebut. Itulah sebabnya mengapa dikatakan dalam nas ini bahwa orang yang berbuat jahat memperhatikan bibir jahat. Hal itu terjadi karena mereka mendengarkan dan memperhatikan dengan saksama serta ingin melakukannya karena telah terpengaruh akan hal-hal yang jahat tersebut.

Jika kita mau memberi perhatian kepada orang-orang yang memiliki “bibir jahat,” maka masalah baru akan menghampiri kita di masa yang akan datang. Pemilik “bibir jahat” adalah orang yang berbicara dengan tujuan mendatangkan kehancuran dan bencana. Dalam kata aslinya, tercermin tentang seseorang yang memiliki keinginan buruk terhadap orang lain, yaitu ingin menghancurkan orang lain. Dan memang inilah kecenderungan yang sedang merajalela dalam masyarakat kita saat ini. Dimana ada banyak orang yang ingin menghancurkan orang lain dengan perkataan mereka melalui kata dan tulisannya di media sosial. Mereka ingin merusak dan mendatangkan malapetaka melalui apa yang mereka katakan. Jika tidak hati-hati, kita juga bisa terisap dan ikut di dalamnya. Kata-kata mereka penuh dengan kelicikan dan kepalsuan. Jadi apabila kita mendengarkan dan memperhatikan hal-hal seperti itu, maka pada gilirannya kita juga akan menjadi pembohong sama seperti orang yang kita dengarkan tersebut. Oleh karena itu, nas hari ini mengingatkan kita bahwa seorang pendusta memberi telinga kepada hal-hal seperti ini. Orang yang terus menerus mendengarkan dusta pada gilirannya akan berbicara dengan cara yang sama dengan apa yang mereka dengarkan. Dan hal ini dimulai dengan apa yang kita dengarkan dan perhatikan dalam hidup kita. Pada waktunya, apa yang masuk ke dalam telinga kita akan merasuki hati kita dan seperti dikatakan firman Tuhan bahwa apa yang ada dalam hati pada akhirnya akan keluar dari mulut kita. Ini adalah suatu proses yang tidak terelakkan. Oleh karena itu, kita sangat perlu senantiasa mencermati nasihat Firman Tuhan yang mengatakan, “Berhati-hatilah terhadap apa yang engkau dengarkan!” Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 127:1
Jahowa Siparmahan au, aha pe lang hurangni.
Na sambor pe sai ipalao, do humbai pinahan-Ni.
Tudu ibaen na lambut in. Lao pagoluhkon tonduyhin,
ibaen holong atei-Ni.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS