1. Mandoding Haleluya No. 404:1
Ganup ari do in, ronsi tahun hu taun, sihol do hudodingkon Goran-Mu.
Ham Tuhan Naibata, sai hupuji do Ham, halani haganup layak-Mu.
Ham arta na harga, poltik hujolom in, humbani na hinan, Ham do tong Naibatangkin.
Bonani na dear, ronsi sadokahnin, Panondang na lihar, bai ganup na golap in.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Lukas 22:19
“Jadi ibuat ma ruti, anjaha dob ihatahon tonggo tarima kasih, itopiki anjaha ibere ma ai bani sidea, lanjar nini ma, “Daging-Ku do on, na binere mangkopkop hanima; bahen hanima ma sonin, gabe pardingatan Bangku.”

“Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
sejak semula Tuhan Yesus sudah mengetahui bahwa kedatangan-Nya ke dunia adalah untuk mati di kayu salib. Ancaman kematian tidak menyurutkan semangat hidup-Nya atau membuat-Nya gentar dan putus asa. Tuhan Yesus tetap berdaulat dan berkuasa. Ia tidak dikuasai oleh situasi yang terjadi. Situasi dan keadaan tetap di bawah kendali dan kuasa-Nya. Pada malam sebelum penyaliban-Nya, Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk mempersiapkan perjamuan Paskah. Perjamuan Paskah ini adalah perjamuan terakhir yang Ia lakukan bersama murid-murid-Nya sebelum Ia disalibkan. Pada malam sebelum kematian-Nya itu pula Tuhan Yesus tahu bahwa hidup dan pelayanan-Nya di dunia sedang mendekati saat-saat akhir. Tetapi di balik semua itu Ia juga tahu bahwa suatu hari Ia akan datang sebagai pemenang. Dan Ia juga menyatakan maksud kepergian-Nya, yaitu untuk menjadikan diri-Nya sebagai korban pengampunan dosa. Dalam perjamuan itu, Yesus menjelaskan bahwa roti dalam perjamuan itu ialah gambaran pengorbanan diri-Nya bagi murid-murid-Nya. Ia telah membuat perjanjian baru untuk mendamaikan Allah dengan manusia. Pengorbanan sebagai peringatan akan penghapusan dosa.

Saudara-saudari yang terkasih dalam nama Kristus Yesus,
begitu berharganya kita umat berdosa ini. Kita ditebus dengan harga yang sangat mahal dan tidak ternilai harganya. Anugerah keselamatan yang ajaib dan luar biasa, kasih yang teramat besar dengan pembebasan yang dilakukan oleh Tuhan kepada manusia melalui pengorbanan Anak-Nya yang mati di kayu salib. Tembok pemisah antara Allah dan manusia sudah dirobohkan-Nya. Melalui nas ini kita diamanatkan untuk menjadikan pengorbanan Tuhan Yesus ini sebagai peringatan dalam hidup kita. Peringatan bahwa kita memiliki persekutuan dengan tubuh dan darah Kristus, peringatan akan peristiwa kematian-Nya yang sekali untuk selamanya menebus dosa manusia dan memberikan keselamatan dimeteraikan oleh darah Kristus. Peringatan ini juga merupakan peringatan bagi kita saat ini untuk masuk ke dalam esensi dari Perjamuan Kudus, bahwa Perjamuan Kudus tidak hanya sekedar rutinitas belaka. Tapi, kita masuk pada persekutuan dan peringatan akan kasih-Nya yang begitu besar, sehingga rela mengurbankan diri-Nya untuk hidup kita.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
saat ini, ketika kita masuk ke dalam Kamis Putih, nas kita membawa kita untuk bersama-sama bertekad, mempersembahkan hidup kita sepenuhnya menjadi alat anugerah-Nya bagi orang-orang di sekeliling kita yang masih berada di dalam belenggu dosa. Hidupilah kasih dan jadilah penabur kasih bagi sesama di tengah-tengah kehidupan kita. Kita telah hidup dalam persekutuan dengan Allah melalui Perjamuan Kudus, dan pola hidup yang baru yang semestinya kita pancarkan, sehingga hidup kita selalu mencerminkan hidup yang telah tinggal dalam Kristus dan yang telah memperoleh keselamatan dari-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 62:1
Jesus Ham do bah tubuhku, sipagoluh tonduyhin.
Ai ibunuh Ham munsuhku in ma hamateian in.
Ham manaron hamagouan, pasirsirhon hagoluhan.
Halanin hupuji Ham sai marribu hali tong.

 

6.Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS