1. Mandoding Haleluya No. 407:1
Puji ma Jahowa Tuhan Naibata, ai marjumbalang do Goran-Ni in.
Haganupan jolma sai marsombah ma, sai hagoluhkon Hata-Ni in.
Holsoh haganupan mambur, tubuh ma malasni uhur.
Gok bai pangarapan holong na totap, rap mangolobkon Goran-Ni in.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Psalmen 147:7
“Dodingkon ma bani Jahowa doding puji-pujian, dodingkon ma Naibatanami marhitei husapi,”
“Bernyanyilah bagi Tuhan dengan nyanyian syukur, bermazmurlah bagi Allah kita dengan kecapi!”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
dalam sebuah artikel di Kompasiana.com dengan judul, “Semua Orang Bisa Bernyanyi,” dituliskan tentang manfaat bernyanyi bagi mental, yaitu: Bernyanyi mampu membuat Anda menghilangkan rasa malu dan meningkatkan rasa percaya diri. Bernyanyi mampu membantu Anda menghilangkan rasa cemas/khawatir. Bernyanyi adalah menyatakan isi hati dan pikiran. Bernyanyilah agar Anda memiliki rasa puas secara batiniah. Untuk sebagian orang-orang usia anak-remaja, bernyanyi bisa membuat mereka cerdas. Bernyanyi juga mampu membantu Anda mengontrol dan mengolah emosi. Mazmur 147 yang ditulis oleh raja Daud ini juga merupakan ungkapan isi hati dan pikiran mereka. Mazmur ini ditulis pada saat bangsa Israel membangun tembok Yesusalem, di mana berkumpul orang-orang yang dulunya dibuang pada masa pemerintahan raja Saul. Kita dapat membayangkan perasaan mereka yang dulunya terbuang, tapi sekarang dapat berkumpul kembali. Mereka memuji-muji Allah dengan penuh sukacita dan penuh kegembiraan karena mereka merasakan kasih dan karunia Tuhan kepada mereka.
Memuji Tuhan seperti yang dilakukan umat Israel adalah respons yang wajar karena telah mengalami keselamatan yang disediakan Allah. Tetapi dalam praktik nyata, yang sering muncul dalam kehidupan ini adalah respons yang tidak wajar, yaitu keluhan atau bahkan protes kepada Allah. Keluhan atau protes ini biasanya disebabkan karena cara pandang kita terhadap kehidupan keliru. Di satu sisi, mungkin kita mengakui bahwa Allah itu baik dan Dia Mahakuasa. Akan tetapi, saat menghadapi kenyataan hidup yang tidak menyenangkan hati kita, kita meragukan kebaikan Allah dan ragu akan kemampuan Allah memberi yang terbaik bagi diri kita. Kesalahan cara pandang yang lain adalah bahwa kita terlalu berharap pada orang lain yang kita anggap lebih kaya dan lebih pandai daripada diri kita, dan kita lupa untuk berharap kepada Tuhan, padahal kebahagiaan sejati hanya bisa dirasakan oleh orang yang berharap kepada Allah (Mazmur 146:5) dan pujian yang tulus akan otomatis muncul bila rasa syukur bertumbuh (Mazmur 147:7). Allah tidak suka bila kita berharap bukan kepada Dia.
Dengan demikian, kita dapat melakukan refleksi dari ayat harian ini, yaitu: Apakah kita merasa bersyukur atas keadaan kita, atau sebaliknya? Apakah kita merasa tidak puas terhadap kehidupan yang sedang kita jalani? Bila kita tidak bisa merasa puas, mungkin kita masih belum menyadari bahwa sesungguhnya Allah telah berkali-kali menolong kita melewati bahaya dan Allah telah berkali-kali memenuhi kebutuhan kita saat kita menghadapi jalan buntu. Bila kita belum bisa melihat kebaikan Allah, mungkin kita belum membuka mata kita cukup lebar untuk bisa melihat karya Allah dalam hidup kita. Ketika kita sudah bersandar hanya pada Allah, maka akan muncullah damai sejahtera. Perasaan damai sejahtera itulah yang mendorong kita untuk senantiasa bernyanyi dengan nyanyian syukur kepada Tuhan. Semakin sering dan terbiasa menyanyikan nyanyian syukur kepada Tuhan, sukacita surgawi senantiasa bersama kita. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 5:1
Hu puji holong ni atei-Mu, o Tuhan Jesus Rajangkin.
Bamu huondoskon tonduyhu, ai do na pinindo-Mu in.
Hu halupahon ma diringku mamingkir holong ni atei-Mu.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS