
Minggu 1 Set Trinitatis, 11 Juni 2023
Nats : Yohanes 2:1-11
Usulan Lagu : Mujizat itu Nyata
Tema : Mujizat di Kana
Tujuan : Agar pemuda memahami dan percaya kuasa Tuhan Yesus yang melakukan tanda mujizat demi kebaikan orang yang percaya kepada-Nya
Diperbaharui oleh Firman Tuhan
Pada tahun 2023 ini banyak pakar dari dalam maupun luar negeri yang memperingatkan kita bahwa dunia akan memasuki krisis yang hebat. Berbagai mediapun telah mengulas tentang hal ini. Kabar ini tentu menimbulkan kekhawatiran di hati banyak orang. Saat dunia belum seutuhnya pulih dari dampak pandemi Covid-19, kini muncul lagi berita suram tentang resesi baru. Tentunya semua berita itu mengharuskan kita untuk mempersiapkan diri menghadapi situasi tersebut, baik sebagai bangsa, gereja maupun keluarga. Berbicara tentang krisis tentu kita telah mengetahui bahwa krisis selalu menguras sumber daya kita. Dalam taraf tertentu, krisis bahkan menyebabkan sumber daya yang ada tidak cukup untuk menopang kehidupan kita. Krisis dapat menghabiskan beras kita, uang kita, tenaga kita, juga kemanusiaan kita. Di saat itu, kita membutuhkan sumber daya lain dari luar untuk memulihkan kondisi kita. Banyak krisis terjadi karena kelangkaan barang di pasaran. Entah itu karena belum musimnya, atau ulah para spekulan untuk mengendalikan harga. Bila belum musim sayur buncis, kita akan sulit menemukannya di pasar. Kalaupun ada, harganya tentu akan mahal. Pilihan bijak kita sebaiknya mengkonsumsi sayur lain untuk menghemat pengeluaran. Itulah cara hidup yang anti krisis. Kita tidak hanya butuh mujizat untuk mengatasi kelangkaan seperti di Kana, tetapi juga mujizat untuk hidup selaras dengan perkembangan musim. Bahkan dengan kebiasaan hidup yang tepat, kita tidak mudah dipengaruhi permainan spekulan. Dalam firman Tuhan yang kita baca saat ini mengatakan saat krisis anggur terjadi, Yesus tidak melipat tangan. Ia tidak membiarkan keluarga mempelai mengalami krisis tanpa ada jalan keluar. Yesus turun tangan membuat mujizat.
Dalam teks Yohanes pasal 2 tidak terlalu jelas kapankah terjadi perubahan air menjadi anggur. Apakah pada saat Yesus berkata: “Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta” ataukah sebelum dicedok telah terjadi perubahan air menjadi anggur. Tetapi yang pasti karya mukjizat Yesus yang mengubah air menjadi anggur adalah karena kuasa firman yang diucapkan-Nya. Firman yang diucapkan Yesus memiliki daya kreatif untuk melakukan penciptaan. Karya penciptaan dalam konteks ini terjadi dari sesuatu yang sudah ada berupa air diubah menjadi sesuatu yang sama sekali berbeda, yaitu anggur. Dalam peristiwa mukjizat mengubah air menjadi anggur, Yesus melakukan creatio ex-nihilo. Makna creatio ex-nihilo tidak senantiasa menunjuk pada peristiwa penciptaan dari yang tidak ada (dalam arti “kosong” alias nihil). Tetapi makna “nihilo” dapat berarti menciptakan dari sesuatu yang “tidak berarti” menjadi sesuatu yang berarti. Bandingkan karya mukjizat Yesus yang menggandakan lima roti dan dua ikan untuk lima ribu orang. Penggandaan roti untuk lima ribu orang berasal dari lima roti yang tersedia. Dengan demikian Allah di dalam Kristus juga akan membuat mukjizat sesuai dengan apa yang ada dan kita miliki. Melalui talenta dan karunia yang kita terima, Tuhan akan mengubah dan mengembangkannya lebih besar daripada yang dapat kita bayangkan asalkan hidup kita bersumber pada Kristus. Tuhan Yesus juga akan mengubah “air” dalam kehidupan kita untuk menjadi “anggur” dalam kehidupan kita untuk membawa kehormatan dan kemuliaan Allah bagi banyak orang.
Firman Tuhan akan mengubah dan membawa pembaruan apabila direspons dengan ketaatan. Dalam pernikahan di Kana yang sedang kekurangan anggur tidak akan terjadi mujizat apabila para pelayan tidak bersedia mengisi enam tempayan dengan air. Firman Kristus adalah firman ilahi dan berkuasa serta berdaya-cipta, tetapi tidak akan membawa perubahan apapun apabila manusia yang menjadi alamatnya tidak mentaati dengan setia. Sebab melalui ketaatan akan melaksanakan firman tersebut, umat mengakui otoritas dan kuasa-Nya. Hambatan terbesar bagi pemuda untuk mengalami perubahan dan penciptaan yang baru adalah keengganan dan sikap keras-kepala mereka untuk melaksanakan firman Tuhan dengan setia. Ketidaktaatan adalah respons yang menolak secara sengaja karya penyelamatan Allah dalam kehidupan kita. Karena itu dalam ketidaktaatan tidak akan pernah tersedia anggur keselamatan dari Allah. Alasan utama dalam sikap ketidaktaatan adalah banyak pemuda menganggap tidak membutuhkan anugerah keselamatan yang ditawarkan Allah. Sebab mereka menganggap diri mereka memiliki kebenaran yang dibanggakan dan tidak ingin menerima kebenaran yang dikaruniakan Allah kepadanya. Dalam ketidaktaatan, pemuda akan membangun kebenaran menurut persepsi dan kehendaknya sendiri. Itu sebabnya kegagalan pemuda/i untuk mengalami kehidupan yang berlimpah bukan disebabkan oleh anugerah Allah yang kurang melimpah, tetapi karena kekerasan hati mereka untuk taat kepada firman Kristus. Sebaliknya sikap iman adalah spiritualitas yang membuka dan percaya sepenuhnya kebenaran dan firman Allah yang berkuasa dengan menyingkirkan sepenuhnya kebenaran diri sendiri, sehingga umat mengalami karya pembaruan dan keselamatan Allah. Bila Yesus hadir dalam seluruh segi kehidupan kita, segi-segi hidup itu akan mengalami kemeriahan akibat karya pembaruan-Nya. Sebaliknya bila Yesus tidak hadir atau tidak kita izinkan berperan, kemeriahan akan berubah menjadi kehambaran. Oleh karena itu sebagai pemuda kristen marilah kita berikan hidup kita sepenuhnya di pakai oleh Tuhan agar hidup kita lebih berwarna demi kemuliaan namanya,