1. Mandoding Haleluya No. 450:1
Sihol do uhur nami Tuhan. Pajumpah bohi pakonni Ham.
Sai roh ma Ham sonari Tuhan! Podahi Ham hanami.
Sai roh ma Ham sonari Tuhan! Podahi Ham hanami.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Tangis-tangis 3:26
“Dear do sipsip marpangarapan bani hatuahon na humbani Jahowa.”

“Adalah baik menanti dengan diam pertolongan Tuhan.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
setiap orang pasti pernah mengalami penderitaan, masalah dan tantangan dalam hidupnya. Karena hal-hal tersebut, sebagian berkeluh kesah, menangis di hadapan Tuhan. Ada yang panik pergi mencari pertolongan kepada orang lain, sehingga lupa meminta pertolongan Tuhan. Tapi ia tetap menderita. Hal itu membuatnya putus asa.

Keadaan demikian dialami bangsa Israel, sehingga nabi Yeremia menuliskan buku Ratapan ini kepada bangsa Israel sekitar tahun 586-585 sebelum Masehi. Buku ini berisikan ratapan Yeremia tentang jatuhnya bangsa Israel ke tangan musuh. Kota Yerusalem hancur, begitu juga Bait Suci yang didirikan raja Salomo pada waktu itu, ditambah lagi rakyat terbuang ke Babel. Rakyat yang menderita kekalahan dan kemiskinan, yang lain ditawan dan dibawa ke Babel. Hati Yeremia sangat sedih karena hukuman Tuhan kepada bangsa Israel yang benar terjadi, karena bangsa-Nya itu tidak mau bertobat. Tetapi di tengah “kedukaan massal” itu nabi Yeremia tetap menyampaikan pengharapan yang hidup kepada bangsa Israel tentang kasih karunia Tuhan. Firman-Nya, “karena tidak selama-lamanya Tuhan mengucilkan. Karena walau Ia mendatangkan susah. Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya” (ayat 31-32). Tuhan juga tetap membuka kasih setia-Nya. Tidak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi besar kesetiaan-Nya (bdk. pasal 3:22-23).

Firman Tuhan ini mengingatkan kita dalam menghadapi penderitaan, masalah, tidak membuat kita menjauh dari Tuhan. Daripada terus berteriak, mengeluh, mengaduh, menangis atau melakukan tindakan-tindakan yang didasari emosi yang merugikan diri sendiri dan orang lain, lebih baik menaati apa yang diajarkan menurut Tuhan, yaitu mengambil waktu untuk diam. Diam dalam menanti pertolongan Tuhan baik bagi kita, karena bisa fokus mengambil momen perenungan, introspeksi ke dalam diri kita, mencari tahu kalau-kalau ada yang masih belum kita bereskan. Dengan diam kita bisa mengajak pikiran dan hati kita untuk kembali mengingat bahwa ada Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu. Tuhan yang mampu melakukan segala sesuatu, bahkan yang paling mustahil sekalipun. Kita kembali mengingat janji-janji Tuhan yang begitu mengasihi kita, kuasa-Nya yang ajaib yang mengatasi bumi. Sementara menantikan pertolongan Tuhan, jangan panik. Tetaplah kita pegang janji Tuhan. Kita tetap mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan, karena pertolongan kita datangnya hanya dari Tuhan saja. Percayalah Tuhan tetap memiliki berbagai cara untuk melepaskan kita. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 480:1+4
Bapa, parholong bangku on, na manramotkon goluhkon.
Age ija pe au tongtong, ijaga Ham.

Ibagas holong-Mu Bapa, sai iparorot Ham do au.
In pe diatei tupa ma, ondos Bamu.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS