Nas : Yohannes 13: 1-11
Usul doding/lagu : Lagu Rohani “Melayani Lebih Sungguh”: 1-2.
Tema : Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya
Tujuan : Agar pemuda sebagai murid-murid Yesus di era ini haruslah dapat meniru teladan yang
ditinggalkan Yesus Kristus, Ia rendah hati dan selalu menjadi teladan bagi murid-murid-Nya.
Melayani dengan kerendahan hati
Ada ungkapan yang mengatakan, “Teman yang paling baik dari kebenaran adalah waktu. Musuh yang paling besar adalah prasangka. Dan pengiringnya yang paling setia adalah kerendahan hati. Ada banyak asumsi yang didapat terhadap kata melayani, diantaranya; melayani dimaksudkan harus berasal dari hati yang terdalam, melayani tidak hanya sebatas formalitas semata, melayani tidak memandang usia, melayani tidak hanya dilakukan oleh para pelayan tertahbis, dan melayani yang tercermin dari perilakunya sebagai pelayan. Melayani dengan kerendahan hati, sudah menjadi karakter yang langkah untuk ditemukan saat ini. Kesombongan dan iri hati sudah lebih berkuasa. Medan pelayanan sering disalah-gunakan sebagai ajang untuk unjuk kehebatan padahal sejatinya melayani Tuhan bukanlah untuk dipertontonkan bukan pula beban dan ajang untuk bermegah diri. Melayani Tuhan adalah kesempatan dan anugerah. Untuk melayani tidak membutuhkan orang yang merasa dirinya hebat, karena orang yang merasa dirinya hebat akan sulit menghargai orang lain. Tetapi dibutuhkan orang yang selain cakap, juga memiliki jiwa pelayanan dalam kerendahan hati sebagai hamba Tuhan.
Pada saat-saat terakhir bagi Yesus bersama para murid-muridNya saat dimana penangkapan dan penyaliban Yesus sudah semakin dekat Yesus memberikan pengajaran bagi murid-muridNya melalui tindakan nyata. Usai makan, Yesus Sang Guru memakai perlengkapan pelayanan lalu membasuh kaki murid-muridNya, biasanya hal ini dilakukan oleh seorang pelayan. Pada waktu itu juga para murid tengah sibuk memperdebatkan siapa yang paling terbesar diantara mereka. Kemudian Yesus datang merendahkan dirinya membasuh kaki para murid-muridnya. Yesus memperagakan pengajaranNya tentang kasih kepada murid-murid dengan bertindak layaknya seorang hamba yang membasuh kaki mereka satu per satu. Pembasuhan itu juga dimaknai sebagi pembersihan. Saat dibasuh Yesus, murid-murid diam saja tetapi tidak dengan Petrus, yang tidak bisa menerima Sang Guru membasuh kakinya yang adalah muridNya. Namun setelah mendengar penjelasan Yesus, Petrus malah meminta agar seluruh tubuhnya dibasuh. Seusai Yesus melakukan pembasuhan Ia menegaskan agar murid-muridNya tidak meninggikan diri, tetapi mau merendahkan hati dan melayani sesama dengan tulus dan sungguh-sungguh bahkan harus rela merendahkan diri untuk saling melayani satu sama lain. Sebelum Yesus secara khusus meminta kepada para murid untuk melayani dan menjadi teladan bagi banyak orang, Yesus telah lebih dahulu melakukannya. Ia menunjukkan kasihNya dan memberikan kasih tanpa syarat dan tanpa batas. Ia melayani tanpa pandang bulu. Pelayanan dan keteladanan, itulah dua hal yang Yesus berikan kepada para murid, kepada orang banyak di masa itu dan kepada kita hari ini, Ia melayani karena kasih dan dengan kasih.
Bagi Yesus pelayanan adalah alat untuk menyatakan kasih ditengah-tengah dunia. Dan Yesus juga mengharapkan agar pengajaran dan teladan yang Ia lakukan dapat dilaksanakan oleh murid-muridNya pada saat ini. Masa Palmarum ini ialah masa untuk menyatakan perbuatan baik, membangun komitmen melarut dalam sikap sembah penyerahan diri kepada Tuhan. Sekalipun ada orang yang iri akan perbuatan baikmu, akan hatimu yang tulus memberi yang termahal sebagai wujudnyata sembah sujudmu kepada Tuhan, teruslah berkiprah jangan menjadi lemah karena apa yang kamu lakukan akan dikenang dan diingat. Tunaikanlah tugas pelayanan mu dengan sebaik mungkin lakukanlah itu untuk menyenangkan hati Tuhan bukan manusia. Tetaplah teladani pelayanan Yesus dan lakukanlah itu dengan kerendahan hati, kesungguhan hati dengan hati yang gembira penuh rasa syukur.
Saat ini justru setiap warga seksi Namaposo di GKPS diundang untuk memperlihatkan jati dirinya sebagai namaposo yang siap dan mau melayani. Bahwa melayani dengan tulus dan bukan karena mengharapkan pujian dari dunia, agaknya itulah yang harus dilakukan saat ini. Eksistensi Namaposo sebagai bagian dari tubuh Kristus yang ikut ambil bagian dalam arak-arakan pelayanan ke seluruh dunia agaknya masih tetap relevan dan kontekstual pada era milenial saat ini, sebagai bagian dari mewujudnyatakan injil di tengah-tengah dunia. Visi GKPS yang telah ditetapkan, yaitu “Menjadi Gereja Pembawa Berkat dan Peduli” akan termanifestasi bila warga namaposo juga ikut ambil bagian dalam pelayanan yang sesungguhnya di tengah-tengah dunia ini. Melayani bukan untuk ditinggikan, tetapi tetapi untuk meninggikan Yesus. Semoga firman ini semakin memotivasi setiap warga untuk hidup dalam pelayanannya, dalam kerendah-hatiannya. Amin.