- Nas : Ayub 42: 1-6
- Usul doding/lagu : Kj. No. 401 “Makin Dekat, Tuhan” : 1+4.
- Tema : Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu.
- Tujuan : Agar pemuda selalu rajin membangun hubungan yang dekat kepada Tuhan, apapun yang diinginkan pemuda jika dekat dengan Tuhan,taat dan setia kepada Tuhan, maka Tuhan senantiasa melakukan yang terbaik.
Makin dekat Tuhan kepada mu
Saudara/i yang terkasih dalam nama Kristus Yesus pada minggu ini kita memasuki minggu Judika yang berarti “berilah keadilan kepadaku” yang mana hal ini juga berhubungan dengan Nas renungan Mingguan kita saat ini. Hampir keseluruhan dari kita sudah pernah mendengar kisah iman Ayub. Ayub yang diuji dengan berbagai macam masalah yang tiada henti, masalah yang membuat dia ditinggalkan orang-orang terdekatnya mulai dari anak, istri dan sahabat-sahabatnya dan bukan hanya itu Ayub juga kehilangan seluruh harta benda kekayaannya dan juga menahan rasa sakit fisik dengan penyakit barah busuk yang ia derita. Lalu layakkah Ayub menerima semua perkara itu? Ayub dengan latarbelakang pribadi yang saleh dan jujur, takut akan Allah, serta memiliki integritas moral dan komitmen sepenuh hati kepada Allah. Ia benar dalam pikiran, perkataan dan tindakannya. Allah juga tidak seta-merta membebaskan Ayub dari penderitaan, Ayub dibiarkan jatuh sampai kepada titik terendah dalam kehidupannya.
Sama seperti Ayub, Yesus menderita bukan karena dosa melainkan karena rencana Tuhan untuk mengalahkan iblis, lalu dipulihkan (dibangkitkan), kisah Ayub juga demikian. Dia bersabar di bawah melapetaka yang ditimpakan Tuhan kepadanya tanpa penjelasan dan akhirnya dia melihat belas kasihan Tuhan. Nas ini merupakan respon Ayub yang terakhir terhadap segala pergumulannya. Ayub beroleh pemulihan setelah ia mau merendahkan diri dalam penyesalan dihadapan Allah. Setelah ia mencabut perkataannya yang merupakan pembelaan diri atas ketidakberdosaannya selama ini. Poin penting dalam nas ini ialah teks ini diletakkan sebelum keadaan Ayub dipulihkan, menyiratkan bahwa pemulihan bukanlah jawaban atas pergumulan Ayub. Ayub sudah memperoleh kemenangan sebelum dipulihkan. Pengenalan Ayub kepada Allah yang membebaskan dan memenangkan dia dari pertandingan iman yang ia lalui. Perubahan diri, persandarannya kepada Tuhan semakin dikokohkan dan setia kepada Tuhan respon Ayub pada perkara yang ia hadapi. Ayub mengakui bahwa dibalik segala sesuatu termasuk kesengsaraan yang menimpanya ia melihat rencana Tuhan, rencana yang bersifat pasti dan tidak ada satu orang pun yang dapat meninggalkannya. Melalui ujian yang Ayub lalui ia dapat mengenal Allah dengan cara yang baru. Pengenalan Ayub akan Tuhan semakin mendalam melalui ujian yang ia lalui.
Ujian yang membawa Ayub makin dekat pada Tuhan. Pengalaman iman Ayub mengajarkan kita bahwa hidup bersama Allah bukan untuk mendapat reward maupun punishment tetapi sebuah ketulusan, Ayub menyadari adanya pemulihan spiritual dan mental pada dirinya pada saat ia berada dalam pergumulan, ia tidak mempedulikan pemulihan dan berkat yang akan ia terima tetapi lebih mementingkan kesadaran spiritual dan relasinya yang intim dengan Allah. Dewasa ini kita cenderung memilih sikap menggerutu, menyalahkan Tuhan dan mengangkat diri mengatakan bahwa kita sudah berbuat baik sejauh ini dan tidak layak untuk menerima pergumulan. Dipatahkan dengan sikap sebagai respon Ayub atas pengalaman imannya, yang memilih mengagungkan Tuhan, menyadari kedaulatan dan kebesaran Tuhan, berserah dan setia kepada Tuhan, menyakini bahwa pergumulannya tak kalah besar dari anugerah Tuhan. Tuhan berikan keadilan kepada Ayub karena pengenalannya kepada Dia. Kisah hidup Ayub telah menjadi contoh proses beriman yang hidup dan sehat bersama Allah, karena ketika kita dekat dengan Tuhan, taat dan setia, maka Tuhan senantiasa melakukan yang terbaik.
Warga namaposo yang dikasihi Tuhan
Saat ini kita masih dan akan terus berjalan di dalam kehidupan ini. Mau tidak mau, kita akan berhadapan dengan situasi yang belum tentu kita harapkan. Sebagai warga namaposo, ada juga kita diperhadapkan dengan situasi yang sulit, atau bahkan kita berapa di titik terendah kehidupan kita. Dan situasi semakin sulit Ketika kita menyadari bahwa orang-orang yang dekat dengan kita justru meninggalkan kita disaat kita terpuruk. Orang yang kita kasihi bahkan memberi jarak dengan kita, sehingga kita merasa bahwa kita sendiri dalam keterpurukan kita. Lalu nas kita hari ini mencoba untuk menanamkan kembali bagaimana pola pandang dan pola fikir kita yang tentu berlandaskan keimanan kita kepada Tuhan. Saat dunia meninggalkan kita, saat sahabat, saudara meninggalkan kita, bahkan saat ujian yang dating menghantam kita, pertanyaan selannjutnya adalah, apakah kita mampu melihat sisi bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita? Apakah kita sudah sampai kepada fase bahwa setiap apapun yang kita hadapai, justru itu merupakan sebuah proses yang diberikan Tuhan kepada kita untuk kita semakin mengenal Tuhan? Bila Ayub sampai kepada sebuah sikap menyadari Kemuliaan dan Keagungan Tuhan, dan hal ini yang menggerakkan Ayub untuk tetap berserah kepada-Nya, tentu hal ini juga yang diharapkan dapat dihidupi oleh warga seksi Namaposo untuk sampai kepada pemahaman tentang begitu Mulia dan Agungnya Tuhan kita, dan ini juga yang mendorong setiap namaposo datang dan berserah kepada-Nya. Tentu ketika setiap namaposo berserah kepada Tuhan dalam segala lini kehidupan, dalam setiap situasi dan kondisi yang dihadapinya, maka saatnya setiap kita akan melihat bahwa kehidupan ini akan baik-baik saja bersama-Nya. Maka berjalan dan bergeraklah dalam pemahaman yang matang tentang Tuhan, dan melihat serta mempercayai Tuhan sebagai sosok yang Agung dan Mulia, karena hanya Dia yang mampu mengangkat kita dari segala persoalan bahkan keterpurukan hidup yang kita alami. Tuhan Yesus Memberkati.