1. Mandoding Haleluya No. 338:1-2
Togu Ham ma au o Tuhan bai goluh dunia on.
Na gogoh do Ham parholong, togu au na galek on.
Roti surga, roti surga, in ma sipanganonkin.
In ma hagoluhankin.

Bere Ham bah hagoluhan na pamalum uhurhon.
Ham mardalan i lobeihu rapkon tiang hombun in.
Ham Jesusku, Ham Tuhanku, Ham na gabe gantarhin.
Ham ma haluahonkin.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Tangis-tangis 5:19
“Tapi Ham, ale Jahowa, ronsi sadokahni dokahni do manrajai; totap do paratas-Mu marsundut-sundut.”

“Engkau, ya Tuhan, bertakhta selama-lamanya, takhta-Mu tetap dari masa ke masa!”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ada banyak sifat Allah. Salah satunya adalah kekal. Allah itu kekal dan abadi. Sementara, manusia ciptaanNya adalah makhluk yang fana. Di tengah kefanaan manusia dan dunia tempatnya tinggal, keberadaan Allah yang kekal itu sangat diperlukan. Dalam hal apa saja kekekalan Allah itu terjadi? Melalui ayat harian hari ini dikatakan kepada kita bahwa kekekalan Allah itu diperlihatkan dalam bentuk keabadian kekuasaanNya dari masa ke masa. Raja-raja, para nabi, dan hakim-hakim berganti. Tetapi Allah yang memilih dan menahbiskan mereka adalah sama, karena Ia kekal. Maka para pemimpin yang bergantian memimpin bangsa Tuhan, hanyalah sebagai perpanjangan tangan Tuhan untuk melayani takhtaNya. Ialah yang berjaya dan berkuasa, dari dahulu kala hingga saat ini.

Apa yang bisa kita renungkan dari ayat harian kita hari ini? Pertama, saat kita bersuka atau bergembira, ingatlah bahwa itu fana. Dengan demikian, kita tidak akan membanggakan diri kita atau meninggikan hati kita di tengah-tengah sukacita yang kita rasakan. Kita akan tetap bisa mengendalikan diri kita di tengah sukacita tersebut, karena kita tahu bahwa itu semua adalah sementara. Hanya Allah yang kekal sampai selama-lamanya.

Kedua, saat kita berduka atau bersedih, ingatlah juga bahwa itu pun hanya sementara. Dengan demikian, kita tidak akan menyalahkan diri kita sendiri atau kehilangan asa serta menjadi tertekan di tengah-tengah dukacita yang kita alami. Kita pun juga akan bisa tetap mengendalikan diri kita di tengah suasana dukacita tersebut, karena kita sadar bahwa itu semua adalah sementara. Hanya Allah yang abadi sampai selama-lamanya.

Ya, memang begitulah sebaiknya hidup ini, bahwa tidak ada yang kekal dan abadi, selain Tuhan dan takhtaNya. Ini akan membuat kita hanya berserah dan memberikan diri pada Tuhan saja. Satu hal lagi yang paling penting dari kekekalan dan keabadian Allah itu adalah kasihNya kepada manusia. Itu tidak berubah dari dulu sampai sekarang. Ia tetap memberikan kasihNya (yang kita sebut: agape) kepada kita. PuncakNya adalah saat Ia mengutus AnakNya yang Tunggal, Tuhan kita, Yesus Kristus, ke dunia ini untuk menebus dosa umat manusia di kayu salib. Itulah yang tidak lama lagi akan kita rayakan, melalui peringatan akan kematianNya (Jumat Agung) dan kebangkitanNya (Paskah). Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 248:1-2
Huhaholongi Ham, Gogohku, huhaholongi Ham tongtong.
In ma marhitei pambaenanku, hun bani gok ni uhurhon.
Ai Ham do manondangi au, ronsi na matei au.

Huhaholongi Ham, Goluhku, ai Ham do hagoluhankin.
Ningon tongtong Ham pujionku, au na sinondanganMu in.
Holong mamitah uhurhin Bamu o Jesuskin.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS