1. Mandoding Haleluya No. 343:1-2
Banggal tumang do holong-Mu, pabayu goluhkon,
nadoyuk kahou magou au, hape maluah do.

Dob hutandai diringkin, megah ma uhurhin,
salosei hape utangkin, ibaen layakNi in.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Hesekiel 16:60
“Age pe sonai, ingaton-Ku do padan-Ku bam bani panorang haposoonmu, anjaha pajongjongon-Ku do padan sisadokah ni dokahni pakon ho.”

“Tetapi Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan engkau pada masa mudamu dan Aku akan meneguhkan bagimu perjanjian yang kekal.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
dalam kehidupan kita, khususnya pada zaman modern ini, kesetiaan merupakan suatu hal yang sulit untuk dipertahankan. Dalam nas hari ini, Allah menyatakan bagaimana Ia sangat mengasihi dan mencintai serta tetap setia kepada umat-Nya. Ia menggambarkan relasi-Nya dengan umat-Nya bagaikan relasi antara seorang suami dengan istrinya. Seorang suami yang mengasihi dan menghargai istrinya. Seorang suami yang memperlengkapi istrinya dengan keindahan dan kehormatan. Tetapi kemudian ternyata istrinya berbalik meninggalkannya dan beralih mencintai hal-hal yang lain selain daripadanya. Namun, tanpa memperhitungkan keberdosaan umat-Nya, Allah tetap mengingat perjanjian-Nya yang kekal yang telah diperbuat-Nya kepada umat-Nya. Allah kita adalah Allah yang penuh kasih dan kesetiaan.

Secara umum, Yehezkiel pasal 65 menggambarkan ketidaksetiaan dan perselingkuhan Israel terhadap Allah dan juga tentang hukuman yang menjadi konsekuensinya sebagaimana disampaikan Allah kepada umat-Nya yang telah beralih kepada allah-allah lain selain Dia. Umat-Nya telah menyalahgunakan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepada mereka sebagai jalan untuk meninggalkan-Nya. Namun, pada bagian akhir dari hukuman yang seharusnya ditimpakan Allah kepada umat-Nya, Ia berkata, “Tetapi Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan engkau pada masa mudamu.” Dengan kata lain, Allah ingin mengatakan bahwa sebelum mereka melakukan hal itu terhadap-Nya, Ia telah berjanji untuk mengasihi dan menebus mereka serta telah meneguhkan bagi mereka suatu perjanjian kekal. Dengan kata lain, Allah ingin mengatakan, “Aku akan tetap setia kepada “Perkataan” yang telah keluar dari mulut-Ku.”

Allah telah menetapkan perjanjian kekal dengan umat-Nya. Ia menginisiasi relasi dengan umat-Nya, yaitu umat perjanjian-Nya Israel. Namun oleh ketidaksetiaan mereka kepada Allahnya, maka Allah memperbaharui janji-Nya dengan suatu Perjanjian Baru melalui mengutus Yesus Kristus sebagai meterai perjanjian kekal-Nya yang telah dijanjikan-Nya kepada umat-Nya yang telah meninggalkan-Nya. Dengan penuh kepastian Allah mengatakan kepada Israel dan juga kepada kita, “Aku sangat mengasihi-Mu, Aku datang kepadamu untuk membayar dan menebus semua dosa dan kejahatanmu kepada-Ku.” Perjanjian Allah ini memungkinkan semua orang dimanapun dan siapapun serta apapun yang telah diperbuatnya untuk datang kepada Tuhan dan memperoleh keselamatan daripada-Nya. Inilah yang menjadi kabar baik dan kabar sukacita terbesar bagi dunia. Setiap orang, siapapun itu, bagaimanapun keberadaannya dimungkinkan untuk mengalami pembaharuan relasi dengan Allah selamanya. Singkat kata, semuanya itu dimungkinkan karena kesetiaan dan kasih Allah yang kekal kepada kita. Karena kesetiaan dan kasih Allah yang telah mengutus Anak-Nya, Yesus Kristus, menjadi korban penebusan dosa-dosa kita. Maka ingatlah senantiasa dalam hidupmu bahwa Allah mengasihimu dan segala sesuatu yang Allah perbuat adalah lahir dari kasih dan kesetiaan-Nya bagimu. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 129:1
Ai jumpah au na holong atei, au na tarbuang in hinan.
Jesus Tuhan parholong atei, hubangku, na kahou hinan.
Nuan hutanda Tuhankin, parholong atei banggal in,
parholong atei banggal in.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS