1. Mandoding Haleluya No. 240:1
Jahowa pangajamankin, pangapoh bai uhurhu;
Na patorangkon dalankin, sonang ibaen langkahku.
Sonang tongtong, bai uhurhon, ibahen Naibatangku, titah-Ni harosuhku.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Psalmen 95:7
“Ai Ia do Naibatanta, anjaha hita bangsa pinarmahan-Ni, biribiri tinogu-togu ni tangan-Ni. Ah, sadari on ma namin itangihon hanima sora-Ni!”

“Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!”

 

4. Renungan
Jemaat Tuhan,
saat membaca nas kita hari ini, tentu kita tidak akan terlepas dari ayat-ayat sebelumnya, seperti yang tertulis pada ayat 6 yang menekankan sikap hormat dan taat kepada Tuhan, dengan sujud menyembah dan berlutut di hadapan Tuhan. Tentu sikap ini adalah bahasa tubuh yang menunjukkan sikap merendahkan diri dan hormat di hadapan Allah. Dasar dari sikap yang menyembah dilandasi atas kesadaran bahwa Tuhan adalah Allah yang senantiasa menuntun umat-Nya ke jalan yang benar. Agaknya kesaksian pemazmur itu juga beranjak dari pengalaman bangsa Israel dalam perjalanan mereka dari Mesir menuju Kanaan. Penyertaan dan tuntunan Tuhan sangat terasa dan dialami oleh bangsa itu. Peran Allah sebagai sosok yang menuntun bangsa-Nya mendorong pemazmur secara tegas memproklamirkan bahwa, “Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya.” Kesaksian ini menegaskan ada dua pihak yang dipandang dan dipahami oleh pemazmur, yaitu Allah, yang diimani sebagai gembala yang menuntun domba-Nya, dan pihak yang lain adalah umat-Nya yang digambarkan sebagai domba tuntunan tangan-Nya. Hal ini mengingatkan kita akan eksistensi domba sebagai makhluk yang sangat tergantung dengan gembalanya, kawanan domba yang selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain, yang rentan dengan ancaman dari makhluk yang lain, yang tentu juga akan tersesat dalam perjalanannya, dan yang di tengah situasi seperti itu dalam kelemahannya, domba sangat membutuhkan keberadaan gembalanya. Dalam situasi yang seperti itulah, maka umat-Nya yang selalu berproses dalam hidup, yang bergerak dari masa ke masa, yang juga rentan akan ancaman dosa, yang memiliki kelemahan, tentu membutuhkan seseorang yang menuntun hidupnya, sehingga umat-Nya tidak tersesat, atau bahkan tidak terjerat dalam dosa yang selalu mengintai kehidupan manusia.

Tentu dalam kondisi seperti itu Allah yang digambarkan sebagai Gembala adalah sosok yang sangat dibutuhkan oleh kawanan domba-Nya yang akan menuntun domba-domba-Nya ke jalan yang benar. Untuk itu sangat dibutuhkan sikap dari domba-Nya yang menerima tuntunan tangan-Nya. Maka, ayat ini ditutup dengan kalimat, “Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya.” Kata “Pada hari ini” (Ibr. Yowm) mengandung arti: saat ini juga, selama ada waktu atau selama Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk mendengar dan melihat jalan serta arahan Tuhan melalui perkataan-Nya dan tidak mengeraskan hati; patuh dan taat pada tuntunan-Nya, dan itu dilakukan pada hari ini, tidak menunda ketaatan dan kepatuhan kepada Tuhan, tetapi saat ini juga.

Jemaat Tuhan,
melalui renungan dari nas kita hari ini, Tuhan menginginkan kita untuk mempercayai pimpinan-Nya. Dalam keadaan yang bagaimanapun, hendaknya kita memperlihatkan ketaatan dan kepatuhan kita kepada-Nya dengan tidak melepaskan hidup kita dari tuntunan-Nya, dan tetap bersandar serta percaya kepada-Nya karena kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Selamat berjalan bersama dalam tuntunan Sang Gembala. Amin.

 

5. Mandoding “Tuhan adalah Gembalaku”
Tuhan adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku.
Dia membaringkan aku di padang yang berumput hijau.
Dia membimbingku ke air yang tenang, Dia menyegarkan jiwaku.
Dia menuntunku di jalan yang benar, oleh kar’na namaNya.
Sekalipun aku berjalan, dalam lembah kekelaman.
Aku tidak takut bahaya sebab Engkau besertaku.
GadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku.
Sekalipun aku berjalan, dalam lembah kekelaman.
Aku tidak takut bahaya sebab Engkau besertaku.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS