Bahan PA Seksi Namaposo Minggu 2 Juli (4 Set. Trinitas) 2023
Nas : Mazmur 119:1-2
Usul doding/lagu : Hidup Kita Yang Benar
Tema : Kebahagiaan orang yang hidupnya tidak bercela
Tujuan : Agar pemuda disebut sebagai orang yang berbahagia
Hidup dalam Kebenaran
Banyak orang Kristen salah mengerti tentang Taurat. Mereka tidak habis pikir bagaimana mungkin orang memuji-muji keindahan Taurat bahkan menyatakan kecintaan terhadapnya. Bukankah Taurat adalah peraturan- peraturan yang sebagian besar bersifat larangan? Bagaimana mungkin orang mencintai peraturan apalagi larangan, lagipula bukankah Taurat tidak berlaku lagi untuk orang Kristen masa kini?
Mazmur 119 mengoreksi pikiran keliru yang disebabkan mengidentikkan Taurat dengan hukum. Taurat bukan sekadar hukum melainkan petunjuk Ilahi berdasarkan karakter Tuhan. Tujuan Allah memberi Taurat ialah agar umat Allah menjalani dan menikmati hidup dalam anugerah-Nya. Dengan menyebut Taurat sebagai peringatan (ay.2), titah (ay.4), firman (ay.9) dan lain-lain, pemazmur mengajak umat Allah menghayati Taurat sebagai pemberian Allah agar umat hidup berbahagia (ay.1-3). Taurat membahagiakan karena membukakan kekudusan Allah bagi mereka (ay.9-11). Taurat menjadi terang Ilahi yang membuat orang dapat menghadapi hal-hal gelap yang merusak kehidupan. Dengan hidup sesuai Taurat orang hidup dekat Allah. Merenungkan firman Tuhan dan menikmatinya sama dengan melihat karakter Allah (ay. 15). Karena Taurat Tuhan berisi kedahsyatan diri Allah sendiri maka umat perlu berdoa memohon kepada Tuhan agar mampu memahami dan mengalaminya.
Kita hidup di tengah-tengah dunia jahat yang menekan serta mengerikan (19, 22). Oleh karena itu, kita perlu dekat dengan Tuhan dan benar-benar menikmati kemerdekaan kekudusan Allah. Dengan demikian gaya hidup dosa dari dunia ini kehilangan daya tariknya. Kita memerlukan kuasa kebenaran Allah untuk menopang kita. Sehingga serangan kejahatan tidak akan mampu menggoncang keteguhan kerohanian kita kepada Tuhan.
Mari kita belajar menghargai firman Tuhan sebagai anugerah yang membebaskan kita dari cara hidup yang tidak berkenan kepada-Nya. Jadi, semakin kita berpegang kepada peringatan-peringatan Tuhan semakin kita memiliki pengenalan yang benar tentang Tuhan dan kehendak-Nya, dan semakin kita disadarkan akan janji-janji-Nya yang besar bagi orang-orang yang hidup tidak bercela. Ini akan mendorong kita untuk bersungguh-sungguh lagi menjaga kualitas hidup kita. “…aku berlaku tidak bercela di hadapan-Nya, dan menjaga diri terhadap kesalahan” (Mzm. 18:24). TUHAN berjanji bahwa Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.
Saat ini kita hidup di dunia yang sudah semakin tidak mementingkan lagi kekudusan hidup. Perselingkuhan, korupsi, seks bebas, gaya hidup hedon, gaya berpakaian yang sering menjadi batu sandungan, narkoba dan lain-lain seolah-olah bukan sesuatu yang tabu dan tercela lagi. Justru orang-orang yang tetap pada kebenaran dan kekudusan dianggap aneh dan tidak mampu mengikuti perkembangan zaman. Orang-orang yang menjaga diri untuk tetap tidak tercela dianggap kampungan dan naif. Oleh karena itu saat ini kita diingatkan bahwa standart hidup kita bukan perkembangan zaman, melainkan sebagai Namaposo yang beriman kita harus terus-menerus belajar bahwa kitalah yang harus memberi pengaruh bagi dunia, bukan dunia yang memberi pengaruh bagi kita. Karena itu, marilah kita berjuang untuk hidup tidak bercela di hadapan TUHAN dan sesama manusia.