1. Mandoding Haleluya No. 283:1
Naibata do manggomgomi, langit pakon tanoh on.
Hagolapan igomgomi, ampa haliharon on.
Irajai tanganNi in, ganup na tinompa in.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Job 33:26
“Martonggo ma ia bani Naibata, jadi balosan ni Naibata ma ia; pataridahkonon-Ni ma bani bohi-Ni ibagas malas uhur, anjaha pasuangon-Ni ma hapintoron-Ni hubani jolma.”

“Ia berdoa kepada Allah, dan Allah berkenan menerimanya; ia akan memandang wajah-Nya dengan bersorak-sorai, dan Allah mengembalikan kebenaran kepada manusia.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
karena tujuan doa kita adalah kepada Allah, maka hak Allahlah untuk menerima dan membalasnya. Allah memiliki berbagai alasan dalam merespons doa-doa manusia. Ia juga memiliki berbagai cara untuk menyampaikan firmanNya kepada manusia. Semua itu dilakukan Allah agar manusia memperoleh kehidupan daripadaNya. Ini yang dialami oleh Ayub, saat ia merasa tidak bersalah dan membela diri di hadapan Allah. Sampai pada saatnya Elihu datang kepadanya dan menegaskan bahwa Allah tidak berlaku curang kepada Ayub. Allah menginginkan pertobatan melalui kesengsaraan manusia. Dalam proses bertobat itulah manusia menyampaikan permohonan-permohonannya kepada Allah di dalam doa. Maka pada saat itulah Allah berkenan menerimanya.

Orang yang bertobat adalah orang yang berbalik arah. Ia kembali kepada jalan yang telah dipersiapkan Allah kepadanya. Saat ia melakukannya, maka Allah menerimanya. Allah tidak memperhitungkan berapa lama kita meninggalkanNya. Ia menanti dan menuntut kita kembali ke arahNya. Dan saat kita kembali, Ia tidak akan menolak kita. Bahkan, Ia akan berlari menghampiri kita dan memeluk kita. Inilah yang Tuhan Yesus sampaikan melalui perumpamaan tentang anak yang hilang (Lukas 15:11-32). Allah memandang wajah kita dengan bersorak-sorai karena kita kembali kepadanya. Ia merayakan kemenangan. Kemenangan di pihak kita, terlebih lagi kemenangan di pihak Allah. Lalu apa yang patut dikenakanNya kepada manusia yang bertobat itu pasti akan dikembalikannya. Inilah yang Tuhan Yesus sampaikan dalam perumpamaan anak yang hilang, bahwa bapa itu mengenakan jubah terbaik, cincin, dan sepatu pada anaknya yang kembali. Tidak hanya itu saja, ia juga menyembelih anak lembu tambun. Semua apa yang dianggap benar dan layak untuk dipakai anak yang kembali itu diberikan oleh bapanya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
apa mula dari semua pemberian Tuhan itu? Jawabnya adalah berdoa kepada Tuhan. Lalu apa mula dari berdoa kepada Tuhan? Jawabnya adalah pertobatan. Dan apa mula dari pertobatan? Maka jawabnya adalah kesadaran dan kemauan. Maka melalui ayat harian hari ini, kita diingatkan untuk mengoreksi kesadaran dan kemauan kita agar memeriksa diri kita masing-masing. Bukan orang lain yang kita periksa dan hakimi. Jika kita terlalu lihai dan berprestasi dalam memeriksa kesalahan orang lain daripada diri kita sendiri, itu sama seperti yang dikatakan Tuhan Yesus, “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?” (Matius 7:3). Alih-alih mengawasi dan memantau pelanggaran orang lain, hendaklah kita terlebih dahulu berdoa kepada Tuhan untuk memohon kepadaNya agar Ia mengembalikan kebenaran kepada kita. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 138:1+3
Jahowa Naibatanta do, tarbaen batar-batarta.
Munsuhta ningon talu do, ibaen parlingodanta.
Ai anggo munsuh in, sibolis gorannin,
bajan do akalnin parseda jolma in,
seng dong na pag mangkubu.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS