Ibadah Harian Keluarga GKPS

Kamis, 22 Juni 2023

 

1. Mandoding Hal No. 401: 1

Hupuji hupasangap Ham, Bapa pardear layak.

Ganupan ijadihon Ham, sonai age na masa.

Itompa Ham ganup hape, dagingku pakon  tonduy pe.

Napuji ma Goran-Mu.

 

 2. Tonggo

 

 3. Ayat Harian Job 23:10

Tapi ibotoh do dalan na hudalani, anjaha anggo iuji ahu, gabe doskon omas ahu luar”.

   “Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.”

 

4. Renungan

Jemaat yang di kasihi Tuhan,

Semua kita tahu bahwa emas dikategorikan sebagai logam mulia. Agaknya pengkategorian ini setelah melihat sifat atau ciri emas itu sendiri, yang memang berbeda dengan logam yang lain. Ketika logam lain mengalami degradasi warna, karena satu dan lain hal, ternyata emas, sang logam mulia tetap dengan warnanya. Bahkan ketika apapun yang ada di sekitarnya, emas tetap logam mulia. Maka tidak mengherankan bila ada ucapan bijak yang menyebutkan, “emas dilemparkan kemana saja tetaplah emas”. Penggambaran akan emas menjadi satu inspirasi kepada Ayub. Dalam nas ini kita mengetahui bahwa Ayub menggambarkan pengalaman dan ujian hidupnya sebagai proses pemurnian seperti emas. Pengakuan Ayub ini muncul tatkala ia mengalami pergumulan yang berat dan mendalam.  Namun Ayub tetap belajar percaya dan ia mempunyai keyakinan, “Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas” (ay. 10).

Jemaat Tuhan,

Dalam proses pendewasaan iman kita, Allah mempunyai berbagai strategi. Salah satunya adalah menguji Ayub (kita) dalam masa-masa sulit penuh pencobaan. Saat itu terjadi, rasanya seperti terpisah dari Allah. Allah seolah-olah meninggalkan dan melupakan kita. Hari-hari yang kita jalani dan kehidupan kita diwarnai oleh kekeringan rohani, keraguan, perasaan jauh dari Allah seperti dalam malam gelap bagi jiwa dan musim dingin bagi hati. Jika hal itu terjadi, kita dapat belajar dari Ayub, “Aku tahu, Allahku hidup. Ia tahu jalan hidupku dan ujian yang diijinkan terjadi dalam hidupku akan membuat aku cemerlang seperti emas.” Dan ini menjadi keyakinan Ayub, dalam menghadapi ujian di kehidupannya.

Jemaat Tuhan,

Kisah penderitaan Ayub ini dimaksudkan untuk mengajarkan kepada kita bahwa selalu ada rencana terbaik di balik setiap ujian hidup yang Tuhan izinkan menimpa kita. Cara Ayub memandang persoalan mengajar kita bahwa Tuhan memegang kendali kehidupan kita. Hidup kita ibarat emas dan begitu berharga di mata Tuhan. Jika Tuhan “membakar” hidup kita, Dia tidak bermaksud menghancurkannya. Sebaliknya, Dia ingin mendapati kualitas iman yang teruji, yang murni, yaitu sebuah kehidupan yang tanpa cela di hadapan-Nya. Ayub menyadari bahwa harus ada sebuah proses pemurnian seperti emas yang dilakukan lewat proses pembakaran. Metodenya adalah dengan memberi panas pada emas hingga mencair. Di saat emas sudah cair, berbagai kotoran yang melekat padanya seperti debu, karat dan unsur-unsur logam lain akan naik ke permukaan, sehingga semua kotoran ini bisa dipilah dan dibuang. Demikianlah proses ini dilakukan berulang-ulang hingga akhirnya diperoleh emas yang benar-benar murni, bebas dari segala kotoran dan campuran logam lainnya. Dari proses pembakaran itu akan jelas terlihat mana emas yang murni, mana yang masih dipenuhi oleh kotoran-kotoran yang mengurangi kadar kemurnian emas itu.

Jemaat yang di kasihi Tuhan,

Apa yang sering dialami orang percaya hari-hari ini tidaklah mudah. Ada banyak ancaman, intimidasi atau paksaan yang dihadapi, belum lagi berbagai bentuk godaan duniawi yang setiap saat bisa meluluh lantah-kan iman. Anggaplah itu semua sebagai ujian yang bisa menjadi alat ukur kemurnian iman kita. Bagaimana kita menyikapi permasalahan akan menjadi ukuran seteguh apa iman percaya kita kepada Tuhan. Pencobaan yang terkadang membawa kita ke dalam penderitaan akan membangkitkan pengharapan dan ketekunan kita serta melatih iman kita agar lebih kuat dan tentunya lebih murni lagi. Amin.

 

5. Mandoding Hal.No. 234: 1, 3

Tandai Ham ma au, pareksa Ham pakon uhurhu!

Uji Ham au, papangkei Ham pakon dalanku!

Itandai Ham do au on, o Tuhan.

 

Sai tatap Ham au, ‘se tambah haporsayaonku;  

Togu Ham au, hu surga papintor langkahku.

Halani Anak-Mu in, Naibata.  

 

6. Tonggo Ham Bapanami/ Doa Bapa Kami

 

 Departemen Persekutuan GKPS