1. Mandoding Haleluya No. 68:1-2
Hatuahon do, hamegahon do parpuho ni Tuhanta in.
Roh Sipagoluh bani pardousa, megah-megah ma uhurta in.
Roh Sipagoluh bani pardousa, megah-megah ma uhurta in.
Hatuahon do, hamegahon do parpuho ni Tuhanta in.
Monang do Jesus, talu sibolis, megah-megah ma uhurta in.
Monang do Jesus, talu sibolis, megah-megah ma uhurta in.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Daniel 4:37
“Halani ai, ahu Nebukadnesar, mamuji anjaha pasangapkon anjaha patimbulhon Raja na i nagori atas ai; ai sintong do sagala pambahenan-Ni anjaha pintor sagala dalan-Ni, anjaha margogoh do Ia patoruhkon sigijang maruhur.”
“Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
tidak ada kita (manusia) yang sempurna, yang memiliki segala-galanya, dan mampu melakukan apa saja. Bahkan sejak zaman dahulu kala, saat raja Nebukadnezar memimpin kerajaan Babel, kesempurnaan tidak dimilikinya, karena ia memiliki keterbatasan juga. Apa keterbatasan raja Nebukadnezar? Ia bisa bermimpi, tetapi tidak mampu mengartikan mimpinya. Itulah mengapa ia bertitah agar semua orang bijaksana datang menghadap kepadanya dan memberitahukan makna mimpinya tersebut. Didapatilah Daniel, yang juga bernama Beltsazar, yang kemudian menjelaskan makna dari mimpi raja Nebukadnezar.
Makna dari mimpi raja Nebukadnezar adalah bahwa akan tiba saatnya ia akan dihalau dari antara manusia dan ia akan bertempat tinggal bersama-sama binatang-binatang di padang, sampai kesudahan tujuh masa berlalu. Ia juga akan makan rumput dan dibasahi dengan embun dari langit. Semua itu akan dialami oleh raja Nebukadnezar sampai ia mengaku bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan bahwa Sorgalah yang mempunyai kekuasaan (Dan. 4:24-26). Sambil mengalami masa itu, Daniel menasihati raja Nebukadnezar agar melepaskan dirinya dari dosa dengan cara melakukan keadilan dan menunjukkan belas kasihan terhadap orang yang tertindas (Dan. 4:27).
Setelah mengalami itu semua, keluarlah pengakuan dan kesaksian raja Nebukadnezar, dan itulah yang menjadi ayat harian bagi kita hari ini. Ia mengaku bahwa Allah, Raja Sorga, sanggup merendahkan orang-orang yang berlaku congkak. Raja Nebukadnezar berhasil diingatkan oleh Tuhan (melalui Daniel) agar ia menyadari keberadaannya sebagai manusia, yang sama dengan manusia lainnya, sehingga tidak ada manusia yang menindas sesamanya dan berlaku curang terhadap sesamanya. Ia sadar telah diingatkan dan mendapat peringatan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
maka renungan hari ini mengarahkan kita untuk bersedia melakukan dua hal ini, yaitu: bersedia diingatkan dan bersedia mengingatkan. Kita perlu memberikan diri kita untuk diingatkan oleh orang lain, agar apa yang kita lakukan dan katakan semakin bermanfaat dan berguna bagi sesama. Bukankah kita tidak bisa melihat telinga dan punggung kita sendiri? Kita baru tahu bahwa ada noda di telinga kita dan ada kertas yang menempel di punggung kita setelah orang lain mengingatkannya, bukan? Demikian juga sebaliknya, kita perlu memberikan diri kita untuk mengingatkan orang lain. Jika seseorang berbuat salah dan dosa, sementara kita tidak mengingatkannya sebelum dan setelah kejadian itu, apa kita cukup manusiawi jika kita menyalahkan hingga menghakiminya? Justru kitalah yang salah karena tidak mengingatkannya. Tetapi jika kita telah mengingatkannya sebelum dan sesudah kejadian, tetapi ia masih tetap hidup dalam kesalahan dan dosanya, maka kita berhak meminta pertanggungjawaban darinya, dan kepada kita tidak dituntut lagi pertanggunganjawab karena telah mengingatkannya. Mari kita saling mengingatkan dan bersedia untuk diingatkan. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 111:1-2
Sai mulak, sai mulak na mardagang do ho!
Ai daoh ho nuan, sirang do tuahmin.
O pardagang ou! Mulak! Mulak ma ho!
Mulak! Mulak ma ho!
Sai mulak, sai mulak, na sininta dokah!
Sai dotei uhurmu, ai buei dousamu.
O pardagang ou! Mulak! Mulak ma ho!
Mulak! Mulak ma ho!
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS