Ibadah Harian Keluarga GKPS
Kamis, 29 Juni 2023
1. Mandoding Haleluya No. 248:6
Parorot Ham tongtong langkahku bai ganup dalan na botul;
Patoguh ham tongtong uhurhu, lao mandalankon hata-Mu;
O sondang na hun Surga in, sondangi uhurhin.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Parambilan 10:4
“Anggo nahit ringis ni sipanggomgomi bam, ulang ma tadingkon iananmu, ai uhur na lamlam do padaohkon buei dousa”.
“Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar”.
4. Renungan
Dalam hidup ini setiap orang tentu pernah marah. Baik itu kepada diri sendiri, kepada orang lain bahkan dengan keadaan yang terjadi. Situasi marah sering sekali membuat kita mengambil tindakan yang terburu-buru dan tanpa disadari hal itu berdampak negatif bagi diri sendiri maupun kepada orang lainnya. Ketidakmampuan untuk mengendalikan amarah sering mengakibatkan orang dapat berbicara dengan sembarangan, kasar dan menyakiti orang lain. Maka tidak jarang kemarahan dapat menciptakan jarak antara kita dengan orang yang membuat kita marah, menghancurkan komunikasi, merusak hubungan dan mempengaruhi kesehatan. Sebagaimana disebutkan Rasul Paulus dalam Efesus. 4:26 “apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa”; artinya jangan membiarkan amarahmu membawamu ke dalam dosa. Ketidakmampuan mengendalikaan amarah dapat menimbulkan masalah yang semakin besar. Sehingga dibutuhkan sikap yang mampu mengendalikan diri dan kesabaran dalam menghadapi situasi yang tidak menyenangkan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
lewat ayat harian ini, Pengkotbah mengingatkan pentingnya hidup dalam kesabaran dan pengendalian diri. Dalam teks disebutkan “jika amarah penguasa menimpa engkau”; Ada beberapa hal yang melatarbelakangi timbulnya amarah penguasa yakni ditemukan adanya hasil pekerjaaan yang tidak seperti yang diharapkan penguasa tersebut. Mungkin ada sikap rakyatnya yang tidak benar dan respon rakyatnya terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh penguasa. Dalam situasi yang sedemikian, Pengkotbah menegaskan untuk tidak meninggalkan tempat. Meninggalkan tempat adalah bentuk perlawanan/pemberontakan dan tidak menunjukkan kesetiaan. Sikap ini tidak akan menyelesaikan masalah namun sesungguhnya akan menimbulkan masalah-masalah baru yang lebih besar. Sehingga dalam situasi yang sangat emosional tersebut dihimbau untuk memiliki kesabaran. Dengan memiliki kesabaran memberi peluang kepada seseorang untuk mengelola emosinya dengan baik, sehingga sikap-sikap yang akan dihasilkan adalah sikap yang seturut dengan kehendak Allah.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
lewat renungan ini kita dituntun tentang bagaimana sikap yang benar ketika kita diperhadapkan dengan situasi yang tidak menyenangkan. Sikap kita diharapkan untuk tidak tersulut emosi; jangan izinkan emosi yang mengendalikan diri kita. Namun biarlah dalam situasi tersebut kita bisa memiliki sikap yang sabar; sehingga kita bisa berpikir jernih dan menghasilkan respon yang positif juga. Kesabaran adalah salah satu dari buah Roh (Gal. 5:22) yang diharapkan dapat dihasilkan oleh semua pengikut Kristus (1 Tes. 5:14). Maka biarlah hidup kita dikendalikan oleh Roh Kudus yang membuahkan pengendalian diri dalam karakter kita dalam menyikapi segala hal dalam kehidupan kita (Gal. 5:22-23). Amin.
5. Mandoding: Haleluya No. 159:3
O Jesus, Pargogohi au sadari on.
Dousa pe padaoh humbai uhurhon.
Ase huihutkon hata-Mu tongtong,
janah hupasangap Ham i tanoh on.
6. Tonggo Ham Bapa Nami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS