1. Mandoding Haleluya No. 304:1
Sada goran na majenges humbai ganup goran in.
Goran ni Tuhanta Jesus in do sijengesan in.
Goran-Mu o Tuhan sai dodingkononku in.
Goran-Mu Jesuskin na pamalum uhurhin.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Podah 24:1
“Ulang ma simburu uhurmu mangidah halak parjahat, anjaha ulang ma ho ra saor pakon sidea;”
“Jangan iri kepada orang jahat, jangan ingin bergaul dengan mereka.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
dalam situasi pesatnya perkembangan media sosial saat ini, banyak dampak yang tidak disadari dapat mempengaruhi kita. Salah satunya adalah menimbulkan rasa iri. Misalnya saja, ketika kita melihat orang yang sering mengunggah keberhasilannya di media sosial, atau ketika melihat postingan orang lain yang sedang melakukan perjalanan ke luar negeri, maka tanpa disadari ada rasa iri dan keluar ucapan kita yang mengatakan bahwa, “Kapan ya saya bisa seperti dia?” Atau, “Kok hidup orang ini enak sekali sih?” Ibarat seorang monster jahat, iri hati bisa menjadikan kita semakin jauh dari Tuhan. Iri hati juga sering disebut sebagai dengki atau merupakan sebuah emosi yang tidak senang atas keunggulan yang dimiliki orang lain. Pada renungan hari ini kita diingatkan melalui Amsal 24:1 untuk tidak iri hati terhadap orang lain, apalagi orang-orang berdosa, atau menganggap mereka berbahagia, atau menginginkan diri ada dalam keadaan seperti mereka. Janganlah kita demikian, sekalipun mereka begitu makmur di dunia ini, dan senantiasa merasa gembira dan aman. Janganlah pikiran seperti ini masuk dalam benak kita, bahwa, seandainya saja saya bisa melepaskan segala kekang agama dan hati nurani, dan berbuat sebebasnya untuk melampiaskan hawa nafsu daging, sebagaimana aku melihat si “A” dan si “B” melakukannya. Jangan. Jangan ingin ada bersama mereka untuk berbuat seperti yang mereka perbuat, dan jangan ingin berhasil sebagaimana mereka berhasil. Alasan mengapa jangan iri kepada mereka adalah karena jalan mereka adalah jalan kebinasaan.
Jemaat Tuhan,
pengertian orang jahat bukan hanya orang yang merampok, membunuh, memperkosa, membuat kerusuhan, dan lain sebagainya. Bagaimana dengan seorang yang menipu temannya dengan licik sampai mengalami kemelaratan? Bagaimana dengan seorang manager yang sedang meniti jenjang karir dan tidak segan-segan menyingkirkan rekan saingannya? Bagaimana pula dengan seorang jutawan yang menindas hak-hak orang lemah demi ambisinya? Dan bagaimana bila ada seorang yang memutarbalikkan keadilan demi kepentingan golongan atau pribadinya? Apakah mereka dapat disebut orang benar? Ketika melihat kemakmuran dan kegemilangan hidup mereka, tidak jarang muncul perasaan menggelitik, “Mengapa hidup mereka lebih baik dari saya yang senantiasa hidup benar di hadapan Tuhan?” Kekayaan mereka terus bertambah, kecongkakan semakin tinggi, dan mereka semakin memiliki percaya diri sebagai sumber keberhasilan. Melihat kesuksesan dan kejayaan mereka sering kali kita menjadi iri hati dan tidak puas. Tetapi bila kita melihat kesudahan mereka, barulah kita mengerti bagaimana keadilan dan kedaulatan Tuhan dinyatakan (ayat 19-20).
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
melalui nas ini ada beberapa poin penting. Pertama, kita tidak perlu iri terhadap keberhasilan seseorang. Tuhan selalu adil dalam memberi berkat-Nya. Jika saat ini kita masih berada di bawah kesulitan dan pergumulan, maka kita harus tetap teguh dalam iman pengharapan kita, karena masa depan itu sungguh ada (Amsal 23:18). Kedua, sebagai orang percaya, kita harus takut akan Tuhan dan membersihkan pikiran kita dari semua yang jahat dan sia-sia. Tindakan baik atau pun jahat dimulai dari pikiran, diutarakan melalui mulut, dan dinyatakan dalam perbuatan. Maka dengan berhikmat kita tidak akan terpengaruh dengan orang jahat dan akan berelasi baik dengan sesama. Ingatlah, Tuhan tidak akan membiarkan kita dipengaruhi oleh cara hidup yang jahat, apalagi bergaul dengan orang jahat. Sebaliknya, Tuhan rindu agar kita umat pilihan-Nya memiliki cara hidup yang berbeda dari mereka, yaitu cara hidup yang berkenan di hadapan Allah. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 127:1
Jahowa Siparmahan au, aha pe lang hurang ni.
Na sambor pe sai ipalao, do humbai pinahan-Ni.
Tudu ibaen na lambut in. Lao pagoluhkon tonduyhin,
ibaen holong atei-Ni.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS