1. Mandoding Haleluya No. 283:1-2
Naibata do manggomgomi, langit pakon tanoh on.
Hagolapan igomgomi, ampa haliharon on.
Irajai tanganNi in, ganup na tinompa in.

GoranMu sai pujionku Ham na manramotkon in.
Tonduy ampa angkulangku sonang au saborngin in;
Seng na saud akal ni munsuhkin, sibolis in.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Johannes 3:30
“Anggo Ia, patut do lambin banggal, tapi ahu lambin etek ma.”

“Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ayat harian kita hari ini adalah kesaksian Yohanes tentang Yesus. Ia memberi kesaksian ini dalam keadaan yang bersukacita. Sukacitanya itu diibaratkannya seperti seorang sahabat mempelai laki-laki yang mendengar kedatangan mempelai laki-laki dan berdiri di dekatnya. Ia tahu posisi dan statusnya sebagai sahabat mempelai laki-laki. Seperti ibarat inilah Yohanes menyambut kedatangan Yesus. Ia sadar akan posisi dan tugasnya sebagai orang yang mempersiapkan jalan dan kedatangan Tuhan Yesus. Ia juga menegaskan tentang apa yang akan dihadapi dan dialami oleh Tuhan Yesus. Tetapi inti yang kita dapat melalui ayat harian hari ini adalah bahwa Yohanes sadar ia harus makin kecil dan Tuhan Yesus harus makin besar. Kesadaran seperti inilah yang sangat kita perlukan dalam menjadi umat Tuhan, terlebih lagi pelayan Tuhan. Kita harus selalu bersedia memberi kesaksian tentang Tuhan Yesus. Bukan kesaksian tentang diri kita sendiri. Dan saat kita memberi kesaksian tentang Tuhan Yesus, maka itu semua bertujuan untuk menunjukkan kebesaranNya. Saat kita menyaksikanNya dan membesarkan namaNya, maka yang sekaligus terjadi dengan itu adalah kita merasakan diri kita semakin kecil di hadapanNya.

Apa tanda bahwa kita semakin kecil di hadapanNya? Pertama, kita tidak mampu berbuat apa-apa dan tidak mampu menyelesaikan apa-apa tanpa Dia. Selalu yang pertama sekali kita datangi untuk mintai pertolongan dalam doa adalah Dia. Kedua, sebagian besar dari apa yang kita perbuat, katakan, dan pikirkan, itu berada di bawah kendali firmanNya. Kita begitu takut dan khawatir jika kita sampai melukai dan menyakitiNya. Itu semua karena kita menaruh hormat yang begitu besar padaNya. Ketiga, kita tidak mengambil apa yang menjadi bagianNya. Apa bagian Tuhan Yesus? Penghakiman (bdk. Yoh. 5:22). Maka inilah yang menjadi bahan perenungan bagi kita. Apakah dengan menjatuhkan penghakiman bagi sesama kita, kita menganggap bahwa kita semakin besar? Apakah wibawa, martabat, harga diri, dan reputasi kita semakin besar dengan cara menghakimi sesama kita? Hal ini tidak sesuai dengan apa yang Yohanes saksikan dalam ayat harian kita hari ini. Jika kita sekarang juga sedang berusaha untuk membuat kita harus semakin kecil dan Tuhan Yesus harus semakin besar, maka penghakiman tidak akan pernah menjadi senjata atau alat yang kita pakai-pakai untuk ditujukan kepada orang lain. Justru, saat kita menyadari diri kita semakin kecil dan Tuhan semakin besar, saat itulah kita semakin merendahkan diri kita di hadapan Tuhan serta merendahkan hati kita di hadapan sesama. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 147:1-2
Ham Naibata banggal tumang, janah borat dousangku.
Seng dong ijon i tanoh on tarbaen haporusanku.

‘Ge pe huja au laho da mangalop hatuahon.
Seng dapot in bai tanoh in, bai ganup hajolmaon.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS