1. Mandoding Haleluya No. 230:1+3
Sai ijalo Jesus in do pardousa na tariluh.
Ambilankon Hata in bai ganup halak na kahou.
Ase haganup na roh ipagoluh Jesus do.

Pinahan na kahou in ipindahi si parmahan;
Bujuran do Jesus in mangindahi si pardousa;
Ase ulang magou in ipagoluh Jesus in.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Lukas 15:7
“Huhatahon ma bani nasiam, usih hujai, buenan do malas ni uhur i nagori atas mangidah sada pardousa, na ra paubahkon uhurni, ase mangidah siah puluh siah parpintor, na so pala paubahkon uhur ni sidea.”

“Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ada kesamaan dari tiga perumpamaan yang dikatakan Tuhan Yesus dalam Lukas pasal 15. Perumpaan tentang domba yang hilang, perumpamaan tentang dirham yang hilang, dan perumpaan tentang anak yang hilang, selalu diakhiri dengan adanya sukacita setelah “yang hilang” itu ditemukan. Hal ini dapat kita terjemahkan dengan ada sukacita di surga ketika seseorang bertobat. Ada pertanyaan yang dapat muncul tentang sukacita ini: bagaimana Tuhan bisa bersukacita ketika seorang manusia bertobat? Padahal kita tahu bahwa Dia adalah Allah yang gampang saja melakukan apa yang Ia kehendaki, seperti misalnya mengubah atau menjadikan manusia itu jauh lebih baik dan lebih penurut. Kalau kita bandingkan seperti di pabrik, kalau ada barang produksi yang cacat, pasti langsung dibuang dan pasti ada penggantinya. Tetapi, Allah mau mencari manusia seperti Paulus yang tadinya sangat membenci nama-Nya dan selalu memberontak kepada-Nya tetapi akhirnya bertobat dan menjadi rasul. Inilah yang dikatakan dalam ayat harian hari ini, yaitu tentang sukacita Tuhan karena menemukan satu orang yang bertobat itu “lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan” (Luk. 15:7).

Allah lebih senang melihat sebuah pertobatan dibanding dengan orang-orang yang merasa benar dan merasa tidak memerlukan pertobatan. Perkataan ini merupakan “kejutan” yang membungkam pikiran orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, ketika Tuhan Yesus melihat kehidupan mereka yang selalu berpura-pura dalam kemunafikan melalui kehidupan beragama mereka. Ibaratnya, seekor domba yang hilang dan ditemukan kembali oleh sang gembala, demikianlah orang berdosa di mata Tuhan sangat bernilai untuk diselamatkan. Untuk itulah Tuhan Yesus datang ke dalam dunia demi mencari orang-orang berdosa agar diselamatkan. Semuanya itu hanya oleh kasih Allah yang sedemikian besar untuk melepaskan orang berdosa dari kebinasaan (Yohanes 3:16). Di Israel, ketika ada seekor domba terpisah dari kawanannya, maka sang gembala akan mencari domba tersebut sampai ketemu. Dan ketika domba itu terluka dan tidak dapat berjalan dengan baik, maka sang gembala akan memikul domba tersebut. Demikian juga dengan orang berdosa, yang terhilang dari Allah, yang tidak dapat menemukan jalan untuk bertobat dan berdamai dengan Allah, Yesuslah yang mencari dan menemukannya. Upaya dan teladan yang dilakukan Tuhan Yesus inilah yang dapat kita lakukan.

Hendaknya sukacita dan keinginan Tuhan untuk menjangkau orang-orang berdosa juga menjadi keinginan dan sukacita kita yang paling besar. Kalau Allah saja sebagai “Pribadi yang disakiti” oleh orang-orang berdosa masih tetap bersukacita karena ada orang bertobat dan berbalik kepadaNya, mengapa kita yang sama-sama penuh dosa malah mencela pertobatan orang lain? Apakah kita layak menghakimi orang yang dahulunya adalah pezinah, preman, dulunya pernah menipu kita dan sekarang sudah bertobat dan bersedia mengikut Tuhan? Jika kita mau surga bersukacita, maka penjangkauan kepada orang-orang yang dianggap rendah oleh masyarakat harus menjadi prioritas kita. Mungkin kita dapat berkata: ini susah! Benar, ada hal yang berat ketika kita melakukannya. Tetapi di saat kita bersedia menyangkal diri dan bersedia dipakai Tuhan, maka itu akan menjadi berita baik dan sukacita besar di surga. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 236:1-2
Seng na tarhatahon haholonganni,
uhurni Tuhanta bai pardousa in;
Pusok do uhur-Ni bani jolma in,
na so ra unduk bani Hata-Ni in.

Sol pagoluhon-Ni ganup jolma in,
sol pasonangon-Ni ‘ge parjahat in;
Asal itangihon haganupan in,
Hata hagoluhan binoan-Ni in.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS