1. Mandoding Haleluya No. 138:1+3
Jahowa Naibatanta do, tarbaen batar-batarta.
Munsuhta ningon talu do, ibaen parlingodanta.
Ai anggo munsuh in, sibolis gorannin,
bajan do akalnin parseda jolma in, seng dong na pag mangkubu.
Gok pe habiar tanoh on, laho mandorab hita.
Ulang mabiar hita on, ai ningon monang hita.
Age manggila pe, sibolis banta bei,
seng habiaran be; Ai ‘ge s hata pe,
kuh do manaluhonsi.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Mika 7:8
“Ulang ma ho marmalas ni uhur, alo munsuhku, mangidah ahu; ai jomba pe ahu, sai na jongjong do use, ai hundul pe nuan ahu ibagas hagolapan, Jahowa do panondang bangku.”
“Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun aku jatuh, aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap, Tuhan akan menjadi terangku.”
4. Renungan
Jemaat yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus,
ada sebuah sikap dalam hidup bermasyarakat yang tidak baik tapi masih sering terjadi dalam kehidupan, yaitu: senang melihat orang susah, susah melihat orang senang. Mengapa orang senang dengan penderitaan orang lain dan susah dengan kebahagiaan orang lain? Jurang pemisah (gap) dan perbedaan status serta ekonomi menciptakan kesombongan. Gengsi dapat membawa manusia menjadi iri dan bersikap arogan satu dengan yang lain. Seharusnya sesuai dengan ajaran firman Tuhan maka manusia satu dengan yang lainnya saling mengasihi, namun karena sudah terjangkit iri hati maka kasih itu berubah menjadi benci. Kesuksesan pihak lain merupakan ancaman, sedangkan kegagalannya merupakan peluang dan kesempatan. Dalam kondisi yang demikian maka tidak heran ada orang yang senang melihat orang susah, dan ia akan susah melihat orang senang. Situasi seperti inilah yang dilihat oleh nabi Mikha, sehingga ia memberi seruan. Nabi Mikha menyajikan gambaran mengenai Tuhan yang Mahakuasa, yang membenci dosa namun mencintai orang berdosa. Dalam kitab Mikha, kita mendapat penjelasan akan penghukuman Allah atas Israel. Penghukuman ini terjadi karena pelanggaran yang mereka lakukan, namun di tengah-tengah pernyataan akan penghukuman ini, Mikha memberikan pengharapan dengan menyatakan bahwa Allah berjanji akan melepaskan orang yang terus mengikut Dia (bertobat), menyembah-Nya, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah (Mikha 6:8).
Pada ayat harian ini diperlihatkan kesuraman yang akan berakhir dengan pengharapan. Mikha menunjukkan penantian penuh keyakinan dengan mengatakan, “aku akan bangun pula,” yang berarti suatu pernyataan iman kepada hari pemulihan mereka oleh Allah. Karena Allah akan mendengar dan menyelamatkan apabila umat-Nya membutuhkan pertolongan, sehingga yang harus dilakukan ialah setia dan sabar menunggu meski di tengah penghukuman karena Allah akan membawa mereka keluar dari kegelapan dan menjatuhkan musuh-musuh mereka. Karena tujuan dari penghukuman ialah untuk memurnikan, memulihkan, dan membawa mereka kembali kepada Allah, bukan untuk mengusir mereka dan meninggalkan mereka.
Dengan demikian kita dapat memahami bahwa sesungguhnya Allah kita adalah Tuhan yang penuh kasih dan luar biasa. Meskipun kita dipenuhi oleh dosa, namun jika berseru kepada-Nya, Allah berjanji akan membawa keluar dari kegelapan/kesulitan kita, kepada terang-Nya yang penuh sukacita. Ia tidak akan membiarkan kita sampai tergeletak (Mzm. 37:24), karena Tuhan tidak pernah memberikan kesulitan yang melebihi kekuatan kita (1 Kor. 10:13). Jadi kita tidak perlu takut dan khawatir akan apapun juga. Cukup tetap setia dan sabar menanti waktunya Tuhan.
Nabi Mikha sadar bahwa ia patut menerima kemarahan Tuhan (Mikha 7:9). Orang saleh juga akan menderita ketika masyarakat yang bobrok di mana ia tinggal menjadi porak poranda. Walaupun ia tidak ikut serta dalam kejahatan masyarakat, ia tetap harus memikul tanggung jawab tertentu atas apa yang telah terjadi di dalam masyarakat. Nabi Mikha menerima semua yang menimpanya sebagai suatu keadilan. Ia tidak putus harapan pada saat orang di sekitarnya mencemooh dia karena amarah Tuhan yang sedang menimpanya. Ia tidak takut sekalipun ia jatuh dan duduk dalam kegelapan. Ia hidup di dalam zaman di mana bangsanya di ambang kehancuran. Masyarakat Israel yang korup akan segera dihancurkan dan mereka yang masih hidup akan diangkut sebagai tawanan ke negara Asyur. Segala sesuatu di sekitar Mikha tampaknya hancur berantakan. Sangat sulit bagi Mikha untuk percaya bahwa suatu hari kelak pagar tembok kotanya akan dibangun kembali dan wilayah negaranya akan menjadi lebih luas (Mikha 7:11). Namun ia tetap yakin bahwa Allah sang Hakim Agung akan menjadi pengacaranya dan membela perkaranya serta bangsanya. Pada akhirnya ia akan menang bersama Tuhan. Kemurahan Allah dan kesadaran Mikha sebagai orang berdosa yang membutuhkan anugerah pengampunan-Nya akan menjadikan ia orang yang menang karena Tuhan. Ia tidak hanya akan menerima pengampunan dari Allah namun para musuhnya pun nantinya akan mengakui kebenarannya (Mikha 7:12). Kiranya iman percaya yang sedemikian semakin menjadikan kita untuk terus bersukacita dalam terang Tuhan. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 343:1-2
Banggal tumang do holong-Mu, pabayu goluhkon,
na doyuk kahou magou au, hape maluah do.
Dob hutandai diringkin, megah ma uhurhin,
salosei hape utangkin, ibaen layakNi in.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS