1. Mandoding Haleluya No. 3:1-2
Sai puji Naibata, ai holong tong ateiNi.
Malayak tong homa bai ganup tinompa-Ni.
Megah ma hita on, mamuji Naibata.
Ai sasap dousa on, ibahen Naibata.
Tuhanta Naibata marsuruh Jesus Kristus.
Jadi harga tumang do hita on itobus.
Iporsan Jesus in dousanta in ganup.
Ase daroh-Ni in papansing haganup.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Psalmen 113:3
“Humbani hapoltakan ni mata ni ari das hu hasundutan, sai tarpuji ma goran ni Jahowa.”
“Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama Tuhan.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
oleh umat Kristen, nas kita hari ini dapat dipahami secara sederhana, bahwa memang nama Tuhan selayaknya dipuji oleh setiap umat ciptaan-Nya. Tapi agaknya penulis kitab Mazmur ingin melihat esensi dari nas ini lebih dalam. Diawali dengan kalimat “dari terbit sampai kepada terbenamnya.” Kalimat ini ingin menyampaikan bahwa sepanjang kehidupan manusia, semenjak manusia itu bangun pada pagi hari yang ditandai dengan terbitnya matahari sampai kepada manusia itu beristirahat pada malam hari yang ditandai dengan terbenamnya matahari sepatutnya kehidupannya adalah kehidupan yang memuji Tuhan. Satu hal yang melekat dan tetap ada dalam kehidupan manusia adalah memuji Tuhan.
Hal berikut yang akan kita lihat adalah bahwa esensi keberadaan matahari adalah sesuatu yang dapat dirasakan dan dinikmati oleh semua orang yang ada di bumi ini. Baik itu muda, tua, laki-laki, perempuan, kaya, miskin, kulit berwarna, kulit pulit, di Asia dan di Eropa, semua dapat merasakan dan menikmati matahari. Lalu untuk semua orang yang dapat merasakan matahari tersebut, yang harus dilakukan adalah memuji Tuhan. Siapa pun dia, dimana pun dia, apa pun pekerjaannya, selayaknya memuji Tuhan. Itu berarti pujian untuk Tuhan dilakukan oleh semua orang, tanpa dibatasi oleh apa pun, karena semua orang dapat merasakan terbit dan terbenamnya matahari.
Jemaat Tuhan,
lalu mengapa kita harus memuji Tuhan? Sangat jelas bagi kita bahwa segala sesuatunya ada adalah karena Tuhan semata, karena sejatinya tanpa Dia, maka semua menjadi tidak ada apa-apa. Hal ini juga melatarbelakangi pemazmur yang telah mengalami Tuhan yang bertindak dalam kehidupannya, Tuhan yang selalu mempersiapkan apa yang dibutuhkannya, Tuhan yang memberi kehidupan baginya. Tentu pengalaman yang dialami oleh pemazmur bukanlah pengalaman yang hanya pemazmur saja yang mengalaminya. Kita sebagai umat yang tetap berproses dalam kehidupan ini, yang selalu melihat dan mengalami karya Tuhan dalam kehidupan ini, dimana pun kita, maka karya Tuhan itu yang menjadi alasan utama bagi kita untuk memuji-Nya. Memuji Tuhan adalah hal yang prinsipil yang semestiya dilakukan oleh setiap orang, karena sudah terlalu banyak yang dilakukan Tuhan kepada umat-Nya. Tidak akan kita temukan alasan untuk tidak memuji Tuhan, karena Dia adalah Allah yang layak dipuji.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
bagaimana sikap umat yang memuji Tuhan? Apakah pujian itu hanya digambarkan dengan datang bertelut di hadapan-Nya, atau menyanyikan pujian dengan suara yang nyaring? Atau menyatakan di depan khalayak bahwa kita memuji Tuhan? Ternyata hal untuk memuji tidak hanya sebatas gerakan atau bahasa tubuh yang kita lakukan, tetapi lebih kepada bagaimana kita menata hidup kita, sehingga segala sikap dan tindakan kita adalah memuji Tuhan. Tuhan yang berkarya, Tuhan yang Mahatinggi hendaknya kita puji melalui sikap kita yang siap untuk merendahkan diri di hadapan-Nya, Tuhan yang luar bisa perbuatan-Nya semestinya kita respons dengan iman percaya kita yang tetap meninggikan dan memuliakan-Nya. Memuji Tuhan berarti keseluruhan hidup kita adalah gambaran umat yang memahami bahwa Tuhan adalah pencipta segalanya, sehingga pujian kita tidak hanya sebatas kata dan kalimat, tetapi pujian kita lebih kita nyatakan melalui sikap dan tindakan kita sebagai umat yang percaya, karena itu adalah hak dan tanggung jawab kita sebagai umat yang telah diselamatkan. Maka selamat memuji Tuhan dengan sikap kita, dalam totalitas kehidupan kita, dari terbit sampai terbenamnya matahari. Amin.
5. Benyanyi Kidung Pujian “Dari Terbit Matahari”
Dari terbit matahari, sampai pada masuknya, biarlah nama Tuhan dipuji.
Dari terbit matahari, sampai pada masuknya, biarlah nama Tuhan dipuji.
Puji Tuhan. Puji Tuhan.
Dari terbit matahari, sampai pada masuknya, biarlah nama Tuhan dipuji.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS