Ibadah Harian Keluarga GKPS
Rabu, 28 Juni 2023
1. Mandoding Haleluya No. 160:2
Ganup sogod ningon do Jesus diloonmu,
ase itumpaki ho bai silahoanmu;
Ai arian borngin pe, sai hasomanan-Ni.
Dousamin ganupan pe, sai taluhonon-Ni.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Podah 15:26
“Hagigi ni Jahowa do riah ni halak parjahat, tapi pansing do hata na madear i lobei-Ni.”
“Rancangan orang jahat adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi perkataan yang ramah itu suci.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
kitab Amsal begitu banyak menuliskan nasihat-nasihat kepada umat Tuhan agar pada intinya umat Tuhan menjadi orang-orang yang takut kepada Tuhan. Berbagai tanda dituliskan di dalam kitab Amsal ini yang menunjukkan bahwa seseorang telah hidup dalam takut akan Tuhan. Di antaranya: menghormati orang tua, mencari dan memperhatikan hikmat, berpegang pada didikan, menjauhkan bibir dari kefasikan dan kekejian, dan lain-lain. Bahkan, di ayat harian kita hari ini pun juga dinasihatkan tentang pentingnya menjauhkan diri dari kejahatan dan orang jahat, sebagai tanda hidup takut kepada Tuhan.
Ya, Tuhan membenci kejahatan. Maka umat Tuhan yang tidak mau berhadapan dengan kemarahan Tuhan harus menjauhkan dirinya dari segala bentuk kejahatan. Kejahatan adalah kekejian bagi Tuhan. Kejahatan berusaha menghancurkan semua karya Tuhan, yaitu kehidupan dan cinta kasih. Kejahatan adalah wujud dari pikiran dan tujuan Iblis. Itulah mengapa dia menjadi kekejian bagi Tuhan. Maka bagaimana mengatasi agar diri kita menjauhi kejahatan? Penulis kitab Amsal mengatakan agar kita mengucapkan kata-kata yang ramah. Perkataan yang ramah itu adalah suci. Ramah juga berarti sopan. Ramah itu baik hati dan menarik budi bahasanya. Keramahan mendatangkan keuntungan. Keramahan meminimalisir kerusakan terhadap seseorang atau sesuatu.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
kita semua bisa hidup tidak jahat dan menjadi ramah. Kita bisa. Caranya adalah dengan mengendalikan pikiran dan perasaan kita. Yakinlah bahwa kita mampu melakukannya. Apalah keuntungan yang kita dapatkan jika kita tetap mempertahankan hal-hal yang jahat dalam diri kita? Itu bagaikan sampah yang kita bawa kemana-mana. Kita pasti tidak akan nyaman menyimpannya, apalagi orang lain yang ada di sekitar kita. Keramahan bagaikan bunga segar yang menyebarkan wangi yang bisa dihirup siapa saja. Kita harus bisa menaklukkan kejahatan dengan tetap terus menebar keramahan kepada siapa saja. Hal ini dikarenakan bahwa kita pun juga akan merasa senang jika orang lain memperlakukan kita dengan ramah. Bayangkan jika kita hendak membeli sesuatu di toko atau di pusat perbelanjaan, tetapi kita mendapatkan sambutan yang tidak baik dari penjual. Bisa jadi, kita tidak akan mau membeli barang yang dijualnya, atau jangan-jangan kita tidak akan datang kembali ke tokonya. Semua itu hanya karena kita diperlakukan tidak ramah.
Tuhan Yesus menjadi panutan bagi kita dalam menjauhi kejahatan dan membuat lebih banyak keramahan. Ia tidak menolak siapa pun yang datang kepadaNya, bahkan orang-orang yang dianggap berdosa pada saat itu. Apa buah dari keramahan yang ditebar Yesus? Orang-orang menjadi sadar akan dosanya dan mengikuti Tuhan serta meninggalkan dosanya. Jadi, jika kita hidup ramah dan menjauhi kejahatan, maka kita sedang berada di jalan Tuhan. Berusahalah untuk melakukan itu, karena dampaknya begitu berarti bagi diri kita dan orang lain. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 364:5
Horja-Mu in Tuhan, dear pardalaniin.
Totap ganup padan-Mu in, sadokah-dokahnin.
Sai manrogop au, roh manombah Ham.
Sai papansing Ham ma au, marhitei daroh-Mu.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS