1. Mandoding “I lobei-Mu Tuhan”
I lobei-Mu, Tuhan, talar do haganup, seng dong na lingot.
I lobei-Mu, Tuhan, tangkas do haganup, seng do na sungkot.
Pangabak, panlakkah, parsahap ‘ge parlahou,
lang dong pasangapkon goran-Mu.
Lang dong pamalaskon uhur-Mu.

Tonduy-Mu ma na marsora bai uhurhon.
Mangajari, mamodahi au.
Paubah, paubah au, Tuhan, bere uhur na bayu.
Holong-Mu ma na manggoki goluhkon.
Mangajari ganup pikkirankon.
Paubah, paubah Ham, Tuhan, bere uhur na bayu (2x).

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Kolosse 3:9
“Ulang ma marsiladungan nasiam, ai domma itanggali nasiam jolma na buruk in rap pakon pambahenanni,”

“Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Adolf Hitler mengatakan bahwa kebohongan yang terus menerus diucapkan, pada waktu yang lama akan dapat dipercayai dan dibenarkan oleh orang yang mendengarnya. Kebohongan yang terus menerus diucapkannya telah berhasil meyakinkan orang Jerman bahwa orang-orang Yahudi memang harus dimusnahkan dari muka bumi. Inilah tragedi besar dari sejarah dunia sebagai akibat dari kebohongan. Hal ini merupakan satu contoh ekstrim yang melahirkan pertanyaan, “Bolehkah kita berkata bohong?” Mari kita cermati hal ini! Sesungguhnya, kebohongan bisa mengakibatkan kehancuran bagi diri sendiri dan juga orang lain yang memiliki relasi dengan kita. Kebohongan adalah suatu tindakan kejahatan yang merusak hubungan dan kesetiaan. Kebohongan menghancurkan kepercayaan sahabat, rekan, atau keluarga yang selama ini telah dibangun dan diperjuangkan. Dan ketika kebohongan terbongkar, maka akibatnya bisa fatal terhadap persahabatan dan relasi serta sangat merugikan bagi tali persahabatan yang begitu mahal dan berharga. Semakin lama kita berbohong, maka semakin rumit persoalan yang kita hadapi. Bohong akan memperanakkan kebohongan baru dan kebohongan baru melahirkan kebohongan baru lagi. Memang terkadang, berbohong lebih mudah untuk mengamankan diri sendiri daripada menyatakan kebenaran. Namun ingatlah, bahwa kebohongan tidak akan pernah menghasilkan sesuatu yang positif, tapi justru akan membawa kepada penderitaan, ketidakpercayaan, serta kebohongan yang semakin bertambah dan berganda.

Mengapa manusia sering berbohong? Kita berbohong seringkali untuk melindungi diri, meloloskan diri dari persoalan, dan mencoba meyakinkan orang lain dengan cara yang licik. Memang kebohongan sudah merupakan tabiat manusia sejak dari kecil. Ada kalanya kita berbohong untuk menjaga perasaan orang lain. Misalnya mengatakan bahwa masakan sahabat atau pasangan kita enak, padahal sesungguhnya tidak. Namun sesungguhnya adalah lebih baik menyatakan kebenaran daripada kebongan, karena dengan kebohongan maka kita tidak akan memiliki ketenangan karena harus selalu berjuang menutupi kebongan itu dengan kebohongan yang baru lagi. Dengan kebohongan hidup kita tidak akan tenang. Kebohongan bisa saja dimulai dari hal yang sangat kecil dan sepele, namun kebohongan apapun itu akan mengakibatkan korban diri sendiri maupun orang lain tanpa kita sadari dan sengaja. Kebohongan pasti mengakibatkan kerugian saja. Sekali kebohongan kita terbongkar, maka kepercayaan orang pada diri kita akan sirna.

Maka dari itu, nas hari ini mengingatkan kita agar kita tidak saling mendustai dan saling membohongi, karena dusta dan kebongan akan merusak nama baik, kehilangan jati diri dan reputasi serta kehilangan kesempatan yang berharga karena kita tidak dipercayai. Namun kejujuran adalah jalan yang paling baik walaupun menyakitkan. Untuk itu, karena kita telah menanggalkan manusia lama, marilah kita mengatakan apa yang benar sama seperti Allah kita yang tidak pernah berdusta. Allah tidak akan pernah berdusta karena bukan itu hakekat-Nya. Allah adalah kebenaran dan menginginkan kebenaran. Oleh karena itu Dia menginginkan agar orang percaya juga dikenal oleh karena kebenaran yang selalu nyata dari dirinya. Maka jauhkanlah sifat kebohongan, dusta, dan kepura-puraan yang bertujuan untuk cari muka dan mendapatkan pengakuan serta penerimaan dari orang lain. Tidak usah khawatir karena kita telah diterima oleh Allah karena kasih karunia-Nya. Ia menginginkan agar kita berjalan dalam kebenaran karena Allah kita adalah Allah kebenaran. Jangan takut akan apa yang akan dikatakan orang tentang kita, tetapi teruslah menjalin relasi yang dibangun atas dasar kebenaran dan kejujuran. Jika kita tidak memiliki kebenaran, maka kita tidak akan memiliki persahabatan dan relasi yang baik. Maka selaku orang percaya, marilah kita senantiasa menyatakan kebenaran dan selalu berjalan dalam kebenaran karena Allah adalah kebenaran. Kejujuran adalah merupakan prinsip terbaik bagi kita selaku umat Allah karena Allah kita adalah Tuhan Pemilik kebenaran dan kejujuran. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 384:1
Anggo sai tong hupingkiri, pambahenankin.
Simbei do tong ganup tingki, seng margagan in.
Holong-Mu, Tuhan, pangajamankin .
Sai marpangulaki Ham mangidah in.
Holong-Mu, Tuhan, pangarapankin.
Seng dong parsuhutan, pitah Ham do in.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS