1. Mandoding Pelengkap Kidung Jemaat (PKJ) No. 264:1
Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan,
bila tiada rela sujud dan sungkur?
Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan,
bila tiada hati tulus dan syukur?
Ibadah sejati, jadikanlah persembahan.
Ibadah sejati: kasihilah sesamamu!
Ibadah sejati yang berkenan bagi Tuhan,
jujur dan tulus ibadah murni bagi Tuhan.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: 1 Timoteus 4:8
“Ai otik do guna ni latihan badan, tapi hubani haganup do marguna hadaulaton in, ai hagoluhan sisonari ampa simagira iparbagah.”

“Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.”

 

4. Renungan
Saudara-saudari yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus,
salah satu ciri khas yang melekat pada diri para atlit adalah disiplin. Misalnya, mereka disiplin dalam berlatih. Mereka memiliki jadwal latihan yang teratur, sistematis, dan terstruktur. Selain itu, mereka pun tidak boleh memakan makanan secara sembarangan dan meminum minuman yang sembarangan, tapi mereka harus memakan makanan yang mengandung gizi dan vitamin yang baik. Mereka juga harus memiliki jadwal istirahat yang cukup, sehingga kondisi fisik mereka tetap fit. Apabila mereka melanggar hal-hal itu, bisa berakibat pada kemampuan mereka saat bertanding. Mereka tidak bisa bertanding dengan maksimal, sebaliknya, mereka bisa kalah.

Tetapi bagaimana dengan ibadah kepada Allah? Apakah kita termasuk orang yang selalu melatih diri untuk disiplin dalam membangun relasi dengan Dia? Rasul Paulus dalam ayat harian ini menekankan pentingnya melatih diri dalam ibadah. Dalam 1 Timotius 4:7b-8 disebutkan, “Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.” Dari ayat ini diberikan pesan akan pentingnya disiplin dalam beribadah kepada Tuhan. Kata disiplin adalah istilah metaforis yang diambil dari para pegulat yang bergumul demi suatu hadiah. Ini merupakan tekad hati untuk mengerahkan segenap tenaga dan kekuatan. Dalam suratnya kepada Timotius, rasul Paulus menantang Timotius untuk membayar berapa pun harganya demi hidup yang saleh dan berkenan kepada Allah. Ayat harian ini meminta kita mempunyai semangat yang gigih dan disiplin untuk hidup semakin berkenan dengan kehendak Tuhan. Semangat ini nyata dalam pesan yang nyata dalam Alkitab yang menekankan bahwa Tuhan dan kehendakNya adalah prioritas utama yang harus kita cari dalam hasrat hidup beriman. Di dalam Alkitab, kita dapat dengan mudah menemukan perintah untuk mencari Tuhan, “Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!” (1 Taw. 16:11; Mzm. 105:4). “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!” (Yes. 55:6). “Carilah Aku, maka kamu akan hidup!” (Am. 5:4). Senada dengan itu, Yesus berkata, “…. carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya…” (Mat. 6:33).

Dalam pengalaman hidup, kalau kita mau jujur, ternyata yang banyak dicari orang adalah bukan Tuhan dan kehendakNya, melainkan yang lain, seperti berkat-berkat-Nya, misalnya berkat kesembuhan, bertambahnya aset dan omset, naik jabatan, berkat kekuasaan, popularitas, dan lain-lain. Pernahkah kita memikirkan hal yang lebih utama tentang Dia? Pernahkah kita berdoa bagaimana untuk menjadi lebih taat dan setia pada-Nya dan meminta dihajar-Nya ketika menyimpang dari kebenaran-Nya? Mungkin itu menjadi permintaan yang langka keluar dari mulut kita. Pernahkah kita meminta untuk hidup kudus dan saleh di hadapan-Nya, sehingga hidup kita berpadanan dengan Firman Tuhan?

Dengan ayat harian ini, rasul Paulus menekankan pentingnya ibadah yang dapat kita artikan sebagai hidup kudus yang merupakan penyembahan atau ibadah dari hati dan kehidupan yang selaras dengan kehendak-Nya. Kita diminta mempraktikkan kesalehan dalam arti bahwa Firman Allah yang hidup dalam kita akan nyata melalui tindakan hidup sehari-hari. Hati yang saleh sangat disukai Allah dan kehidupan yang saleh sangat memuliakan Dia. Umat Kristen yang melatih dirinya beribadah maka hatinya akan selaras dengan natur Allah dan hidupnya dapat dipertanggungjawabkan kepada Allah. Kehidupan seperti inilah yang berdampak dan mengandung janji sampai kepada kehidupan kekal. Mari terus melatih diri dalam ibadah, karena itulah yang dikehendaki Tuhan dan menjadikan hidup kita menjadi berkat bagi sesama. Amin.

 

5. Mandoding “Hidup ini adalah Kesempatan”
Hidup ini adalah kesempatan.
Hidup ini untuk melayani Tuhan.
Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan b’ri,
hidup ini harus jadi berkat.
Oh Tuhan pakailah hidupku selagi aku masih kuat.
Bila saatnya nanti ‘ku tak berdaya lagi,
hidup ini sudah jadi berkat.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS