1. Mandoding Haleluya No. 61:1-2
O ulu na sab daroh ibaen ugahMu in.
Humbani janggar-janggar duri parsilang in.
O ulu hatunggungon hinan sihilapMu.
Itaron Ham madorun; manombah au Bamu.
Ham parsinalsal bohi, tarsulur sangapMu.
Ai mase ma marposi sab tijur huyumMu?
Ai aha ma halani ‘se gombur mataMu?
Na miloh sinalsalni, dob rotap hosahMu.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Psalmen 149:4
“Ai marosuh do Jahowa mangidah bangsa-Ni, anjaha irudangi halak na toruh maruhur marhitei haluahon.”
“Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
hari ini kita menerima firman Tuhan tentang apa yang menjadi kesukaan Tuhan terhadap umatNya, yaitu rendah hati. Sikap rendah hati itu ditunjukkan melalui kerelaan umatNya untuk dipimpin oleh Tuhan. Ya, orang yang rendah hati adalah orang yang mau dipimpin dan diatur. Ia tidak akan menganggap bahwa hanya dirinya yang patut didengar dan dihormati. Atas sikap rendah hatinya itu, orang lain pun akan memberikan hormat. Tuhan juga menyukai dan senang terhadap orang yang rendah hati. Hal itu ditunjukkanNya dengan memberikan mahkota bagi orang-orang yang rendah hati. Mahkota adalah simbol kemenangan dan juga simbol kekuasaan. Orang yang rendah hati adalah orang yang menang atas dirinya sendiri, serta mampu menguasai dirinya sendiri.
Tuhan Yesus juga adalah sosok yang rendah hati. Matius 11:29 mengatakan, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” Kerendah-hatian Tuhan Yesus berjalan bersamaan dengan kelemah-lembutannya. Atas karakter yang seperti ini, Ia menerima mahkota Kerajaan Allah. Bagaimana mungkin? Tuhan Yesus telah benar-benar merendahkan hati dan diriNya di depan Bapa. Rasul Paulus menuliskan dalam Filipi 2:6-7, “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” Yesus Kristus, yang adalah Anak Allah, telah merendahkan diriNya dengan mengambil rupa seorang hamba agar menjadi sama dengan manusia.
Maka, salah satu bentuk kerendah-hatian manusia di dalam hidupnya adalah dengan memosisikan dirinya sebagai hamba. Apa yang diperlukan seorang hamba? Jawabannya adalah penebusan atau keselamatan. Inilah yang diterimanya sebagai mahkota dari Allah, yaitu keselamatan. Oleh karena itu, marilah kita tetap mempertahankan diri kita untuk hidup dengan rendah hati. Jauhkanlah sikap tinggi hati dan sombong dalam diri kita. kita tahu bahwa kita adalah manusia yang tidak ada apa-apanya. Kita fana dan tidak sempurna. Dengan hidup rendah hati, kita membiarkan Tuhan menguasai hidup kita serta yakin atas rancanganNya. Itulah yang menonjol dari orang yang rendah hati, yaitu tidak harus kehendaknya yang terjadi, melainkan kehendak Tuhan. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 62:1-2
Jesus Ham do bah tubuhku, sipagoluh tonduyhin.
Ai ibunuh Ham munsuhku in ma hamateian in.
Ham manaron hamagouan, pasirsirhon hagoluhan.
Halanin hupuji Ham sai marribu hali tong.
Habileon, apas-apas, lansat ampa tijur pe.
Tali pakon tompas-tompas itaronkon Ham hape.
Paluahkon au na sombuh humbai tangan ni sibolis.
Halanin hupuji Ham sai marribu hali tong.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS