1. Mandoding Haleluya No. 459:1-2
O, Tuhan tiap jam, au mamorluhon Ham.
Ai Ham tumang na boi, pasonang uhurhin.
Bai haganup ianan, ham do hupindahi.
Na roh do au sonari, holong ma Ham.
O, Tuhan tiap jam, sai hasomani au.
Ai anggo rapkon Ham, sibolis in pe lao.
Bai haganup ianan, ham do hupindahi.
Na roh do au sonari, holong ma Ham.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Rom 12:20
“Ai pe, anggo loheian munsuhmu, bere mangan ia; anggo horahan ia, bere minum! Ai anggo ibahen ham sonai, na pajunjun narnar do ham bani uluni.”
“Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ayat harian kita hari ini menuliskan tentang bagaimana umat Kristen hidup dalam kasih. Hal itu ditunjukkan melalui perbuatan. Perbuatan tersebut tidak hanya ditujukan kepada dirinya sendiri dan orang yang mengasihinya, tetapi juga kepada orang-orang yang memusuhinya. Karena kasih yang Tuhan Yesus ajarkan tidak membeda-bedakan orang yang menerima kasih tersebut. Itu dituliskan dalam Matius 5:44, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Mengapa harus demikian? Tuhan Yesus mengatakan, “Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?” (Mat. 5:46). Tidak hanya itu saja alasannya. Ia mengatakan juga bahwa dengan mengasihi dan mendoakan musuh, “………………. kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” (Mat. 5:45). Itulah kasih yang Tuhan kita ajarkan kepada kita, yaitu kasih yang tidak membeda-bedakan orang yang menerimanya. Jauh sebelum itu, di kitab Amsal juga sudah dinasihatkan tentang kasih yang demikian. Penulis Amsal mengatakan, “Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum air. Karena engkau akan menimbun bara api di atas kepalanya, dan Tuhan akan membalas itu kepadamu.” (Amsal 25:21-22).
Hal inilah yang kemudian diingatkan kembali oleh rasul Paulus kepada jemaat di Roma. Apa yang ditulis dalam Amsal dan apa yang Tuhan Yesus pernah khotbahkan saat di atas bukit, menjadi dasar utama bagi rasul Paulus untuk mengatakan bahwa, “….. jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum!…” Hal ini logis. Orang yang lapar memang pasti butuh makan. Orang yang haus memang pastilah butuh minum. Maka jika kita mau mengasihi orang yang lapar, kasihilah dia dengan cara memberi makanan kepadanya. Begitu juga terhadap orang yang haus. Oleh karena itu, ayat ini tidak hanya dituliskan kepada jemaat di Roma, tetapi juga bagi kita, warga GKPS, pada hari ini. Kita mengasihi orang lain dengan perbuatan. Kita mengasihi orang lain yang tidak hanya mengasihi kita, tetapi juga yang menaruh pikiran dan pandangan tidak simpati kepada kita. Hal ini bisa terjadi kepada siapa saja. Kita tidak bisa membuat semua orang menyukai dan menyetujui kita. Tetap saja akan ada yang menjadi seteru kita. Kepadanya, kita tetap berbuat kasih. Karena dengan demikian, tulis ayat harian hari ini, “….. kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.” Ya, cara terbaik untuk mengurangi atau menghilangkan musuh adalah dengan menjadikannya teman kita. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 217:1+3
Haganupan na sauhur, mangindahi damei in.
Dompak Jesus na pabulus holongni uhurta in.
Ai Tuhanta do ulunta, hita pagoriNi in,
TUhan Jesus do gurunta, hita susianNi in.
Sai pasada Ham, o Tuhan, ganup na porsaya in.
Ase marsihaholongan, domu bai TitahMu in.
Marhiteihon hasintongan, in do tong ipindo Ham.
Sai padomu Ham hasoman, na dob isondangi Ham.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS