1. Mandoding Haleluya No. 215:1
Martuah hataonkon, sisada Bapa in.
Na tong marparuhurhon, manggolom damei in.
Na tong marparuhurhon, manggolom damei in.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Galatia 4:7
“Ase, seng be jabolon ham, tapi anak do. Tapi anggo anak, lanjar panean ma, marhitei Naibata.”
“Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
status sebagai anak dalam suatu keluarga tentu memiliki nilai yang baik. Karena sebagai anak kita memiliki orang tua atau saudara yang pasti akan memberi perhatian bagi kita, di mana perhatian itu bisa dipraktikkan dalam berbagai bentuk. Seorang anak tentu tidak akan mampu melakukan yang sempurna jika tidak ada yang menolongnya. Seorang anak tidak akan memiliki apapun kalau tidak diberikan kepadanya. Seorang anak memiliki masa depan, namun bergantung kepada orang lain yang ada di sekitarnya.
Dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, kita mengakui bahwa kita adalah anak-anak Allah. Namun status sebagai anak dalam kehidupan orang percaya ternyata tidak seperti yang diharapkan oleh Allah. Jika Allah adalah suci, maka anak juga seharusnya suci, sehingga layak disebut sebagai anak Allah. Namun, dosa telah merusak semua. Walaupun demikian, Allah tidak langsung menghukum, tetapi menuntun melalui Hukum Taurat yang bisa membimbing umat hidup dalam kebenaran. Tapi Alkitab menceritakan bahwa manusia tetap jatuh dalam dosa sampai akhirnya Tuhan Yesus datang untuk menebus kita dari dosa dan hukuman itu.
Firman Tuhan hari ini memperjelas kepada kita bahwa kita adalah anak, bukan lagi hamba yang tidak bisa melakukan apa-apa atau yang tergantung kepada seseorang. Sebagai anak kita tentu akan selalu bergantung kepada Bapa, dan Bapa kita tahu apa yang kita butuhkan. Sebagai anak kita tentu melakukan yang terbaik seperti yang Bapa inginkan, yaitu kebenaran, keadilan, dan kebaikan. Di samping itu, kita adalah ahli waris Allah yang akan menerima kehidupan yang sangat baik dan kehidupan yang kekal. Itulah status anak Allah.
Sebagai anak Allah dan sebagai tubuh Kristus, tentu kita diminta untuk menunjukkan jati diri kita dalam setiap langkah kehidupan kita, baik itu di keluarga, di gereja dan di masyarakat. Kita yang adalah ahli waris Kerajaan Allah harus menunjukkannya dengan cara yang tepat, sehingga itu menjadi kesaksian yang hidup bagi orang di sekitar kita. Itu adalah salah satu cara kita mengucap syukur akan kebaikan Tuhan Yesus yang sudah menebus kita. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 232:5
Aha be habiaranku, au hinaholonganMu?
Seng ihira Naibatangku, haganupan dousangkin;
Ai pintor do au ibaen, mintor anak au iain.
Siparrupei bai goranNi, sipanean bai artaNi.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS